Prologue

4K 245 6
                                    


Angie mengintip keadaan di luar gua sambil bertanya-tanya, ini mimpi atau bukan? Dia tidak bisa lagi membedakannya sejak dia berada dalam mimpi yang meluncur cepat, yang telah menyelubunginya begitu lama sejak kecil. Dunia sekitar yang diselimuti kegelapan bagai mendesir lewat, angin menderu keras di telinganya. Angie tak bisa melihat apa pun kecuali bintang-bintang yang bergulir.

Angie melangkah keluar dan melihat secercah sinar keemasan redup di langit fajar. Ada kastil di atas bukit, mungkin dia bisa meminta pertolongan di sana. Namun, baru saja Angie hendak berjalan ke arah rumah tersebut, bayangan bersayap terbang di atas kepalanya. Dia mendongakkan kepala dan lututnya terasa lemas begitu dia melihat puluhan kalelawar-kalelawar raksasa terbang mengitarinya. Belum sempat Angie memproses kengerian itu, dia dibuat terkejut oleh orang-orang bersenjata yang muncul dari dalam gua, mereka berteriak dalam bahasa Latin kuno yang tidak Angie mengerti sambil menyerbu ke arahnya. Angie ingin berlari, tapi dia tidak dapat mengendalikan tubuhnya. Tubuh itu justru dengan sendirinya menerjang ke arah orang-orang yang ingin menghabisinya.

Sayap mencuat dari punggungnya bersama taring dan cakar-cakar yang tajam. kalelawar-kalelawar raksasa yang terbang di atas kepalanya mendekat dan turut menerjang ke arah ratusan orang itu. Saat mereka berada begitu dekat, Angie baru menyadari kalau mereka bukanlah kelelawar melainkan monster bersayap hitam dan bertaring tajam seperti dirinya.

Di tengah kebingungan dan rasa takut itu tubuh Angie terus bergerak di luar khendak menyerang orang-orang yang ada di sekelilingnya. Hingga tiba-tiba saja salah satu dari mereka berhasil menikam dadanya dengan sebuah pasak kayu. Dia merasa sesak dan terbakar, dia jatuh di atas tanah dan melihat ada begitu banyak yang mati di sekitarnya, termasuk monster bersayap yang menolongnya pun ikut tumbang juga.

"Cara mia...." seorang pria bersayap hitam dengan wajah yang kabur mendekatinya sambil mengulurkan tangan, namun belum sempat tangan mereka bertemu pria itu lebih dulu ditarik dan dibawa pergi oleh kawanannya.

Tangannya Angie membeku di udara, dengan suara yang lirih dia berkata, "Salvatore...."

Setangkai mawar berduri jatuh di atas tangannya. Merah pekat, sepekat darah yang mengalir dari tubuhnya. Cahaya matahari yang keluar dari balik bukit mengubahnya dan juga manusia-manusia bersayap yang telah gugur menjadi abu yang tertiup angin. Lenyap di dalam rasa sakit.

Tiba-tiba saja Angie ditarik ke dunia nyata dan terbangun di atas ranjangnya yang sempit. Peluh membanjiri tubuhnya yang masih menggigil dan gemetaran karena mimpi buruk yang baru saja ia alami. Dia memang sering memimpikan hal-hal aneh sejak kecil. Mimpi di mana dia menjadi wanita bangsawan yang jahat dan licik yang hidup di abad pertengahan bernama Angelique. Namun, ini untuk yang pertama kalinya Angie melihat dirinya sendiri berubah wujud menjadi monster mengerikan.

"Angie, sayang, apa yang terjadi?" Angie masih pucat dan gemetaran saat neneknya masuk ke dalam kamar dan terkejut melihatnya bangun tengah malam, "Nenek mendengar jeritanmu"

Angie sama sekali tidak merasa kalau dia menjerit, mungkin dia melakukannya saat masih tertidur. Mengusap wajahnya gusar Angie berkata, "Aku mimpi buruk lagi, nenek"

Neneknya menjadi semakin khawatir, "Cukup sudah, ini keterlaluan! Kau pasti dihantui oleh makhluk halus yang mengikutimu sejak kecil. Sebaiknya kita pergi ke gereja untuk menemui Pastur dan meminta bantuannya, dia mungkin bisa membuatmu berhenti memimpikan hal-hal mengerikan juga menghapus semua ingatan tentang mimpi burukmu"

Ya, Angie tidak akan membantah neneknya lagi. Setelah mimpi yang baru saja dia alami dia juga memikirkan hal yang sama, dia ingin semua mimpi-mimpi buruk itu berakhir dan dia tak ingin ada satupun mimpi yang tertinggal di ingatannya yang dapat menghantuinya hingga dia dewasa.


— TBC —

Helloo semuanya, selamat datang di cerita baru😘

Jangan lupa untuk vote dan comment, perhatian dan dukungan sekecil apa pun dari pembaca sangat berarti untuk penulis dalam berkarya!

Bride of the Vampire Lord (TAMAT) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang