Part 10

85 16 0
                                    

-Don't forget to vote-
-----------------------------
[Song : BTS_Moving On]
-------------
Yoonmin Story
-----------------------------
Yoongi's POV
.
.
.


"Di mana salep tadi?"

Tubuhku berputar mengitari ruangan dan mengangkat beberapa bantal yang ada di sofa dengan teliti. Aku menoleh ke kanan dan ke kiri, lalu terdiam sebentar. Mencoba untuk mengingat di mana terakhir kali kuletakkan salep memar tersebut.

"Oh ya," bisikku sambil berjalan keluar dari studio dan mengarah ke ruang TV.

Kuangkat bantal di salah satu sofa dan tersenyum saat melihat salep berwarna orange yang tergeletak di sofa.

"Hyung, kulkasmu tumben kehabisan bir." Namjoon meneliti setiap sisi dalam kulkasku.

"Belum sempat beli," balasku singkat sambil berjalan kembali ke arah studio.

"Ah! Sisa dua ternyata, pas untuk kita," seru Namjoon seraya membawa kaleng bir tersebut memasuki studioku.

Kudaratkan tubuh di kursi kerja dan mulai mengenakan salep di wajah yang memar. Terasa sedikit sakit saat menyentuh di bagian bibir. Wajar saja lukanya susah sembuh akibat sering diajak berbicara dan bergerak untuk mengunyah.

"Progress lagu kita yang baru sudah sampai di mana, Hyung?" Namjoon meletakkan sekaleng bir untukku di meja studio sebelum duduk di sofa.

"98%

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"98%. Tinggal upload ke Youtube. Berapa harga salep ini?" Kuangkat salep tersebut sambil melihat tulisan kecil yang tertera. Sekadar melihat kandungannya.

"Tak perlu kau ganti, Hyung. Sudah kau bayar dengan memberiku makan siang tadi." Namjoon meneguk bir nya dan tersenyum puas.

"Makan siangmu seharga 45.000 KRW," lirihku yang mengernyit heran.

"Pfft, tidak sampai, Hyung. Jauh di bawah itu harganya. Lagipula aku dapat bonus saat membelinya di supermarket," kenang Namjoon yang seketika itu pula memancingku.

Kuputar kursi dan menatap Namjoon dengan intens. Namja yang lebih muda dariku itu langsung tersadar dan kemudian menahan senyum.

"Annhia, Hyung. Bukan bonus buku," tambahnya lagi, mengingat Namjoon selalu berdiri paling depan jika berurusan dengan buku.

Namja maniac baca ini sempat membuatku berpikir bahwa dia adalah mahasiswa nerd. Namun, ternyata itu hanyalah hobby, layaknya diriku yang mencintai musik.

"Lalu?" tanyaku seraya bertopang dagu, menunggu ceritanya.

Namjoon meneguk kembali bir nya dengan semringah. "Aku bertemu namja saat di supermarket. Dan dia yang membayar salepmu itu, Hyung."

Kedua alisku langsung menyatu. "Uangmu habis?"

"Annhia, Hyung. Aigo ... hyung kan tau aku ini manusia cashless. Mesin di supermarket rusak dan beruntung ada dia yang menolongku." Namjoon tersenyum bahagia seakan baru saja mendapatkan lotre saat membicarakan namja asing tersebut.

Thistle BlueTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang