1.

2.4K 13 0
                                    

>>>>>>

Belanda-Amsterdam.

"Elena Yocelyn."

"Present."tangan jenjang putih, yang mengacungkan keatas.

Seorang gadis bersurai belonde, yang di gerai cantik kulit seputih susu hidung yang tinggi kecil dan bermata biru menyala. Sedang duduk di bangkunya, dia sedang memperhatikan guru. Elena Yocelyn gadis berasal dari belanda, gadis yang sejak kecil di panti asuhan dan tidak tahu siapa orang tuanya

"Elena." bisikan seorang gadis bermata hitam legam, dari sebelah bangkunya. Dia adalah Dionne Alice sahabat Elena.

"ya kenapa alice?"Balasnya Elena dengan bisikan.

"Apa kau nanti pulang sekolah sibuk?"Tanya Alice. "Tidak kenapa? kau mau mengajaku ke caffe lagi untuk mengerjakan tugas? tapi ujung-ujungnya aku saja yang mengerjakannya?" tawanya pelan, dia tidak abis pikir dengan sahabatnya ini selalu saja malas-malasan.

"Ah! sudah lah nanti kita bicarakan lagi." balas Alice

Dan dua gadis itu melanjutkan belajarnya, takut jika mereka katahuan oleh guru berujung mereka di hukum.

>>>>>>

"Apa kau masih pacaran dengan pangeran tampan berdarah bangsawan itu?" Tanya alice, di saat mereka berjalan menuju tempat makanan sekolah mereka.

"Hah?masih tetapi akhir akhir ini dia selalu tidak ada waktu untuk ku."ucap Elena yang tengah melamun memikirkan hubungannya agak sedikit menjauh. Karna kekasihnya susah di hubungi, tapi dia tetap berpikir positive tentangnya.

Mereka duduk di tempat biasa mereka, mereka berbincang berdua dengan sangat asik seolah menghiraukan makhluk di sisi Elena. Laki-laki dengan wajah tampan bak pangeran dongeng. "Elena!"

Elena sedikit terkejut tiba ada yang memanggilnya dengan nada sedikit tinggi, Elena menengok kepada seorang bermata biru lautan itu yang seksi dan menghanyutkan. Dia adalah Edmond Lilian Watson dia pewaris keterunan keluarga Watson. Keluarga bangsawan yang terkenal oleh kekayaan turun temurun dari leluhur mereka, dan mereka keluarga yang pintar dan berkarisma cantik ataupun tampan ada di sana. Serta perusahaan yang berkerja sama dengan negara-negara sekutu dengan begitu mereka jajaran aset kaluarga terhormat di negara tanah airnya.

"Oh hi Edmond?" Balas Elena menatap Edmond yang tengah menatapnya lembut."Edmond kenapa susah sekali aku menghubungimu?"lanjut Elena dengan ekspresi sedih.

"Sorry my love aku tidak membuka handpone ku karna ada kedatangan ayah ku ke apartemen." Balas Edmond mengecup pipi putih dan lembut milik kekasihnya itu.

Elena mengangguk mengerti dia menatap Edmond lalu"Apakah besok pagi ada waktu sebentar?"Tanya Elena "Ada, memangnya kenapa?"Tanya nya.

"Aku ingin berjoging di pagi hari bersama mu karna akhir-akhir ini kita jarang berjalan-jalan bersama."  Elena menjawab dengan menatap penuh harapan.

"Baiklah anything for you babe."

Alice sadari tadi menatap mereka dengan bosan, mengapa pasangan ini selalu membuat nya iri saja. Alice menatap Elena lalu"Elena aku duluan ke kelas karna tidak baik untuk ku melihat pasangan seperti kalian sangat menghibur jiwa ku yang ingin mempunyai pasangan." balasnya dengan malas "Baiklah alice pergilah duluan nanti aku menyusulmu." Tertawa pelan karna lucu sekali wajah Alice.

Setelah Alice pergi Elena memperhatikan Edmond, yang sedang menatap salah satu murid perempuan. Bernama Gracia Margaret perempuan cantik campuran amerika gadis bersurai brown, bermata hazel, badan langsing model karna dia memang seorang model kalangan atas.

"Edmond." Elena memanggilnya.

Edmond sedikit gelagapan karna dirinya dipergoki sedang menatap seorang perempuan"yeah why babe?" balasnya.

"Mau di suapi?" Elena yang sedang memegang sendok yang berisikan makanan.

"Ya."balas Edmond lalu memakan makanan dari sendok kekasihnya.

Edmond menatap Elena sendu, dia tidak tau harus apa karna ada sesuatu hal yang ingin dia bicarakan kepada kekasihnya tapi dia sungguh tidak tega.
Sungguh aku minta maaf Elena aku minta maaf batin nya.

>>>>>>>

Pulang sekolah,

Elena dan Alice menatap dua orang, yang membuat hati Elena seperti di ancurkan bagaikan kaca yang di injak. Mereka adalah Gracia dan Edmond yang sedang jalan beriringan menuju mobil mahal Edmond.

Elena menghampiri Edmond dan Gracia "Edmond!" panggilnya dengan napas memburu Edmond membalikan badannya dan melihat Elena yang menatapnya.

"Ada apa?"balasnya dengan datar.

"Kau bilang ada apa?" sungguh Elena sungguh tak paham ada apa ini sebenarnya.

"Mari besok bertemu di saat kita berolah raga." Final Edmond, lalu mengajak gracia masuk ke dalam mobil. Dan gracia menatap Elena dengan rendahan dan hina.

Di situ lah hati Elena sakit nyeri dan pening di kepala nya, dan dia bertanya-tanya sebenarnya ada apa ini. Mati-matian Elena menahan air mata yang jatuh.

Elena pergi dari sana, tanpa mendengarkan teriakan Alice dan juga hinaan cacian dari banyak murid yang sejak tadi melihat adegan tersebut.

"Elena! wait for me."Teriakan Alice dan sebelum dia menyusul Elena, dia melemparkan beberapa peser uang ratusan Gulden. "kau laki-laki kaparat sialan!"
Cacinya Alice.

Edmond menatap Elena, sejak tadi Edmond menatapnya dingin dan datar dan jauh di dalam lubuk hatinya..

Hanya tuhan dan Edmond yang tau.

>>>>>>

Thank You.

ValueTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang