Notice: Di cerita ini semua kata sapaan akan menggunakan sebutan dalam bahasa Indonesia, ya. Semisal unnie, di sini akan menggunakan Kak.
Happu reading:)
****
“Wow.”
Lisa ternganga melihat sebuah mobil merah mewah kinclong di pinggir jalan dalam perjalanan pulang. Ia sejenak menghentikan laju sepedanya yang juga kebetulan berwarna merah hanya untuk menonton mobil tersebut, ini pertama kalinya Lisa melihat mobil mewah secara langsung dalam jarak dekat.
Lisa maju selangkah, mengintip logo di kap mesin dan menemukan kuda hitam melompat ke atas dengan latar belakang oval berwarna kuning emas, di bagian atas ada tulisan Porsche.
“Wah.”
Lisa memang tidak memiliki Porsche, mobil saja tidak punya, sepeda merah saja yang ada, tetapi Lisa tahu bahwa Porsche merupakan produsen mobil mewah asal Jerman yang terkenal akan desainnya yang elegan dan performa tinggi. Perusahaan ini didirikan oleh Ferdinand Porsche pada tahun 1931, dan sejak itu telah menjadi salah satu ikon dalam industri otomotif. Lisa sering dengar bahwa beberapa idol, aktor, dan aktris Korea Selatan mengendarai mobil merek ini, lalu apakah ada artis yang sedang berkeliaran di sekitar sini?
“Yow,” sapa seseorang dari belakang.
Sontak karena kaget Lisa melengok, menemukan seorang perempuan cantik berambut hitam panjang dan berpakaian santai memeluk barang belanjaan. Lisa baru sadar ada swalayan di belakang sana.
“Yow,” sapanya balik tidak kalah ramah.
Perempuan tadi tersenyum dan Lisa bersumpah bahwa senyumnya sangat manis dan memabukkan, pipi tembam itu menambah lukisan wajahnya yang semakin sempurna. Lisa penasaran apakah perempuan ini salah satu artis terkenal Korea Selatan.
“Ada apa?” tanya orang tersebut.
Lisa tersenyum menunjuk mobil di depannya dan berkata jujur, “Mobilnya bagus.”
“Kan!” Perempuan tadi menyahut cepat dengan suara dan ekspresi jahil, tampak puas juga mendengar jawabannya. “Mau ini?”
“Eh?” Lisa mengerutkan dahi bingung saat tiba-tiba disodori sebungkus roti selai kacang.
“Atau mau ini?”
Lisa semakin heran kala ditawari satu set makanan lengkap yang ditata di wadah bento mika, matanya berkeliaran naik setelah memandangi makanan tersebut untuk melihat ekspresi orang itu.
“Mau nggak?”
“Mau.” Lisa menerima bento tersebut yang ia prediksi dibeli di swalayan, ia tersenyum lega karena makan malam hari ini sudah tersedia tanpa perlu pusing-pusing terlebih dahulu. “Makasih, Nyonya.”
“Nyonya? Hei, aku belum nikah dan nggak setua itu, ya!”
“Oh, maaf. Kalo gitu makasih atas makanannya, Kak.”
Perempuan tadi tersenyum puas dan mengacungkan jempolnya kepada Lisa. Memang perempuan aneh.
“Ya udah aku duluan, Kak.”
“Oke, hati-hati.”
Lisa menaruh bento ke keranjang depan sepedanya kemudian menyambung laju kendaraan tenaga genjot itu pulang ke apartemen tempatnya tinggal. Melalui trotoar, Lisa membelah jalan dengan riang, dan bersenandung ria menyanyikan sebuah lagu karena suasana hatinya sedang sangat baik. Pulang bekerja paruh waktu sudah memiliki makan malam adalah anugerah sebab biasanya ia perlu menunggu agak malam dulu untuk membeli bento supaya mendapat harga lebih murah, itu pun bila masih ada yang tersisa, jika sedang apes sudah terlanjur menunggu dan habis biasanya Lisa memilih roti serta susu saja.
KAMU SEDANG MEMBACA
Plate of Love ➳ JENLISA [COMPLETED]
Fiksi Penggemar"Eum ... I'm not someone who's financially stable." "Yang aku cari udah bukan barang apa yang bisa mereka kasih ke aku, tapi perasaan apa yang bisa mereka bikin aku rasain." Dimulai: March 17, 2024 Selesai: May 15, 2024 *I DO NOT OWN ANYTHING EXCEP...