[Perasaan aneh]
Malam hari, sepasang kekasih itu melangkah ke sebuah apartemen dengan membawa kantong plastik kecil berisi obat-obatan.
Benar, mereka adalah Rosè dan Jungkook. Siang tadi Lisa menghubungi Rosè dan memberitahu bahwa Jimin sedang tidak enak badan. Lalu tanpa ragu Rosè membatalkan acara makan malamnya dengan Jungkook demi menjenguk Jimin.
"Hati-hati, Rosè! Kau tidak perlu terburu, dia tidak akan mati." Ucap Jungkook dengan raut wajah kesal karena dia harus jauh-jauh mengantar Rosè bertemu dengan Jimin.
Bukan, bukan masalah sejauh mana dia mengantar kekasihnya, namun masalahnya ia akan bertemu dengan Jimin.
Ya walaupun Rosè sudah menawarkan dia bisa naik bus sendiri, namun Jungkook tidak akan tega membiarkan Rosè pergi sendiri.
"Ku harap dia juga tidak mati sekarang." Ucap Rosè dengan raut wajah khawatir sembari menekan-nekan bel apartemen Jimin. Walau sudah mengetahui sandi apartemennya, tetap saja Rosè tidak boleh masuk sembarangan.
Pintu apartemen terbuka, menampakkan Jimin dengan wajah pucatnya. Tangan kirinya setia memegangi perut yang terasa sangat sakit.
Jimin menatap Rosè sejenak, lalu menatap ke arah Jungkook dengan tatapan yang tak enak dipandang. Rosè menyadari keduanya tidak saling berdamai, ia pun masuk dan memapah Jimin untuk duduk di sebuah sofa.
"Kau telat makan lagi?" Rosè menggerutu sembari mencari segelas air minum di dapur. Sedangkan Jungkook duduk berhadapan dengan Jimin. Jungkook tertawa kecil melihat Jimin yang tengah menahan kesakitan karena penyakit maag nya yang kambuh.
"Kau dua tahun lebih tua dariku. Tapi masih butuh pacar orang lain untuk mengurusmu?" Ucap Jungkook.
Jimin tidak menanggapi. Kemudian, Rosè datang membawa segelas air dan beberapa obat untuk diberikan kepada Jimin. "Kau minum ini dulu!"
Jimin pun minum obat yang dibawakan Rosè, Jungkook tak henti-hentinya menebarkan aura kecemburuan kepada mereka berdua. Namun, ia akan menahannya karena sangat gengsi di hadapan Jimin.
"Terima kasih." Ucap Jimin kepada Rosè.
"Dia tidak mati kan? Mengurus diri sendiri saja tidak bisa, pantas melajang." Celoteh Jungkook yang mendapat pukulan dari Rosè.
"Yak! Jeon! Kau jangan berulah ya!"
"Pacarmu saja membelaku, masih percaya diri?" Timpal Jimin dengan senyum kemenangan. Sedangkan Jungkook seketika beranjak dari duduknya, tidak tahan dengan situasi yang menyebalkan ini.
"Kau mau kemana?" Tanya Rosè kala ia menyadari Jungkook ingin pergi.
"Aku tunggu di mobil. Jika sudah selesai turunlah! Aku tidak mempunyai urusan dengannya, untuk apa aku di sini?" Jungkook pun melenggang pergi begitu saja. Ada rasa bersalah yang Rosè rasakan detik itu juga.