Bencana alam mungkin bertanda kemarahan Tuhan, setelah semua terporak-poranda dan hanya bersisa luka dan kematian, Xiao Xingchen yang selamat menemukan seorang anak perempuan buta yang meminta pertolongannya.
Tenda-tenda darurat dipasang, ia yang memiliki pengetahuan tentang pengobatan pun membantu sembari menenangkan anak itu.
Siapa yang menyangka, air laut tumbah ke daratan dan banyak memakan korban.
"Kenapa hanya aku yang selamat?"
Xiao Xingchen terbelalak, melihat anak berusia tujuh tahun itu dengan iba.
"Itu berarti kau masih dilindungi Tuhan."
"Kenapa aku yang buta ini diselamatkan?? Kenapa bukan kakakku saja? Dia melindungiku hingga terbawa ombak besar."
"A-qing, sayangku. Kita berdoa semoga kakakmu pun dalam lindungan-Nya, ya."
Xingchen memperhatikan, gadis kecil ini tak menangis, dia yang tak memiliki indra penglihatan hanya duduk diam sembari mengistirahatkan diri karena kakinya terluka. Xingchen yang baru saja membersihkan lukanya, lantas menyerukan agak dia beristirahat dahulu.
"Tidurlah, aku akan mencoba mencari tahu keberadaan kakaku, siapa namanya?"
"Benarkah?? Sungguh?"
"Ya." Xincheng tersenyum amat manis. Walau anak itu tidak bisa melihatnya.
"Namanya Xue Yang."
Setelah mengetahui nama kakak laki-laki yang dimaksud, Xingchen lantas bergegas mencari. Lebih dari tiga hari ia mendatangi pusat informasi yang mendata korban selamat ataupun meninggal dunia. Namun, tak menemukan apa pun. Xingchen tak ingin putus asa, masih ada hari esok untuk memulai pencarian lagi, tetapi di hari keenam, ia mendapatkan informasi bahwa kakaknya A-qing telah mati.
Pulang ke tenda gadis kecil itu dengan bahu yang menurun, Xingchen berusaha mengendalikan dirinya. Dan memberitahu kepada gadis kecil itu. Ia melihat keputus-asaan, air mata dan teriakan, dan ia pun berusaha menenangkan sehingga gadis itu tertidur dalam pelukannya.
Yang bisa ia lakukan hanyalah ini, untuk gadis yang kehilangan separuh jiwa. Namun, ia berjanji akan berusaha mengembalikan ceria A-qing, walau tak bisa seperti sedia kala.
.
.
.
TamatTema hari ke-11: Pasca Tsunami
KAMU SEDANG MEMBACA
I'll Never Forget You (Pria-pria yang telah mati)
FanfictionSepenggal kisah untuk pria-pria yang telah mati, kurindukan dan sering kali membuat bunga di hati menjadi layu. Kadang kala teringat, bermimpi, dan memutar kenangan agar tak meleburkan ingatan yang telah berkarat. Melupakan nama, suara, bahkan waja...