Langkah gontai itu membawah Teo memasuki mansion milik ayahnya. Para pekerja yang melihat kedatangan awalnya ingin membukakan pintu mobil untuknya namun Teo melakukannya sendiri dan menutup pintu mobilnya secara kasar membuat mereka tersentak kaget.
"T-Tuan Teo?"
Beberapa maid yang bekerja disana segera berkumpul dan membungkuk akan kedatangannya. Entah kenapa mereka dapat merasakan aura yang menakutkan dari pria itu saat melihat wajahnya.
"Dimana Jiyeon?"
Tanpa berbasa-basi pria Seo itu bertanya pada mereka dengan suara rendahnya. Baru saja ingin menjawab, suara yang terdengar dari lantai dua mengalihkan perhatian mereka.
"Oppa kau datang?"
Jiyeon berdiri pada anak tangga disana bersama Donghyun dibelakangnya dengan senyuman diwajah mereka. Wanita Seo itu perlahan menuruni anak tangga diikuti suaminya.
"Kau hanya sendiri? Dimana anak-anak?" Jiyeon memandangi pintu masuk mansion namun tak mendapati satupun keponakannya.
Teo mengepalkan tangannya.
"Kau senang melihat anak-anakku?"Jiyeon memandang Teo. Apa yang kakaknya katakan? Wanita itu mengerutkan keningnya. Tentu saja, karena dia menyayangi mereka.
"Mengapa kau menanyakannya Oppa? Aku tentu saja senang melihat mereka. Kau tau aku menyayangi mereka---"
"Omong kosong!"
Maupun Jiyeon, Donghyun dan pekerja di mansion itu terkejut akan teriakkan tiba-tiba itu. Pertama kalinya bagi mereka melihat Teo seperti ini pada Jiyeon, adik yang begitu disayanginya.
"O-Oppa---"
"Senang hingga membuat salah satu putriku meninggalkanku? begitu? Atau justru senang karena telah membuatku menjadi ayah yang begitu buruk?!" Nada suara Teo yang terus meninggi, itu membuat Jiyeon ketakutan. Kakaknya tak pernah bersikap seperti ini padanya.
"O-Oppa, mengapa kau seperti ini?" Suara Jiyeon bergetar.
"Hyungnim ada apa sebenarnya? Mengapa kau terus meneriaki Jiyeon?" Donghyun bertanya dengan kebingungannya terhadap kakak iparnya tersebut.
"Kau diam saja dan jangan ikut campur."
"Bagaimana mungkin? Jiyeon ketakutan karenamu--"
Bugh~
"Oppa! Apa yang kau lakukan?!"
Jiyeon terkejut bukan main saat kakaknya baru saja meninju wajah suaminya. Darah seger menghiasi sudut bibir Donghyun membuat pria itu meringis.
"Sebenarnya ada apa denganmu?!" Jiyeon tak habis pikir lagi pada kakaknya.
"Sudah ku katakan jangan ikut campur! Kau hanyalah parasit dalam keluargaku. Sebaiknya sadari bagaimana kau bersikap!" Amarah Teo. Hilang kendali menatap tajam Donghyun dan Jiyeon dilantai itu.
"Jangan pernah menghina suamiku! Sungguh! Ada apa denganmu?! Mengapa kau bersikap seperti ini!" Jiyeon ikut berteriak karna rasa frustasinya terhadap sikap Teo yang begitu tak terduga sejak tadi. Ada apa sebenarnya dengan kakaknya? Hal itu sungguh membingungkan Jiyeon.
Mendengarnya, Teo tertawa hambar disana. "Berhenti bersikap bodoh Jiyeon. Karena begitu begitu mempercayaimu, aku kehilangan putriku! Taukah kau seberapa menyesalnya aku?!" Teo berteriak dengan emosinya yang memuncak. Bersamaan dengan itu, air mata juga mulai membasahi wajah tegas pria itu.
"Kau membuat Lisa sebagai tersangka atas apa yang tidak dilakukannya Jiyeon. Mengapa kau melakukannya, huh? Mengapa kau mendorongku membunuh putriku sendiri?!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Take Shelter
General FictionTeka-teki, kebenaran, egois dan kejadian dimasa lalu yang membuat semuanya hancur diantara mereka. Kepercayaan yang seharusnya ada untuk satu sama lain justru tak dimiliki hingga kehancuran besar itu datang dan berakhir saling menyakiti satu sama la...