Full Moon - 18

853 50 8
                                    

Andrea hanya ingin menikmati momen yang sedang terjadi. Di mana Johnny bersikap sangat manis kepadanya.

🌕🌕🌕

Tangan lembut yang sedang Johnny genggam adalah tangan yang selama ini tidak pernah ia raih dengan benar. Meski lebih banyak diam yang mengisi, tapi duduk berdua bersama Andrea seraya menyesap wine adalah momen terbaik Johnny hari ini. Rasanya tenang, seolah beban pekerjaan yang ia rasakan hari ini bukanlah apa-apa.

Semilir angin dingin yang membuat genggaman tangan itu justru semakin menghangat. Bersama cairan merah pekat yang juga menghangatkan tubuhnya dan Andrea. Hanya ada satu yang tidak kunjung hadir bersama, yaitu perasaan yang berkobar-kobar di hatinya. Johnny sangat yakin, ia pun tidak merasakan getaran aneh bersama Andrea. Justru sebaliknya, ia merasa hangat, nyaman saat Andrea berada di sisinya. Sebuah kebosanan yang menyenangkan. Tidak panas layaknya asmara remaja umur belasan, namun juga tidak beku seperti salju di musim dingin.

Perasaan ini hanya ... pas. Menempati tempat yang seharusnya, di dalam zona nyamannya. Johnny tidak perlu memusingkan sesuatu yang tidak perlu. Karena tanpa instruksinya pun, Andrea akan selalu berjalan di jalan yang sudah Johnny buat sebagai kepala keluarga. Dan entah keyakinan dari mana namun Johnny sepercaya itu, bahwa wanita yang tengah menyesap wine dengan gaya elegan tersebut akan selalu berada di jalan yang sama dengannya. Sebagai keluarga, sebagai istri, dan kelak juga sebagai ibu bagi keturunannya yang sedang diusahakan.

"Seminggu terakhir ini kamu pulangnya lebih malam dari biasanya. Apa pekerjaan kantor kamu lagi padat banget?" Andrea meletakkan kaki gelas tangkainya di atas meja, diikuti oleh kepalanya yang perlahan menoleh ke arah Johnny di sebelahnya. "Kamu yakin bisa cuti ke Bali dan Maldives?" ada sebuah kekhawatiran yang mengikuti pertanyaan itu.

Johnny diam sejenak. Menikmati pemandangan indah berupa wajah sang istri yang polos tanpa riasan dengan bibir berwarna merah muda menggemaskan. Sejenak ia kehilangan kata, terbius oleh pesona wanita di depannya. "Aku harus selesaiin pekerjaanku lebih awal karena minggu depan aku cuti satu minggu penuh," Johnny mengulas senyum samar-samar. "Biar liburan kita nanti bebas gangguan."

Andrea terpana atas ucapan Johnny barusan. Dan tanpa sadar ia meninggikan suaranya. "Senin sampai jumat?"

"Dan kita akan pulang minggu," tambah Johnny semakin sumringah. Senang melihat ekspresi Andrea yang tampaknya masih tidak percaya dengan kata-katanya barusan.

"Boleh pinjam hp kamu sebentar?" tanya Andrea cepat.

Alis Johnny berkerut. "Buat apa?" meski bertanya, pria itu tetap memberikan ponsel kepada Andrea setelah membuka kunci layarnya.

Andrea meraih ponsel itu tanpa berkata. Kemudian sibuk membuka aplikasi kalender di ponsel tersebut. Sepuluh detik kemudian ia mendongak dengan mata berbinar-binar. "Berarti kita pulang tanggal 10, ya?" tanyanya memastikan dengan suara riang dan kembali mengulurkan ponsel tersebut kepada pemiliknya. "Tapi ... kamu bener nggak pa-pa ngorbanin kerjaan kamu?"

In a Full MoonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang