Part 8

91 14 2
                                    

-Don't forget to vote-
-----------------------------
[Song : BTS_For You]
-------------
Yoonmin Story
-----------------------------
Jimin's POV
.
.
.


Suara teguran baritone dari arah belakang seketika membuatku kembali ke alam nyata. Kubuka pejaman mata dan menoleh ke arah samping. Terlihat sosok Yoongi yang semakin terlihat segar setelah habis mandi. Tersenyum diriku saat melihat ia mengenakan hoodie hitam serta jeans milikku.

"Hyung cocok memakainya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Hyung cocok memakainya. Apakah sempit, hyung?" tanyaku khawatir.

"Tidak terlalu. Thank's sudah meminjamkan bajumu." Yoongi tersenyum kecil. Namja pucat itu kembali menaruh perhatian pada ponselnya yang sudah berhenti berdering.

"Lagu itu kubuat dua tahun yang lalu. Saat salju pertama jatuh," ucapnya dengan tatapan nanar. Terlihat ia tengah kembali mengenang masa itu.

"Bukankah ... Manusia seperti itu?" tambahnya lagi seraya menatapku.

Diriku terdiam saat mengingat kembali setiap lirik dari lagu tersebut. Makna yang begitu dalam dan mencerminkan sifat dasar manusia hingga begitu tega untuk pergi hingga menyisakan luka terdalam.

Apa ini penyebabnya hingga membuat Yoongi hyung selalu terjebak dalam kesedihan?

Mengingat insiden kemarin,
Di mana seluruh manusia menghakimi dirinya hanya karena rasa iri.

Kesempurnaan yang dimilikinya, ternyata tak semua manusia bisa menerima.

Apakah itu kekurangan yang Yoongi hyung miliki?

Ataukah para manusia itu yang sengaja memberikan kekurangan tersebut kepada Yoongi hyung?

"Apa ... Manusia memang se egois itu, Hyung?" lirihku sedih.

Yoongi terdiam sesaat ketika mendengar kalimatku. Dengan pelan, namja tampan itu memajukan tubuhnya dan mengambil ponsel dari atas meja. Ia menghela napas panjang dan kembali tersenyum saat memandangku.

"Itulah kenapa kita disebut manusia. Mampu menilai orang baik atau buruk, tapi tak ingin dinilai oleh orang lain." Dengan perlahan Yoongi pun mengelus kepalaku lembut tanpa menghilangkan senyumannya serta rasa khawatir yang masih bersarang dalam pikirannya.

"Dan kejadian kemarin adalah kesalahan terbesar mereka hingga menghakimi hyung sampai seperti itu," lirihku kesal jika mengingat kondisi Yoongi hyung yang dirundung hingga masuk ke headline website kampus. Bahkan itu semua bukan murni kesalahannya.

"Kesalahan terbesar?" Kedua alis Yoongi mulai menyatu saat mendengar penuturanku.

Aku pun mengangguk pelan dan tersenyum lebar hingga memperlihatkan mataku yang berbentuk bulan sabit.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Thistle BlueTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang