PoL 9. The Final Meal pt.2

1K 206 25
                                    

Happu reading:)

****

“Huft.”

“Udah, Kak.”

“Makasih, ya.”

“Sama-sama.”

Canggung. Canggung sekali. Semua ini karena branya yang terlepas begitu saja saat ia melompat ke air tadi. Alhasil selama beberapa saat dua gundukannya harus mengambang bebas di air kolam ketika Lisa pergi mengambil kain penutup itu di pojok kolam di dekat pintu. Jennie juga jadi begitu gugup hingga semua ikatan yang ia buat langsung copot seperti tak ada artinya, dan berakhir meminta tolong Lisa supaya mengikatkan untuknya.

Memalukan sekali. Lain kali ia akan menggunakan baju renang yang lebih aman.

“Ini nggak pernah terjadi sebelumnya. Bahkan guling-gulingan berantem sama Jisoo atau Chaeyoung aja talinya nggak pernah copot, nggak tau kenapa sekarang malah copot.”

It seems like my boobs want some attention too, batin Jennie.

Lisa diam-diam terkikik, tetapi terdengar oleh Jennie yang segera menoleh menatapnya tajam. Lisa langsung bungkam dan berdiri kaku.

“Mau jelasin atau kabur lagi?”

Lisa kembali meneguk ludah susah payah, seperti ada kawat yang melingkar di leher, dan memberinya ujian untuk bernapas. Atau ia memang tak ditakdirkan bernapas lega sebelum menjelaskan semuanya kepada Jennie. Dia, tidak, mereka butuh kepastian.

Explain, please, Ms. Lisa.”

I said what I said—I mean, you know what I mean, right?” tanyanya menoleh dengan harapan Jennie mengangguk, bukan malah menatapnya datar seperti ini.

No.”

Will you be my girlfriend?”

Mata Jennie membeliak. “Already? You didn’t even explain what you mean earlier.”

Isn’t that clear?”

Clear what? What’s clear?” tantang Jennie. “Setop main-main, Lisa. Aku nggak suka kayak gini, jelasin secara rinci dan runtut.”

“Eum.” Lisa memainkan jari telunjuknya malu-malu.

“Bayi itu belajar lari: jalan dan baru lari. Bukan lari terus belajar jalan. Semua harus urut.”

“Oke.” Lisa menggigit pipi bagian dalamnya. “Tapi aku deg-degan banget, nggak bisa ngomong.”

“Itu bisa!”

“Iya sih.”

Jennie memutar matanya. Tampaknya agak sulit memohon penjelasan rinci dari Lisa mengingat gadis itu nol pengalaman di bidang ini, memang sudah seharusnya ialah yang memimpin penyatuan perasaan ini—itu pun jika Lisa tak sedang main-main dengannya.

Huft, mau bagaimana lagi. Daripada nggak jadi, pikirnya.

She and has six letters. It’s you.”

“Eh?” Lisa mendongak cengo. “Me?” tanyanya menuding diri sendiri.

Jennie membuang muka karena malu, ia bersedekap dada angkuh, dan mengangguk sekali.

She and has six letters. It’s not me.”

Hey, it’s my feeling and I’m sure it’s you.

“Kalo aku kenapa enam huruf? Nama aku Lisa, L, I, S, A. Lisa. Empat huruf.” Lisa menghitung dengan jarinya sendiri.

Jennie menoleh syok, dahinya berkerut tajam menatap Lisa dengan heran. “Nama kamu Lalisa, ‘kan? Aku inget seratus persen kamu bilang nama kamu itu Lalisa.”

Plate of Love ➳ JENLISA [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang