Chapter 3

1.9K 123 2
                                    

Caitlin Beadles menghambur masuk ke dalam rumahnya lewat pintu yang terbuka, lantas gadis berambut cokelat tembaga itu menutup pintu rumahnya rapat-rapat dan bersandar di pintu tersebut dengan napas tersengal dan ekspresi wajah yang benar-benar berantakan. Jejak air mata membekas di kedua belah pipinya, dan ada luka gores kecil di lehernya karena terkena pisau Zayn. Luka gores itu mulai mengeluarkan darah dan terasa perih begitu terkena keringat yang keluar dari pori-pori kulit Caitlin, tapi Caitlin sama sekali tidak peduli. Dia gemetar, dan ini karena Justin Bieber. Ini juga karena dia tidak yakin akan keselamatan Spring Rutherford, gadis yang telah menolongnya. Caitlin tahu benar siapa gadis yang menolongnya, dan karenanya dia jadi makin gugup. Gadis itu berusaha menormalkan frekuensi napasnya sambil menggigiti kuku jarinya yang terpoles kuteks warna ungu pucat dan mengunyahnya agar giginya tidak bergemeletuk.

"Caitlin? Kau sudah pulang?" Sebuah suara alto milik seorang wanita paruh baya membahana, dan membuat Caitlin langsung menoleh ke asal suara. Sandy Beadles—ibunya—mengamati anak gadisnya dengan mata menyipit, dan mata wanita yang wajahnya masih menyisakan kecantikan masa muda itu membelalak saat melihat pakaian bagian depan Caitlin yang robek. Robekan itu tidak besar, hanya sepanjang lima sentimeter, namun Sandy tahu apa yang menyebabkan pakaian Caitlin terobek di depan dan berhasil memperlihatkan belahan dadanya. Dan Sandy juga tahu betul bahwa Caitlin bukanlah gadis yang bakal berlaku immoral seperti itu. Sandy tahu bagaimana caranya mendidik anak gadisnya agar tidak menjadi gadis yang murahan.

"Apa yang terjadi?" tanya Sandy sambil menatap Caitlin dari ujung kaki hingga ujung rambut, sampai akhirnya matanya terbentur pada luka gores di leher Caitlin dan wajahnya yang sembab. Puterinya baru saja menangis dan yang lebih parah terluka hingga mengeluarkan darah. Sandy melotot dan kali ini menyuruh Caitlin duduk di sofa agar gadis itu tidak terus-terusan berdiri sambil bersandar di pintu depan.

"Caitlin Victoria Beadles, kau harus jawab pertanyaan ibumu sekarang!" seru Sandy sambil menatap mata biru milik puterinya, yang benar-benar mirip dengan apa yang dia miliki. Caitlin berusaha menguasai dirinya dan mencoba untuk tidak gemetar lagi karena kesepuluh kuku jemarinya telah dia kunyah untuk meredakan ketegangan dan ketakutannya.

"Justin. He was trying to rape me." kata Caitlin dan gadis itu merasakan bongkahan pahit di tenggorokannya. "Its going to happened if that girl was not there. Spring Rutherford. Spring was help me to escape from them. Justin Bieber and his friend."

Mata Sandy terbelalak sempurna sekarang. "Justin Bieber? Spring Rutherford? Bukankah gadis itu adalah salah satu anak dari panti asuhan yang dikelola oleh Jared Melbourne?"

"Benar." kata Caitlin, "Dan aku kabur tanpa sanggup menyelamatkannya. Aku sudah mencoba membuat panggilan ke 911, tapi begitu aku menyebut nama Justin Bieber, mereka semua diam dan langsung menutup teleponnya. Aku bingung harus berbuat apa, tapi aku tahu Justin tidak akan melepaskan Spring begitu saja."

"Tidak ada yang bisa kau lakukan." Sandy menggigit bibir bawahnya, kemudian menatap Caitlin yang tersentak seakan-akan dia baru saja terkena api yang menghanguskan kelenjar kulitnya. "Jika bukan Justin Bieber yang terlibat, aku bisa menuntut pelaku yang mencoba memperkosamu dan membawa Spring Rutherford, tapi ketika yang terlibat adalah Justin Bieber? Kau tau betul, Caitlin. Aku sendiri tidak tahu kenapa kepolisian seakan sudah tidak punya gigi jika berhadapan dengan Justin Bieber."

"Benarkah, Mom? Bagaimana bila terjadi sesuatu pada Spring?"

"Biarkan segala yang terjadi seperti yang seharusnya." kata Sandy sambil menyentuh rambut Caitlin yang tergerai di bahunya, lantas wanita itu mengusap puncak kepala anaknya. "Kau harus mandi dan ganti baju. Dan segera buang baju itu." kata Sandy lalu dia berlalu begitu saja dari ruang tengah sementara Caitlin tengah berpikir keras.

The Dust (by Renita Nozaria)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang