Bersandar pada mobilnya cukup lama, Okbin akhirnya menegakkan tubuhnya melihat beberapa anak-anak yang mengikuti les privat di gedung yang menjulang tinggi dihadapannya akhirnya mulai keluar.
Menarik bibirnya melengkung keatas, wanita itu mengedarkan pandangannya mencari sosok Jisoo. Selama ini disebabkan begitu sibuk bekerja dirumah sakit sebagai dokter bedah, Okbin tak pernah sekalipun menyempatkan sedikit waktunya untuk anak-anaknya.
Dia merasa bersalah kepada mereka tentang itu tapi bagaimanapun, Okbin tak bisa meninggalkan pasien yang begitu membutuhkannya.
Itu yang dipikirkannya dahulu sampai Okbin merasa hal itu berubah saat putri bungsunya pergi untuk selamanya dari hidup mereka. Bukan lagi pasien yang membutuhkannya ketika itu, tetapi justru ialah yang membutuhkan mereka untuk menyibukkan dirinya.
Tapi sudahkah keputusan itu benar?
Lari dari luka karena kesalahannya dan kembali membiarkan putri-putrinya tumbuh tanpa perannya, bagaimana itu bisa dibenarkan? Karena itu Okbin begitu menyesali semuanya.
Berulang kali membuat kesalahan hingga jarak tanpa disadarinya tumbuh diantara dirinya, anak-anak dan suaminya. Dan seharusnya, ia sadar dan mengerti mengapa suaminya menganggapnya begitu tak berguna. Bukan malah merasa sakit hati karena itu.
Karena lebih dari apapun dan siapapun, anak-anaknya jauh lebih membutuhkannya. Jauh lebih terluka ketika ia tanpa sadar telah menambah luka pada mereka.
Yang bahkan tak sedikitpun dirinya mau melihat bagaimana luka itu terbentuk hingga menyakiti mereka sampai sekarang. Karena itulah wanita itu ingin berubah.
"Chogiyo," Berdiri disana cukup lama, Okbin merasa ada yang aneh ketika putri sulungnya tak juga menampakkan dirinya.
Seorang anak yang baru saja akan menghampiri ibunya yang melambaikan tangan padanya, mengalihkan pandangannya dan segera membungkukkan badannya saat menyadari siapa yang memanggilnya.
Tentu saja dia mengenal istri dari orang yang bukan hanya terpandang dinegaranya itu. Jelas karena suaminya, Seo Teo adalah pendiri perusahaan properti terbaik di Asia yang bahkan mengalahkan ayahnya sendiri. Seo Myungmin.
"Annyeonghaseyo." Sapa anak itu dengan sopan.
"Nak, kau melihat Jisoo? Apa dia masih didalam?"
"Ah, anda tak mengetahuinya? Dia tidak datang hari ini." Jawabnya yang membuat Okbin berhenti melihat kearah pintu masuk gedung itu.
"B-Benarkah?"
"Kalau begitu terima kasih, nak." Okbin membungkukkan kepalanya yang juga dilakukan oleh anak itu lalu pamit pergi dari sana.
Apa yang terjadi? Tak biasanya anak sulungnya itu melewatkan kelas privatnya. Gurat cemas itu terpancar di wajahnya. Alasan utama Jisoo melakukan semua les privatnya adalah tak lain karena tuntutan suaminya.
Dan jika Teo mengetahui hal ini, Jisoo pasti dalam masalah besar sekarang. Karena itu sekarang Okbin memasuki mobilnya menuju kediamannya.
.................
Kaca jendela mobil mewahnya perlahan diturunkan Doyeon saat mencapai pintu gerbang kediaman Seo Teo. Melihat itu adalah Doyeon dan Jisoo, para pria bertubuh tegap yang memeriksa mereka segera membungkuk hormat dan membukakan pintu gerbang.
Mencapai lobby mansion, mobil itu berhenti. Para penjaga langsung berdiri disamping mobil itu dan membungkuk menyambut mereka.
"Terima kasih telah mengantarku, Doyeon-ah."
"Dengan senang hati, unnie." Doyeon mengangguk dan tersenyum.
"Kau tidak ingin mampir dulu? Sudah sangat lama kau tidak kesini. Eomma sering menanyakanmu." Ucap Jisoo namun Doyeon segera menggeleng pelan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Take Shelter
Ficção GeralTeka-teki, kebenaran, egois dan kejadian dimasa lalu yang membuat semuanya hancur diantara mereka. Kepercayaan yang seharusnya ada untuk satu sama lain justru tak dimiliki hingga kehancuran besar itu datang dan berakhir saling menyakiti satu sama la...