26.

229 7 0
                                    


>>>>>>

Tok tok tok..

"Ya, sebentar!"

Ceklek

"Nona.. Yocelyn?"

"Ya, dengan saya sendiri?"

"Ada kiriman, atas nama Jack."Ujar seorang kurir, Elena menghela nafas."Ya, terima kasih."

3 Hari ini ia di teror oleh pria kaparat itu, siapa lagi jika bukan Edmond? dia memakai atas nama Jack seolah dirinya ingin terlihat misterius, padahal nyatanya tidak sama sekali.

Elena membuka bungkusan itu, jika kemarin-kemarin ini ia mengirim bunga dengan kata-kata manis, mengirim makanan khusus bayi, buah-buahan makanan, sekarang ia memberikan cemilan berbagai negara dan banyak lagi.

Keinginan dirinya mutlak tidak akan kembali pada Edmond, memang pria itu sudah tau bahwa bayi kecilnya ini anaknya Louis De Filbert, bayi kecil mereka.

Dan kalian tahu, apa yang terjadi di saat tau dirinya berada di jepang? Edmond membeli penthousenya di jepang akan menetap di sana, Elena merasa sedang dikejar-kejar harimau.

Dirinya sekarang, akan berjalan-jalan di dekat apartemennya pagi hari dengan Louis.

"Selamat pagi Ms. Yocelyn, dengan si lucu Louis."Sapa seorang pembersih, satpam dan banyak lagi.

Louis berada di stoller dengan berteriak lucu, dengan jari jemari kecil yang ia hisap di mulutnya senyuman khas bayi."Kau senang um? uh gemasnya."Ujar Elena dengan tersenyum.

Elena keluar lalu ia berjalan ke taman bermain, banyak balita dan batita yang berkeliaran di sana suasana dingin tetapi ada matahari, tidak lupa tanaman hijau dengan bunga yang mekar indah negara bersih itu.

Beberapa anak kecil di sana berlari ke tempat stoller Louis, dengan mengajak main Louis dengan jawaban teriakan serta tawa, bayi itu yang sangat gemas.

"Mau turun um? bermain bersama teman mu."

"Dadadadada!"Balas Louis asal memang dirinya hanya tahu kalimat itu saja, dan setiap bertemu Edmond dirinya di sebut Dada.

Elena turunkan dari stoller,lalu ia lepas Louis, senang bayi itu ia kelojotan dengan merangkak khas bayi tawa gemasnya bersama temanya.

"Awas terj-"

Dugh!

Louis menangis karna kepalanya terbentur perosotan, ia merangkak cepat ke arah Elena.

"Hati-hati sayang, kemari! sakit um? mana yang sakit em?"

Elena tenangkan Louis, lalu ia pergi dari taman itu ia ingin berjalan-jalan di sekitaran situ. Di saat dirinya sedang berada di supermarket.. ia bertemu ayah dari anaknya ini.

Elena menghela nafas pelan ,siap-siap dirinya berhadapan dengan pria bangkotan itu."Hello my love."Sapa Edmond dengan mengambil alih stoller Louis.

"Apa?"

"Aku, hanya ingin bertemu kalian."

"Aku tidak ingin, melihat dirimu."

"Dadadada!"Teriak gemas Louis, saat melihat ayahnya.

"Um apa sayang? merindukan ku em, harumnya."Edmond dengan mengangkat tubuh Louis lalu ia endus-endus, tubuh Louis dengan gemas.

"Dadadada!!"

"Tidak ada kerjaan kah kau, mengganggu terus kami?"Celetuk Elena dengan memasukan barang, yang ia butuhkan."Louis, tidak merasa terganggu."

"Tapi aku, yang merasa terganggu!"

"Apa aku seperti pria mesum? aku ini, ayah dari anakmu jika kau lupa."Ujar Edmond.
"Benar, dan itu adalah hal yang paling mengerikan di hidupku."balas Elena.

"Setidaknya jika dirimu tidak ingin melihat ku tidak apa, masih ada anak ku jika kau lupa."

"Sudah ku katakan, di saat aku menginjak negara ini Louis bukan anak mu."Ucap tegas Elena dengan terus menatap Edmond, yang tengah sibuk dengan anak mereka.

"Tapi secara ilmiah dia anak ku. Sperma dari ku. Darah daging ku Mengalir di tubuhnya."

"Terserah, kau saja."

Edmond mendeham pelan."Ayah ku sedang perjalanan menuju ke sini, karna dia tau bahwa cucu nya berada di jepang."Celetuk Edmond secara tiba-tiba, membuat pergerakannya berhenti Elena cukup terkejut.

"Kau, memberi tahunya?"Tanya Elena dengan menatap pria di depannya itu."Aku tidak memberi tahunya, tapi dia selalu mengawasi ku diam-diam, alhasil dia tahu secara tidak sengaja dan kemarin lusa dia menelfon ku bahwa dirinya akan ke jepang, bertemu Louis."jelaskan Edmond.

"Katakan pada ayah mu, mau bagaimana pun Louis dan aku tidak ada hubungannya dengan keluargamu, apa lagi jadi ahli waris keluarga mu tidak akan."

"Darah yang mengalir di tubuhnya, adalah ikatan batin bagi keluarga ku, dia sudah termasuk ahli waris dan ayah ku sudah menanyakan pernikahan."

"Are you nuts?!"

Tiba-tiba bayi yang ada di dalam stoller itu menjerit, dengan tangan serta kaki yang kelojotan wajah yang memerah seperti ingin menangis, karna sejak tadi ia mencari perhatian pada kedua manusia yang tengah berdebat itu, tapi tidak menghiraukannya.

"Dadadamamamam haaaaaa!"Racau bayi itu.

"Kenapa sayang, kau bosan um?"ujar Edmond lalu mengangkat kembali Louis, bayi itu senang kaki nya menendang senang, senyum yang merekah lucu tangan merabai dagu Edmond yang kasar karna kumis yang di potong.

Elena memutar matanya malas, lalu ia mendorong belanjaannya, dan baris di dekat kasir banyak yang melihat mereka karna, ada seorang pemilik pengusaha besar, seEropa dan itu menjadi perbincangan panas.

"Kau, bisa pergi tidak? semua orang melihat kita dan itu membuat ku tidak nyaman, dan pasti terganggu."

"Aku, tidak peduli."

Setelah itu mereka keluar dari supermarket, dan masuk ke mobil Edmond, karna paksaan pria itu serta Louis tidak ingin jauh-jauh dari ayahnya.

>>>>>>>

Kini keesokan harinya sore ini Elena hanya di rumah dengan Louis, sedang menonton Ms. Rachel berada di depan TV tidak lupa kue bayi berada di tangannya.

"Louis, kemari ayok mandi dulu."

Louis menggelengkan kepalanya, dengan mata menatap fokus ke arah TV senyum yang melengkung indah di bibir merahnya itu.

"Lou-"

Drrrttt

Potong telfon dari ponsel Elena, tanpa melihat siapa yang menelfon Elena mengangkat telfon itu.

"Hello?"

"Elena?"

Elena baru saja tersadar, bahwa yang menelfon itu Edmond. "Ya ada apa?"

"Ayah ku sudah berada di bandara tokyo, dia memboking restaurant dan, dia menyuruhku membawa dirimu dan Louis."

"Aku, tidak mau."

"Tujuan ayah ku hanya ingin bertemu dengan Louis, jika kau tidak mau biar aku saja yang datang, tetapi bersama Louis."

"Itu lebih buruk, aku tidak mau."

"Plesse.."

Beberapa menit lalu, Elena menghembuskan nafasnya."Baiklah ,aku akan kesana."

Edmond tersenyum di sebrang sana."Baiklah nanti aku jemput, ke apartemen mu."

"Ya."

Tutt

"Masalah apa lagi ini tuhan, aku benar-benar muak."

>>>>>>>

Happy month of Ramadan guys💋

Thank You.

ValueTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang