14.

338 8 0
                                    


>>>>>>>

"Ryan, apa dokumen hari lalu ada?"Elena, dengan resah sungguh ia sedang mencari-cari dokumem penting.

"Sedang di cari, wait." Balas Elena.

Kini Elena sedang berada di kantornya, rambut yang di ikat asal kacamat yang bertengger di hidung mancung, ia sedang mencari-cari dokumen penting.

"Nah, ketemu!"Teriak Ryan.

"Mana?!"Teriak Elena kembali lalu ia Lompat dari kursi, karna dirinya tadi sedang mencarinya di atas lemari.

"Oh terimakasih, tuhan!"

"Uh! akhirnya."

Elena kembali kepada kursi kerjanya begitu pun Ryan, Elena sedang membaca-baca dokumen itu degan mata yang bergantian melihat kertas dan Laptop nya serta Ipad, jari yang mengapit benda nikotin ia putar-putar lalu ia hisap.

Setegah jam kemudian..

"Aku akan ke caffe terdekat di sini apa kau mau ikut?"Lontar Elena yang sedang memoleskan lipstik mahalnya.

"Bolehkah?"

"Of course."Jawab Elena.

"Baiklah aku ikut."Final Ryan.

Di saat mereka sedang berjalan karna caffe nya dekat dengan kantor mareka,lalu berbincang seperti biasa, tiba-tiba ada sebuah mobil mahal yang mengklakson mereka dan berhenti di dekat mereka, terbukalah jendela mobilnya.

"Hello Mr. Barrot, and Ms. Yocelyn."Sapa seorang pria yang membuka kacamata hitamnya dan memandang dua orang itu dengan tatapan seksi dan menghanyutkan.

"Edmond?!"

"Mr. Watson?!" seru heboh Ryan bersamaan dengan Elena, ia sungguh terkejut karna dirinya bertatapan langsung dengan keluarga Watson.

"Apa kalian hanya berdua?"Lontar dengan tiba-tiba.

"Edmond! apa yang kau lakukan disini?"sentak Elena, bahwasannya banyak orang melihatnya dan memotret mereka.

"Ya tuhan! Elena kau memanggilnya dengan nama dia adalah President company watson!" Panik Ryan karna atasannya ini meneriaki Edmond dengan nama.

"Dia memang begitu."Lontar Edmond dengan tenang.

"Apa aku boleh ikut bersama kalian?"Tanya Edmond.

"Tid-"

"Boleh tuan tentu saja!"Potong Ryan dengan senang, kapan lagi ia akan meminum kopi dengan pria sukses ini.

"Kau?!"Sentak Elena dengan kesal.

Edmond lalu turun dari mobil itu ia berdiri di samping Elena, Edmond sangat lah tinggi Elena pun di samping Edmond seperti anak ayam.

"Kita akan ke caffe mana?"Tanya Edmond.

"u-um, itu di sebelah sana tuan apa namanya Elena tolong beri tahu aku."Jawab Ryan dengan menyolek pinggang Elena karna dirinya tiba-tiba lupa.

"Apa?! dia bisa membacanya sendiri!"

"Baiklah di sebelah sana aku tahu."Ujar Edmond karna ia tahu wanita di samping nya tengah kesal, ia akan sabar dan selalu sabar.

______

"Mau pesan apa? biarkan aku yang membayarnya."lontar Edmond setelah mereka sampai di caffe, yang mereka maksud banyak yang memotret dan melihat mereka.

"Aku kopi, tanpa gula saja."balas Ryan.

"Baiklah, dirimu Elena?"

"Aku, Signature black honey." Balas Elena merasa tidak nyaman, mereka jadi bahan perhatian oleh banyak orang, karna ada si penerus watson itu.

"Baiklah!"

"Bisakah, kau beda meja dengan kami? aku benar-benar tidak nyaman, tatapan mereka terlalu terang-terangan."

Angkat lengan panjang yang kokoh, arti suruh Waitress untuk kemari.

"Y-Yess sir?"tanya Waitress dengan gugup, mereka baru bertemu dengan Edmond.

"Bisakah aku menyewa caffe ini secara pribadi? atau, kau bisa memberi tahu pengunjung sini berhenti memperhatikan dan memotret kami."

"Baik tuan, kami bisa mencegah mereka!"

"Selsai?"Ucap Edmond dengan menaiki alis nya satu.

"Huh! baiklah."

"Um! Mr. Edmond?"Tanya Ryan sedikit gugup, karna ia merasa heran sepertinya Elena mengenali Pangeran Watson ini lebih jauh.

"Katakan."Balas Edmond dengan mata yang menatap Elena dengan lekat-lekat, sedangkan Elena melihat jendela luar karna ia sadar sedang di perhatikan oleh pria kaparat ini.

"Apa anda mengenal jauh Elena? sepertinya, kalian saling mengenal akrab."

"Ya, aku meng-"

"Tidak! kami tidak saling kenal, sangat tidak mungkin."

"Aku sang-"

"Edmond are you nuts?!"Potong Elena dengan panik, jangan ada yang menganalnya bahwa ia mantan kekasih pria itu.

"Memang kami saling mengenal, bahkan berciuman pun kami pernah beberapa kali."

"Edmond!"Teriak Elena sedikit keras.

"Kenyataan, benar?"

"Elena k-kau?"Tatap Ryan kepada Elena dengan mulut yang terbuka, tidak percaya apakah benar begitu? ia tidak tahu tapi sungguh tidak percaya, dengan jawaban dari bibir seksi pangeran Watson itu.

"Kau, jangan pernah mempercayai dia!"

"Apa perlu aku memberikan bukti hm? photo dan perlu, aku bawa Alice kemari?"
Ujar Edmond dengan tatapan yang serius, karna dirinya ingin di akui, bahwa dirinya bagi Elena sangatlah berarti.

Edmond sangatlah memesona, pakian kaos yang ketat mencetak dada megah dan perut yang seksi itu dengan celana panjang serta sepatu casual biasa. Dan jangan lupa, arjoli yang melingkar di pergelangan kokohnya menambah kesan menawan.

"A-aku tidak tahu harus percaya pada siapa."Ucap masih tidak percaya Ryan dan dirinya pun sangatlah bingug.

"Kau tidak per-"

"Kami di saat SMA pernah berpacaran!"potong Edmond dengan final

"Dan sekarang kami tidak mempunyai hubungan lagi!" Balas Elena dengan sentakan mereka saling menatap, Elena yang menatap lawan bicaranya angkuh, sinis, dan setajam silet yang sudah di asah, sedangkan Edmond dengan masih menatapnya setenang lautan mata dan teduh.

"Benar! dan bulan depan kau akan menjadi istriku."

"Jangan kau, mengada-ngada bajingan sialan!"Pecahlah amarah Elena panas bagaikan harimau betina, muka yang memerah akibat marahnya di ujung tanduk.

Banyak orang yang melihat mereka karna gebrakan dan teriakan Elena, lalu Elena pergi suara Heels runcing yang menggema karna langkah yang cepat.

"Dia memang begitu Mr. Barrot, kau jangan kaget atas perlakuannya padaku, dan aku ingin kau membantu ku untuk memiliki wanita itu."Ucap Edmond dengan menyeruput kopinya, dan tatapan lurus serta memangku kaki kokohnya. Ketampanannya berkali-kali lipat aura panas seksi bersatu.

>>>>>>>

Thank you.

ValueTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang