JENDRAL ARINDAMA.
Lelaki tampan yang memiliki banyak kekurangan dalam keluarga, pertemanan, pelajaran, dan banyak lagi.
Lelaki cacat yang mempunyai banyak hal yang harus ia capai. "Jendal mau jadi psikolog!" seru seorang Jendral kecil di kala itu.
"Kamu buta, Jendral. Kamu gak bisa jadi psikolog. Lagian, masih banyak cita-cita lain buat kamu kejar, kenapa harus psikolog? nanti kamu bakal urus pasien sakit mental, lho."
Ujar Sang Ayah, beberapa minggu setelah Jendral kecelakaan.
Terkadang, hal yang membuat Jendral patah semangat, itu adalah orang yang ia sayangi. Kenapa? kenapa kalau Jendral ingin menjadi Psikolog?
"Tapi kan psikolog bisa sembuhin olang sakit mental, Papa.."
Cicit Jendral kecil.
Hahaha. Jendral dulu masih belum bisa mengucapkan huruf R.
"Bukannya nyembuhin, nanti malah kamu yang ketularan."
Saat itulah, tangis Jendral pecah.
***
"Maaf."
Bugh!!
***
"Maaf. Kami sudah berusaha semaksimal mungkin, tapi kami gagal."
"Jadi..."
"Saya menyatakan, pasien atas nama
*** , meninggal dunia.""GAK! GAK! LO MASUK KE DALAM BUAT SEMBUHIN DIA!! MASUK GAK?!! DIA BELUM MATI! DIA MASIH HIDUP, BRENGSEK!!"
***
"Udah setahun, tapi gue belum bisa berhenti buat nyesel atas kejadian malam itu. Maaf... seandainya gue gak nelpon lo. Seandainya malam itu, gue yang mati, bukan lo."
"Yang tenang disana ya, Bro. Kita bakal sering-sering kesini buat nanyain kabar lo disana."
"Dan satu lagi,"
"Malam ini, gue mohon, datang ke mimpi gue, *** *** ***."
"Kita selalu kangen sama lo."
***
Dari saya,
Kares.
KAMU SEDANG MEMBACA
ARINDAMA
Teen Fiction[FOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA] 𝐑𝐎𝐌𝐀𝐍𝐓𝐈𝐒 𝐁𝐄𝐑𝐊𝐄𝐃𝐎𝐊 𝐀𝐊𝐒𝐈!! Jangan salah paham dengan judul maupun sampul. Karna dalam 𝐂𝐄𝐑𝐈𝐓𝐀 ini, akan difokus kan kepada semua tokoh, entah itu tokoh pembantu, tambahan, antagonis, maupun tritag...