🍄 SEMBILAN 🍄

85 3 0
                                    

Selamat memulai hari!
Gak mau nanyain kabar soalnya kabar Ares lebih perlu di tanyakan, wkwk.

Kalo ada typo, tandain yaa, biar ku revisi nanti..

***

Tasya pun melangkah menaiki anak tangga

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tasya pun melangkah menaiki anak tangga. Sesampainya di depan kamar Jendral, Gadis itu menarik gagang pintu tersebut lalu mendorong nya perlahan. Pemandangan nya masih sama, yaitu Jendral yang masih meraba buku braille nya.

Tasya pun berjalan mendekati Lelaki itu kemudian duduku di bibir kasur. Ia memandangi buku yang di genggam Jendral sejenak. "Ambil minum doang kok lama banget?" lontar Jendral saat sudah meyakinkan diri bahwa yang duduk di kasur nya itu Tasya.

Lamunan Tasya langsung pecah karna suara Lelaki itu. Ia pun menatap nya. "Tadi-"

Cklek!

"Tadi gue abis berantem ama dia," jawab Baskara yang tanpa aba-aba langsung masuk ke kamar Jendral. Tasya menyerngit bingung sambil mendongak ke arah Baskara. "Lo-"

"Gue denger pas mau masuk kesini." Potong Baskara kemudian mengambil kursi lipat lalu duduk di samping Jendral.

"Suka motongin omongan orang cepet mat-" ucap Tasya namun di sela oleh Baskara.

"Suka fitnah cepet dapet karma."

Jendral menghela nafas pelan,"udah udah. Bang," panggil Lelaki itu.

"Hm?"

"Lo kenapa bisa berantem sama Ana?" tanya Jendral seraya menutup buku braille nya.

Baskara terdiam sebentar kemudian menatap Tasya dengan datar. Tatapan nya kini beralih pada Adiknya yang menatap kosong ke arah depan. "Nih cewek?"

Jendral mengangguk kecil.

"Dia masuk kamar gue tanpa izin sama gue-"

"Gue udah je-"

"Abis itu dia jatuhin vas bunga mawar kesukaan gue." Cerocos Baskara sambil menyilangkan kedua tangannya.

Tasya mengambil nafas dalam dalam. Astaga, sumpah demi apapun, kenapa dia harus berurusan dengan cowok titisan Suzanna ini? pikirnya.

Jendral membelalak kaget, "serius?" tanyanya tidak menyangka akan penjelasan Abang nya itu.

Baskara mengangguk kecil walau tak dilihat oleh sang empu. "Iya."

"Trus mawar lo gimana, Bang?"

"Udah rusak gara-gara nih cewek." Pekik Baskara sambil menatap Tasya dengan tajam.

Jendral menghela nafas kecil. "Ana, minta maaf." Tegas nya.

Tasya menatap Jendral. "Gue udah minta maaf tadi, Jen." Ujar nya.

"Tapi belum di pendengaran gue, cepet minta maaf." 

"Tapi-"

"Gue bilangin Nyokap-"

ARINDAMATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang