6. Ti Amo

2.7K 232 6
                                    

Ketika malam sudah larut suasana terasa semakin hening. Angie yang kelelahan terlelap pulas di atas peraduannya tanpa menyadari sebuah bayangan datang mendekat bersama sayap-sayap kegelapan yang berusaha menggapai raganya. Namun, yang gadis itu lihat di dalam mimpinya justru sangat berbeda dengan kengerian yang terjadi di dunia nyata. Di dalam mimpinya Angie terbuai dan terlena oleh cumbuan lelaki bersurai hitam yang bersatu bersamanya. Dia mendesah sambil meremas helaian rambut lurus dan panjang yang berserakan di dadanya, lelaki itu menghujam ke dalam tubuh Angie dengan hentakan yang menggetarkan jiwa, membuat Angie merasakan kenikmatan yang tidak pernah berani hanya untuk sekedar dia bayangkan sebelumnya.

"Ti amo" bisiknya, "Ti amo con tutta l'anima"  Angie tidak mengerti bahasa Italia, namun entah bagaimana dia paham apa yang lelaki itu bisikkan kepadanya. Dia baru saja mengungkapkan betapa besar cintanya kepada Angie.

Tubuh lelaki itu terasa sangat dingin tapi tempat di mana mereka bersatu begitu panas sehingga Angie meleleh di atas pangkuannya. "Siapa kamu?" tanya Angie dengan mata yang terpejam menikmati setiap dorongan yang lelaki itu berikan.

Dia mengangkat wajahnya dari dada Angie kemudian menatap Angie dengan sendu sambil berbisik pelan, "Buka matamu, Angelique"

Saat Angie membuka mata dia terbangun dari tidurnya, matanya langsung bertemu dengan manik hijau yang berkilat di dalam kegelapan yang menatapnya dengan sorot yang tajam. Jantung Angie seakan berhenti berdetak saat itu juga, selama beberapa menit tubuh Angie yang berada di atas ranjang membeku dan tak dapat dia gerakkan. Lelaki itu mengulurkan tangan dan mengusapkan jemari dengan cakar-cakar yang tajam membelai sisi wajah Angie yang gemetar ketakutan.

Angie ingin menjerit namun tak ada sedikit pun suara yang keluar dari bibirnya. Napasnya tercekat, yang mampu dia lakukan hanyalah meneteskan air mata melihat makhluk bertaring runcing itu menyeringai kepadanya. Meski dalam wujud yang mengerikan Angie masih mengenali wajahnya, lelaki itu adalah lelaki yang sama yang dia lihat di jamuan makan malam ini dan baru saja muncul di dalam mimpinya.

Di dalam benaknya Angie terus berdoa agar Tuhan dapat melindunginya dari makhluk mengerikan ini, hingga tak beberapa lama kemudian tubuhnya berhasil dia gerakkan lalu tanpa pikir panjang dia segera berteriak sambil berlari keluar dari kamarnya.

Angie berlari tak tentu arah dan tidak begitu memperhatikan lorong yang gelap sampai-sampai tubuhnya yang kecil menabrak tubuh besar yang kokoh dengan sangat kuat hingga dia terpental dan nyaris mendarat dengan keras di atas lantai jika saja sepasang lengan yang kuat itu tidak meraih tubuhnya.

Aku berusaha melihat siapa yang dia tabrak sambil berharap orang itu bukanlah Lucia LaRosa. Mata merahnya menyala di dalam kegelapan, menyorot Angie dengan datar. Rambutnya yang pirang tergerai membingkai wajahnya yang tampan. Salvatore de Stallone tampak tidak senang melihat Angie menjerit dan berlarian di kastilnya pada tengah malam. Angie yang masih diselimuti rasa takut dengan tergesa-gesa berdiri dan menjaga jarak dari sang lord. "Maafkan aku my lord, kumohon maafkan aku" ucapnya.

"Apa yang terjadi?" tanya pria itu.

Angie meneguk ludahnya kasar. Jemarinya masih gemetar untuk menceritakan kembali apa yang baru saja dia lihat di kamarnya. "Ada makhluk aneh di kamarku, my lord"

Lord de Stallone mengernyitkan dahi, dia mungkin berpikir kalau Angie hanya mengarang cerita. "Kamu pasti hanya mimpi buruk"

Angie menggeleng cepat, "Tidak, aku sungguh melihatnya! Dia memiliki sayap hitam yang mengepak lebar, bertaring, dan memiliki cakar yang tajam, wajahnya mirip dengan...." Angie tidak menyelesaikan kalimatnya, dia takut dianggap lancang jika menuduh salah satu anggota keluarga penging di kastil ini. "Dia menyentuhku" kata Angie, mengalihkan.

Wajah tampan itu mengencang, sambil melangkah mendahului Angie Salvatore  de Stallone berkata, "Mari kita periksa ke kamarmu, my lady"

Dengan masih dibayangi oleh rasa takut Angie mengikuti Lord de Stallone yang melangkah menuju ke kamarnya. Setibanya mereka di sana, pintu kamar Angie masih terbuka. Dia mengintip di balik bahu besar sang Lord dan terkejut karena tidak menemukan sosok itu di kamarnya. Kamar Angie kosong, namun jendela-jendela kamar masih terbuka lebar seperti yang terakhir kali Angie tinggal.

"Tidak ada siapapun di sini" ucap Lord de Stallone sambil melangkah masuk. Angie membuntutinya, dia memperhatikan gerakan hidung Lord de Stallone yang sedang mengendus lalu lelaki itu mengetatkan rahangnya, "Salazar" desisnya, tajam.

Angie yang menangkap samar desisan itu lantas bertanya, "Maaf, apa Anda baru saja mengatakan sesuatu, my lord?"

Mata merah sang Lord tertuju kepada Angie, pada seluruh tubuhnya dari ujung rambut hingga ke ujung kaki. "Apa kamu terluka?" tanyanya. Angie menggelengkan kepala. "Tidak ada siapapun di sini, kamu mungkin hanya bermimpi"

"Itu tidak mungkin!" bantah Angie, dia telah melupakan sopan santunnya karena secara tidak langsung Lord de Stallone menuduhnya mengarang cerita, "Aku melihatnya dengan sangat jelas tadi dan aku tahu betul siapa dia!"

Satu alis lelaki itu terangkat baik, "Benarkah? Siapa?"

Jika Angie mengatakannya pasti akan menimbulkan masalah sebab dia telah menuduh anggota keluarga mereka tanpa bukti. Tidak, Angie tidak ingin mengacaukan restu yang telah dia dapatkan dengan mulus malam ini.

Angie berdiri membeku di hadapan Lord de Stallone tanpa bisa menjawab pertanyaan lelaki itu. Dia ingin segera kembali ke London agar dia bisa kembali menjalani hidupnya yang normal tanpa perlu dibayangi oleh rasa takut lagi. Kastil ini seakan menyimpan beribu rahasia yang mengerikan sehingga Angie merasa tidak aman untuk berada di sini lebih lama.

"Kamu baik-baik saja?" entah mengapa suara Lord de Stallone berubah menjadi lembut ketika Angie terdiam di dalam kemurungannya. Lelaki itu mendekat kepada Angie, membawa udara dingin berbau dedaunan dan kayu-kayu tua bersamanya. "Kembalilah tidur, tidak ada yang perlu kamu takutkan"

Angie menggelengkan kepala, "Aku pikir aku tidak bisa kembali tidur my lord" 

"Kalau begitu," Lord de Stallone mengulurkan satu tangannya kepada Angie, "Maukah kamu berjalan-jalan mengelilingi kastil tua ini bersamaku?"

— TBC —

Ti amo : aku mencintaimu
Ti amo con tutta l'anima : aku mencintaimu dengan sepenuh jiwaku.

Hai guys, dapatkan potongan harga pada setiap pembelian semua karyaku di KaryaKarsa dengan menggunakan kode voucher : DISKON02 jumlah voucher terbatas jadi buruan klaim sebelum kehabisan!

Bagi kalian yang mengalami kendala dalam pembelian di Karya Karsa seperti harga koin yang terlalu mahal, dan kendala dalam pembelian melalui web. Bisa melakukan pembelian pdf lewat email ya (hanya berlaku untuk karya yang aku jual di Karya Karsa saja)

Caranya mudah tinggal kirim judul + alamat email lewat chat pribadi wattpad aja<3

Jangan lupa untuk vote dan comment, perhatian dan dukungan sekecil apa pun dari pembaca sangat berarti untuk penulis dalam berkarya!

Bride of the Vampire Lord (TAMAT) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang