Chapter 19

109 18 4
                                    

Perang terjadi dengan sangat brutal dan tidak manusiawi. Taehyung tampak kelelahan menghadapi semua anak buah jungkook. Terlihat dari tangan, kaki, dan tubuhnya yang sudah cukup banyak tersayat benda tajam.

Taehyung merasa tidak akan memenangi pertarungan ini, ia kemudian berlari menjauh.

"kemana nih? Gua harus bisa kabur, gua ngga mau mati!"

"kemana nih? Gua harus bisa kabur, gua ngga mau mati!"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

DOR!!

Tembakan itu meleset, taehyung tetap berlari sekuat tenagannya.

"AAAAKKHGGT!" Teriak taehyung.

Sebuah golok tertancap hebat di kaki taehyung, membuat ia tidak bisa lagi berjalan.

Para preman itu membabi buka melempari dan menembak ke sembarang arah. Taehyung kini berhasil menyembunyikan dirinya di semak-semak untuk bertahan sebentar. Taehyung tahu, jika dia tertangkap, jungkook akan membunuhnya.

"PERIKSA SEMUA! JANGAN SAMPAI DIA KABUR!"

Tapi karena kondisi benar-benar mencekam, terkepung oleh musuh ia terus berusaha menutupi lukanya dengan merobek-robek sedikit bajunya.

"TAEHYUNG! KALO LO GAK MAU MATI, SERAHIN DIRI LO!"

'Tahan tae, lo bisa"

"CEPAT! LEDAKAN BOM NYA!"

DLUM!!

Tesktur tanah dibawah sana, remuk. Memperlihatkan ledakan yang begitu dahsyat dihadapan para preman. Dengan tubuh taehyung yang mungkin sudah di prediksikan mati di dalamnya. Terkena serangan granat berkekuatan lumayan besar, pada area dimana taehyung bersembunyi.

🌴🌴

"Waduh, makanan aku ketinggalan lagi di kafe tadi. Ck...ambil ga ya?" Gumam irene saat dirinya masih berada di dalam mobil.

Akhirnya kini irene memutar balik mobilnya menuju kafe dimana ia dan lio barusan belajar. Bukan karena tidak mau rugi, pasalnya itu adalah titipan anaknya younghun. Jadi, mau tidak mau, ia juga harus memberikan makanan itu tepat waktu kepada anaknya.

Irene segera keluar dari mobilnya menuju pintu kafe. Dan benar saja, ternyata makanannya yang telah ia bungkus ketinggalan di meja kafe dan di selamatkan oleh karyawan kafe.

"Makasih ya, mbak" ucap nya saat menerima bungkusan makanan tersebut.

Irene segera keluar saat melihat jam nya sudah menunjukkan pukul dua belas malam. Ia sangat mencemaskan anaknya yang menunggu makanan tersebut, dengan bergegas ia berjalan menuju mobilnya lagi.

"AWH..Ssssth" desisnya saat kakinya tidak sengaja menginjak benda  tajam.

Karena kesakitan, ia melihat tapak kakinya yang sudah mengeluarkan darah.

REGRET (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang