2.

1.3K 11 0
                                    


>>>>>>

Elena jalan sendiri di musim dingin, menuju caffe dia bekerja ya dia bekerja jika dia tidak bekerja dia tidak akan bisa menafkahi kebutuhannya sehari-hari. Sekolah dan beasiswa dari SMP dia selalu mendapat kan yang terbaik dari sekolahnya, dan sekarang lihatlah tuhan membalasnya dengan amat besar baginya jerih payah dirinya untuk mendapatkan nilai tinggi agar bisa mencapai cita-citanya sadari kecil dia tak pernah pantang menyerah.

Elena berjalan dengan kaki bergetar karna dirinya sedang manahan tangisannya, mata yang sudah merah tangan yang dia kepal kuat hidung yang sudah merah. Dia sungguh tidak kuat tapi akal nya selalu berkata ayok kuat jangan pernah menangis karna lelaki menangis lah karna nilai yang menurun.

"Nona, apa anda baik baik saja?" panggil seorang taxi yang tengah menatapnya bingung karna dirinya sedang menenda-nendang batu, karna kesal air mata nya memaksa turun.

"Ah! saya tidak apa apa pak."Balasnya "Apa saya bisa menaiki taxi nya?" lanjutnya.

"Of course nona silahkan." mempersilahkan Elena masuk.

>>>>>>

The next day

Hari ini sabtu dan Elena akan bersih-bersih kamar, di tempat asramanya dia memang tinggal di asrama. Dan perihal tentang janji olah raga bersama laki laki itu entah lah dia tidak tau, harapannya adalah tidak bertemu laki laki itu dia malam nangis karna laki laki sialan itu sungguh dia tidak kuat karna nyeri di hati nya susah hilang.

Di saat Elena sedang menjemur pakaianya, tiba tiba ada manusia yang menoelnya sontak Elena membalikan badan nya. Dan di saat membalikan badannya dia menetralkan wajahnya melihat siapa yang menoelnya, itu lalu dia menghela napas dan melanjutkan kegiatannya, dan menghiraukan laki laki yang sedang berusaha memanggilkan dengan cara deheman Elena tidak mau melihatnya terlalu malas.

"Elena." panggil Edmond

"what?"tanya Elena berusaha tenang.

"Sorry."

Elena menatap Edmond dengan tenang dia tahu bahwa ada yang ingin Edmond katakan tapi tak kuasa. "Katakan."Ucap Elena.

Edmond menghembuskan nafasnya"Maaf Elena aku tidak bermaksud apapun kamren aku hanya mengantarkannya saja, dan yang buat aku meminta maaf pada mu kedua kali nya adalah aku tidak bisa melanjutkan hubungan kita aku tidak bisa entah kenapa aku tidak merasakan apapun lagi di saat aku bersamamu sadari 1 minggu yang lalu."Edmond menjawab.

Elena mematung beberapa menit, dan menatap Edmond tak percaya apa yang lelaki itu katakan "Edmond? apa yang kau katakan ini tak mungkin sungguh tak mungkin kau.. kau kenapa bisa? aku punya salah apa padamu mengapa kau memutuskan hubungan kita Edmond! kumohon aku mencintai mu Edmond sadari aku masuk sekolah ini aku mencintaimu Edmond aku tidak peduli kau kakak kelas ku jauh beda 2 tahun aku mencintai mu bersumpah akan hal itu, aku tidak terima keputusanmu!."Emosional Elena, memegang kerah baju Edmond dia menangis sungguh dia tidak kuat.

Edmond menatap Elena dengan datar dan dingin. "aku tidak peduli keputusanmu apa, aku ingin kita putus I don't love you anymore Elena yocelyn." tekan Edmond.

"Forget me Elena, masih banyak laki-laki yang mencintai mu."Final Edmond.

Lalu Edmond pergi meninggalkan Elena sendiri, ya dia meninggalkan Elena yang dulunya menyinari dirinya di saat susah. Bayangan-bayangan di saat mereka masa pendekatan bagaimana Edmond mencintainya."I love you Edmond i love you.."Ucap Elena lemah dia lelah menangis pening sekali kepalanya lalu dia duduk menangis kembali dia sungguh tak percaya apa yang barusan terjadi Edmond meninggalkannya cinta pertamanya pergi meninggalkannya.

ValueTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang