Full Moon - 6

1.3K 49 63
                                    

Berkumpul dengan para sahabat memang menyenangkan, namun suami tetap yang paling harus diprioritaskan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Berkumpul dengan para sahabat memang menyenangkan, namun suami tetap yang paling harus diprioritaskan.

🌕🌕🌕

Waktu berjalan begitu cepat. Ulang tahun Johnny yang telah ditunggu-tunggu oleh Andrea pun tinggal menghitung hari. Segala persiapan telah wanita itu lakukan demi merayakan ulang tahun sang suami tersayang. Mulai dari hadiah yang disiapkan dari jauh-jauh hari hingga mereservasi makan malam privat romantis di restoran favorit Johnny. Tinggal kue ulang tahun saja yang belum sempat Andrea pesan. Maka dari itu hari ini ia memutuskan untuk datang ke Cake Land selepas makan siang.

"Maaf banget, guys. Gue nggak bisa lama-lama, gue belum pesan kue ulang tahun buat Johnny," ucap Andrea dengan nada penuh permintaan maaf, sebab acara makan siang berkedok arisan kecil-kecilan itu terpaksa harus ia tinggalkan lebih cepat. "Birthday-nya Johnny tinggal empat hari lagi, gue takut nggak keburu," cerita Andrea dengan nada memelas. Meminta pengertian lima wanita yang berstatus sebagai sahabat-sahabat dekatnya itu.

Namun bukan tanggapan marah ataupun kesal yang Andrea dapat, tetapi justru godaan menggelikan yang datang dari kelimanya. Beberapa tampak tersenyum penuh arti dan tertawa tanpa menjelaskan apa-apa.

"Gue doain tahun ini isi, ya, aamiin," ucap Fanny yang duduk tepat di samping Andrea dengan nada riang. Tangannya mengelus perut rata Andrea seolah sentuhannya adalah sesuatu yang mujarab.

Gani tak mau kalah, ia yang sejak tadi hanya tertawa akhirnya bersuara. "Kasih servis yang pol-polan, An, biar cepat jadi. Lo nggak perlu gue ajarin, kan?" katanya menggoda dengan nada genit khas seorang Gani.

"Heh, Andrea jangan diajarin nakal," tegur Sylvia seraya menepuk ringan punggung tangan Gani, ia lalu menoleh ke arah Andrea sambil tersenyum tipis. "Udah lo kalem-kalem aja, An. Jangan dengerin omongan si sengklek Gani," ucap Sylvia setengah julid.

Bukannya marah, Gani justru tertawa semakin lebar. "Justru tipe-tipe kayak Andrea ini harus belajar nakal sama suami. Biar Johnny makin betah di rumah."

"Ya elah, Gan. Lo waktu itu juga ngajarin gue harus nakal sama suami. Gue mau ngasih testimoni, nih, dengerin," sambar Chika tiba-tiba sambil menunjuk dirinya sendiri. "Meski gue udah nakal di depan dia, udah kasih servis all in juga, tapi suami gue tetap selingkuh. Gila banget itu laki, untung gue udah cere dan nggak punya anak dari dia," lanjut Chika dengan entengnya. Seolah perceraian yang setahun lalu membuatnya terpuruk itu sudah bukan apa-apa lagi buatnya.

"Itu sih emang laki lo aja yang mokondo," kelakar Dania sambil menepuk bahu Chika seolah menenangkan. "Untung lo cere sama dia. Laki nggak modal dan tukang selingkuh gitu emang harusnya dihempas manja," katanya mengompor-ngompori.

In a Full MoonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang