22. Toji (Ngamen)

2 1 0
                                    

Padahal ia hanya iseng memegang gitar dan bernyanyi kala hatinya sedang galau, istrinya ngambek sehingga ia tak diizinkan pulang padahal sudah pukul delapan malam.

Semua itu gara-gara ia yang kelewatan waktu saat pulang dan memilih menghabiskan hari dengan genk musiknya saat tengah libur panjang begini. Padahal, ia juga baru menghabiskan liburan bersama istrinya selama beberapa hari lalu.

Tangannya memetik senar gitar, sura ngenjrengan pun terdengar.

Ia mengembuskan napas, menghela terlebih dahulu sebelum memulai memainkan alat musik tersebut di salah satu bangku di pinggir jalan. Tepat di sebelahnya pedagang sate madura dan bakso mangkal.

"Sungguh sedih hari ini, tak diizinkan masuk ke rumah oleh istri~" Toji bernyanyi asal saja sesuai dengan isi hatinya, tetapi kemampuannya memainkan gitar membuat beberapa mata memandang.

Suaranya yang berat memang tak semerdu penyanyi profesional, tapi cukup enak didengar telinga.

Saat membuka mata, ia malah agak terkejut karena dihadiahi tepukan tangan. Bahkan pedangan sate dan bakso pun menyorakinya, berkata bahwa lagunya benar-benar curahan hati para suami.

Toji tertawa kecil dan menggelengkan kepala, di depannya cukup ramai orang-orang mengelilinginya.

"Ah, terima kasih! Terima kasih!"

"Bang nyanyi satu lagu lagi deh, saya gratisin bakso, ya."

Toji terkekeh dan menggelengkan kepala, ia lantas mengikuti apa kata pedangan itu untuk sekadar penghibur di malah yang cenderung berawan.

Mungkin sebentar lagi, setelah menyanyikan lagu terakhir, ia akan pulang.

Dan benar saja, setelah selesai dan beranjak dari tempat itu, hujan mulai datang. Rintik demi rintik hingga membasahi aspal jalanan.

Toji mengetuk pintu rumah, istrinya beberapa kali tak menjawab, tetapi mungkin karena kasihan karena cuaca, pintu pun akhirnya terbuka.

"Ini ada sate dan bakso. Kesukaanmu kan."

Wanita itu masih cemberut, kemudian menarik bungkusan itu dengan gerakan agak kasar. Toji hanya mendengkus dan tersenyum karenanya.

Ia masuk dan menutup pintu, membuka baju karena basah dan membuat istrinya meneriaki.

"Ih apaan sih, di kamar mandi sana kalau mau bersih-bersihin badan."

"Cuma mau ganti baju, dingin tau."

Setelah mengucapkannya, Toji lantas memeluk istrinya dari belakang dan tak membiarkan dia lepas untuk beberapa saat.

.
.
.

Tamat

Tema: karakter lagi ngamen dan ada bait lagu.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 22 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

I'll Never Forget You (Pria-pria yang telah mati)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang