15. Bulan Bulan Penuh Madu

181 39 14
                                    

Langit senja berwarna lembut kemerahan membiaskan sinarnya pada riak-riak halus permukaan laut. Deburan ombak memecah keheningan pantai, seolah berbisik mesra mengiringi langkah kaki Lens dan Aby, pasangan pengantin baru yang tengah menikmati indahnya bulan madu. Mereka bergandengan tangan sampai telapak tangan keduanya hangat.

Hanya ada mereka berdua di pantai' itu, bagaikan Adam dan Hawa di taman firdaus. Lens menggenggam tangan Aby erat-erat, menuntunnya menyusuri tepian pantai. Tawa kecil Aby pecah saat Lens mencipratkan air laut ke arahnya, membalasnya dengan cipratan yang lebih besar.

Di bawah naungan pohon kelapa yang meneduhi, mereka duduk berduaan di atas tikar. Lens menuangkan jus mangga segar ke dalam gelas, menyodorkannya kepada Aby dengan senyuman penuh cinta. Aby menyambutnya dengan pipi yang memerah, menikmati kesegaran jus buah di tengah hangatnya mentari sore.

Lens meraih tangan Aby, mengukirkan sebuah pola rumit di atas telapak tangannya dengan gerakan lembut. Aby memejamkan matanya, merasakan sensasi geli dan getaran cinta yang mengalir melalui sentuhan Lens.

Siang tadi, mereka menjelajahi desa terdekat untuk mencicipi kuliner khas Bali. Aroma rempah-rempah yang menggoda menguar dari dapur-dapur kecil, membuat perut mereka keroncongan. Di sebuah warung sederhana, mereka memesan nasi campur Bali dan sate lilit. Rasa gurih dan pedasnya membuat mereka tak henti-hentinya memuji kelezatan hidangan tersebut. Mereka sebenarnya hanya kelaparan setelah berenang di kolam renang infinity yang menghadap ke laut lepas, dan menjelajahi keindahan bawah laut dengan snorkeling. Mereka menyewa perahu nelayan untuk berlayar ke tengah laut. Perahu kayu itu seolah menggendong mereka menuju keajaiban. Teriknya matahari membiaskan warna menajubkan sampai ke bawh permukaan air laut mulai langit. Jingga, merah, ungu, dan biru berpadu harmonis, menciptakan pemandangan yang begitu memukau.

Malam harinya, mereka menikmati makan malam romantis di tepi pantai. Lilin-lilin kecil menciptakan suasana yang hangat dan intim. Diiringi alunan musik tradisional Bali yang syahdu, mereka menyantap hidangan laut segar ditemani cahaya bulan purnama yang bersinar terang.

Sudah seminggu sejak mereka mengucapkan janji suci. Lens menikmati keidahan mata Aby yang berbinar bahagia, wajahnya semburat rona senja. Lens tersenyum untuk banyak alasan, merasakan dirinya sebagai pria paling beruntung dan gagah.

Mereka menginap di sebuah resort yang tenang, jauh dari hiruk pikuk keramaian kota. Setiap pagi, mereka disambut dengan udara segar beraroma laut dan kicauan burung-burung. Hari-hari mereka diisi dengan kegiatan menyenangkan. Mereka berjemur di bawah sinar matahari yang hangat,
Di malam hari, mereka duduk di tepi pantai, diterangi cahaya bulan purnama. Deburan ombak menjadi alunan musik yang syahdu, menemani mereka bercerita tentang mimpi-mimpi dan harapan untuk masa depan. Suasana malam membuat Lens lebih banyak berjanji manis dan Aby membawanya sampai mimpi.

Hari-hari bulan madu berlalu dengan cepat, namun kenangan manisnya akan tersimpan selamanya dalam memori mereka. Mereka kembali ke rumah dengan hati yang penuh cinta dan kebahagiaan. Bulan madu tidak hanya mempererat hubungan mereka, tetapi juga memboyong lukisan-lukisan seniman Bali ke dinding rumah mereka sebagai monumen. Lens lebih mengejutkan lagi dengan menerbangkan sebak pasir putih bekas jejak kaki dan tubuh mereka --- ditata di sudut halaman belakang. Hal konyol untuk dicerna namun membuat Aby merasa dia adalah seseorang yang penting dihidup Lens saat ini. Sangat penting, karena tak ada pria yang bersedia melakukan hal konyol seperti itu jika tidak menganggapnya penting.

Banyak hal konyol, banyak kemesraan berlanjut meskipun masa bulan madu telah berakhir. Setiap sudut rumah itu menjadi saksi: mereka kejar-kejaran seperti anak kecil, bergulingan di lantai sambil tertawa-tawa, lalu berakhir dengan bercinta tanpa lelah. Sering kali Lens berangkat kerja dalam wajah lesu, tubuh yang lemah dan tidak bergairah. Aby cekatan menambahkan asupan madu, vitamin dan telur dua butir pada sarapan mereka. Di sela kesibukannya Lens menelepon Aby untuk merayunya dengan kata-kata manis, bisikan suara Lens terkadang terdengar mesum, membuat pipi Aby memerah karena malu.

SANG MODELTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang