[Mereka anak didik Seokjin]
BRUK!!
"Astaga! Rosè!" Selang beberapa menit kepergian Jungkook, Rosè tak sadarkan diri. Dia tidak habis pikir, kenapa Jungkook tega menduakan dia, kenapa harus dengan Lisa? Sahabatnya sendiri.
Entah tuduhan itu benar atau tidak, nyatanya Jungkook tak sedikit pun membantah, tak sedikitpun mengelak apa yang Rosè katakan. Hal itu membuat Rosè maupun Jimin menganggap bahwa Jungkook benar-benar selingkuh.
Tapi kenapa, Lisa?
Jimin pun membawa Rosè kembali masuk ke dalam rumah, yang membuat sang nenek panik bukan main karena melihat cucunya yang tak sadarkan diri.
"Rosè kenapa, nak?" Paniknya.
"Halmeoni, Jimin minta tolong siapkan air hangat boleh?" Sang nenek pun mengangguk, "beberapa minyak penghangat juga boleh."
Hyo Jung pun lekas pergi ke dapur untuk menyiapkan beberapa barang yang Jimin minta. Sedangkan Jimin menidurkan Rosè di atas ranjang kamarnya dengan perlahan. Setelah menata bantal dan selimut, Jimin pun menelefon teman dekatnya yang berprofesi menjadi dokter untuk segera datang ke alamat yang Jimin bagikan.
Jimin meraih beberapa lembar kertas kosong yang ada di nakas milik Rosè, kemudian ia lipat menjadi dua bagian agar bisa dijadikan kipas. Melihat Rosè berkeringat seperti ini membuatnya tak tega. Jimin akui rumah ini cukup panas karena tidak terdapat AC, udara sejuk hanya didapatkan ketika jendela rumah terbuka lebar. Namun, Jimin nyaman berada disini, karena ada Rosè.
Tak lama, Hyo Jung masuk ke dalam kamar dengan membawa bak kecil berisi air hangat, disertai handuk dan beberapa minyak aroma.
"Dia kenapa sebenarnya?"
Jimin tersenyum, "Rosè mungkin sedikit lelah, Jimin sudah panggilkan dokter untuk kemari, dia baik-baik saja Halmeoni."
"Kasihan dia, pasti sangat lelah setiap harinya karena terus bekerja. Dulu, sebelum nenek pindah kesini, dia selalu mengirimkan uang banyak untuk nenek. Namun tak pernah sampai ke tanganku. Uangnya selalu terbuang sia-sia karena dipakai untuk hal-hal yang tidak berguna oleh orang tuanya."
"Lalu Halmeoni bagaimana?"
"Nenek membantu di rumah tetangga yang mempunyai usaha jual kue, dari situ nenek mendapatkan uang. Terkadang, nenek juga menginap di rumahnya karena kedua orang tua Rosè sering membawa teman-temannya ke rumah untuk berjudi."
Jimin memandang Rosè yang masih belum tersadar, ia benar-benar tak tega. "Halmeoni, Jimin berniat membawa Rosè pindah dari sini, dan Rosè menyetujuinya. Halmeoni mau kan?"