🌕𝑻𝒉𝒆 𝑭𝒊𝒓𝒔𝒕 𝑩𝒐𝒐𝒌 𝒇𝒓𝒐𝒎 𝑴𝒐𝒐𝒏 𝑺𝒆𝒓𝒊𝒆𝒔🌕
Warning : 🔞
Akibat sebuah perjodohan yang dipaksakan, Andrea Kartika Lapada harus menanggung rasa kesepian meski tinggal di rumah mewah bersama Johnny Soeseno, suaminya. Hari-harinya ter...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Aku yakin semua akan segera membaik, Andrea merapalkan keyakinan yang ia miliki. Sebab agaknya benih-benih itu telah tersemai dengan baik. Dan hanya menunggu waktu sampai akhirnya Johnny menyadari siapa si cinta sejati yang dinanti.
🌕🌕🌕
Hai, Guys. Sebelum cerita ini dimulai, aku mau kasih informasi kalau ada satu side story dari cerita In a Full Moon yang sudah tayang di KaryaKarsa, judulnya Redolent di seri Sweet and Spicy. Cerita tentang Johnny dan Sephia yang berlatar waktu sebelum Johnny dijodohkan dan menikah dengan Andrea. Karena sifatnya side story, jadi bisa dibaca ataupun nggak. Nggak akan mempengaruhi jalannya cerita.
🌕🌕🌕
Akhir-akhir ini, wajah Johnny kembali kusut. Lebih tepatnya setelah kepulangan mereka dari Singapura hari minggu yang lalu. Semakin tidak banyak bicara, air muka yang keruh, serta emosi yang meledak-ledak seperti petasan. Kale, asisten pribadi Johnny, bahkan mengeluh tanpa sengaja kepada Andrea saat wanita itu menghubunginya karena ingin menanyakan kepulangan Johnny hari ini.
"Bapak mood-nya lagi jelek banget, Bu. Kayaknya beliau akan pulang malam lagi hari ini," adu Kale setengah mendesah di dalam sambungan teleponnya dengan Andrea.
Andrea yang sedang merapikan beberapa berkas tambahan untuk kelengkapan dokumen kerjasama dengan pihak Crown di atas mejanya itu menghentikan tangannya yang hendak meraih salah satu dokumen. Ia terdiam sejenak, meskipun apa yang baru saja diucapkan oleh Kale bukan hal baru untuknya, Andrea merasa kali ini ia harus melakukan sesuatu.
"Bapak sudah makan malam, Kal?" tanya Andrea setelah diam sejenak.
Sepertinya mengunjungi Johnny di kantor bukan pilihan yang buruk.
"Belum, Bu. Tadi sudah saya tanyain mau dipesankan apa buat makan malam, tapi katanya nanti aja. Padahal Bapak terakhir makan itu tadi siang sekalian meeting di luar sama klien," lapor Kale mendetail.
"Oke, kalau gitu saya ke kantor Bapak, deh, sekalian bawain makan malam," jawab Andrea ringan. "Tapi jangan kasih tau Bapak, ya," tambahnya mewanti-wanti.
Kale setengah terkekeh. "Siap, Bu. Saya akan tutup mulut."
Hanya butuh waktu kurang lebih empat puluh menit, Andrea tiba di gedung kantor Johnny dan tampak memasuki lift menuju ruangan sang suami yang terletak di lantai 25. Beserta dua tas kertas berisi kotak makanan yang ia bawa di tangan kanannya, Andrea telah siap mengunjungi suaminya dengan makan malam yang sengaja ia bawa dari restorannya.
Saat pintu lift lantai 25 terbuka, tidak jauh dari sana sudah ada Kale yang menunggu kedatangan Andrea. Pria muda itu menyongsong kedatangan Andrea dengan senyuman penuh kelegaan. Terlihat sedikit kasihan, sebab penampilan pria berusia pertengahan dua puluhan itu sudah kusut dan kelelahan.