[Jimin yang terbaik]
"Maaf aku sedikit terlambat."
"Terlambat 5 menit. Aku berniat memaafkanmu."
Jimin yang baru saja datang itu pun mengacak puncak kepala Rosè. Begitu menggemaskan pikirnya. Padahal umurnya sudah tidak muda lagi. Namun, Rosè cukup awet muda.
"Mau masuk sekarang?"
"Ayo."
Jimin pun memegang pinggang Rosè dan berjalan mendampingi gadis itu. Dalam acara ini, peresmian cabang toko bunga milik Rosè yang berada di Busan, ia buka dengan dampingan Park Jimin.
"Terima kasih untuk semuanya yang hadir disini. Sebelumnya perkenalkan, saya Rosèanne Park, dan di samping saya ada Park Jimin. Rekan kerja sekaligus calon pacar saya," beberapa orang pun tertawa mendengar kalimat calon pacar. Kemudian Rosè melanjutkan, "dia adalah salah satu orang yang mendukung bisnis saya dari awal."
"_____toko bunga yang dulunya hanya berada di sudut kota Seoul yang tak banyak orang tau, kini sudah bisa membuka cabang di luar kota. Tentunya, dengan bantuan Jimin. Dulu saya sempat berpikir, siapa yang mau membeli bunga setiap hari? Siapa yang mau membeli bunga karena bunga tidak akan tahan lama? Pertanyaan itu terus bermunculan di pikiran saya."
"_____kemudian, Jimin datang dan bilang kepada saya. 'jika ingin mulai berbisnis, jangan takut gagal. Jika takut gagal, jangan mulai berbisnis'. Sejak saat itu saya merasa tertantang. Jadi, tepuk tangan untuk calon pacar saya." Semua yang berada di sana pun memberikan tepuk tangan.
"_____walau kalimatnya tadi sudah banyak saya temukan di media sosial, tapi entah kenapa, ketika yang mengucapkannya adalah Jimin, hati saya langsung tersentuh." Rosè pun tersenyum malu, "baiklah, toko bunga ini saya resmi buka. Setiap orang yang datang, dapat mengambil bunga apapun. Tidak dipungut biaya ya!"
Kemudian, orang yang datang ke acara itu pun langsung masuk ke toko bunga milik Rosè. Tentu dibantu dengan beberapa karyawan disana.
"Aku bangga padamu." Ucap Jimin.
"Benar, aku ini memang hebat." Pujinya pada diri sendiri.
"Hmm, sepertinya aku mendengar sebuah kata yang menarik dari pidatomu tadi. Apa ya? Calon pacar? Mungkin."
"Benarkah? Aku tidak ingat."
"Hei! Tidak bisa! Jadi sekarang kau sudah resmi jadi pacarku kan? Kau menerimanya? Ah sudah! Tidak perlu tanya lagi. Hari ini, kita berpacaran!"