🍄 TUJUH 🍄

79 3 0
                                    

Annyeong cung!
komen & vote nya janlup yee!

***

Akhirnya, Baskara dan Jendral sudah sampai di area taman yang diisi oleh berbagai macam bungan dan juga rumput halus di bawah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Akhirnya, Baskara dan Jendral sudah sampai di area taman yang diisi oleh berbagai macam bungan dan juga rumput halus di bawah. Baskara kemudian menuntun Jendral untuk duduk di atas rerumputan hijau itu. Saat mereka berdua duduk sampingan, Baskara dan Jendral melepas alas kaki mereka untuk merasakan rumput tersebut.

"Cuman rumput tapi bikin tenang," gumam Jendral yang masih bisa didengar oleh Baskara. Lelaki itu tertawa kecil. Keduanya pun meluruskan kedua kaki mereka.

Baskara memandang ke arah langit. Untung saja langit yang lumayan cerah itu tidak membuat nya silau akibat pohon besar melindungi nya bersama Jendral. "Cerah banget langit nya, Ral." Ucap nya.

"Gue bisa rasain kok, Bang." Jawab Jendral yang tengah memejamkan matanya, menikmati angin dan suasana yang bisa ia rasakan. "Tiduran yuk." Ajak Baskara yang lebih dulu membaringkan tubuhnya. Jendral akhirnya mengikuti perintah lelaki itu lalu membaringkan tubuhnya di atas rerumputan.

Hening.

"Bang," panggil Jendral, masih setia dengan mata nya yang terpejam.

"Hm?" jawab Baskara.

"Lo gak ke kampus?"

Baskara melihat arloji yang ia pakai di tangan kanan nya.

"Masih ada 40 menit kurang lebih, baru gue berangkat." Jawabnya.

"Bang,"

"Hmm?"

"Kira kira... gue bisa gak yah, kuliah?"

Baskara tertegun. Ia kemudian menoleh ke arah sang Adik. Lelaki itu memandangi wajah Jendral dari samping. Ia mengambil nafas pelan, kemudian membuka suara, "lo pengen banget buat kuliah?"

Jendral mengangguk kecil tanpa berniat membuka mata. "Iya. Gue mau sibuk kayak lo daripada harus ngeliat tempat gelap ini tiap hari."

"Gelap ya, disana?" tanya Baskara.

"Banget, Bang. Gue takut."

"Takut kenapa?"

"Gue takut, gabisa ngeliat selamanya."

"..."

"Gue takut, gabisa ngeliat Abang, Mama, Papa, Rafka, Sam, Ganta."

"..."

"Gue takut, gabisa ngejar waktu Mama sama Papa."

"Gue takut, sampai nafas terakhir-"

"Ssht!"

Jendral menghela nafas panjang.

"Lo bisa, Ral. Gue tau itu. Lo, bisa kuliah. Masuk fakultas apapun yang lo mau. Selama lo berusaha." Jelas Baskara meyakinkan.

ARINDAMATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang