Part8

504 61 13
                                    

Dulu Adibrata selalu bermimpi, kalau nanti Anaknya lahir, apa saja yang akan dia lakukan bersama keluarga kecilnya itu? Tempat mana saja yang akan dia kunjungi bersama, lalu apa yang harus dia persiapkan agar bisa menjadi sosok Suami dan Ayah yang hebat dan adil. Banyak waktu yang sudah Adibrata habiskan untuk belajar, karena Adibrata tak ingin gagal dalam menjalani perannya.

Namun Adibrata tak pernah mempersiapkan dirinya untuk belajar di  bab perpisahan, karena pada dasarnya semua orang tak menginginkan itu. Saat itu, Adibrata benar-benar hancur. Dunianya seakan pergi entah ke mana, bahkan saat itu jika diberi pilihan maka Adibrata lebih memilih wanitanya dibanding Putranya yang saat itu baru beberapa hari lahir.

"Lo bodoh?! LO BISA CARI WANITA LAIN, TAPI NGGA DENGAN ANAK LO! Tolol, lepasin wanita itu. Putra lo sendirian, dia butuh lo. Lihat dia, Dib! Tatap anak lo! Dia selalu nangis nyari-nyari kehangatan, peluk dia Dib, dia lagi berjuang sekarang, GUE MOHON! Dia udah kehilangan Ibunya, masa iya dia harus kehilangan Ayahnya juga? Kalo gitu, lo sama wanita kesayangan lo itu sama aja. KALO KALIAN BELUM SIAP PUNYA ANAK? KENAPA KALIAN NGEBIARIN BAYI KECIL ITU HADIR?!"

"Dib, buka mata lo. Lihat, Anak lo serapuh itu Dib. Dia ngga pernah tenang. Kenapa kalian bisa sejahat itu, sih?! Dia ngga salah Dib, Anak lo ngga salah. Dia cuma bayi yang butuh kasih sayang dari orang taunya. Ibunya udah milih pergi ninggalin dia, dan sekarang lo bahkan ngga peduli sama Anak lo."

"Dib, sekali lagi gue tanya. Kalo lo ngga mau Anak lo, gue bakal bawa dia sejauh mungkin. Bayi gue yang lucu itu ngga punya dosa, dia lahir karena keinginan kalian awalnya, tapi dia yang nanggung semuanya sendiri. Demi Tuhan, kalo lo masih kekeh buat nyari-nyari wanita itu lagi dan ngga peduli sama Anak lo. Gue ngga akan biarin lo ketemu sama Anak lo lagi."

"Gue ngga mau bayi kecil itu tahu kalo orang tuanya tolol, mereka ngga bertanggung jawab. Gue sama Mikael siap jadi orang tua buat bayi ini, bahkan Jeryco, Abimanyu, Keyden, sama yang lain juga siap. Gue bakal jadi Ibu yang baik, dan Mikael siap jadi Ayah yang baik. Ngga kaya lo sama wanita tolol itu, kalian hewan tau ngga! KALIAN BRENGSEK!"

Waktu itu Azalea menangis keras, bersujud di kaki Adibrata yang saat itu sangat membenci Putranya. Adibrata menyalahkan takdirnya pada bayi kecil itu. Tak pernah sekalipun Adibrata gendong Putranya itu, bahkan melihatnya saja Adibrata sangat membencinya entah mengapa. Semua orang mengatainya bodoh, tak sedikit pula pukulan yang dia dapat dari orang-orang terdekatnya.

Adibrata tak mau sadar, yang dia inginkan saat itu adalah sang Istri yang memilih pergi entah ke mana. Adibrata selalu menghabiskan waktunya untuk minum, dan berkeliling kota untuk mencari wanita itu.

Sampai hampir dua minggu dia melakukan itu, saat itu Adibrata memilih pulang ke rumah. Biasanya rumahnya akan berisik dengan tangisan bayi, namun waktu itu rumah benar-benar sepi dan tidak ada siapapun di sana. Biasanya juga ada Bibi Nam yang akan mengurus bayi kecil itu, namun wanita tua itu juga tidak ada di rumah.

Biasanya Adibrata tak peduli, namun perasaannya tiba-tiba sangat tidak enak. Saat membuka ponsel yang selalu dia mode senyapkan, banyak sekali telpon dari Bibi Nam dan teman-temannya yang lain. Saat itu, jantung Adibrata terasa sangat berdebar saat membaca chat dari Azalea. Putranya masuk ke Rumah sakit, dan saat itu dalam kondisi kritis.

Adibrata mengendarai mobilnya seperti setan, dia tidak peduli dengan pengendara yang lain. Saat sampai di Rumah sakit, Mikael dan Radhika langsung memukulnya berkali-kali. Semua orang menatapnya dengan penuh kebencian, dan Azalea menamparnya berkali-kali sambil terus berteriak.

Dengan kaki yang sangat gemetar, Adibrata dipaksa untuk masuk ke dalam. Tubuhnya langsung terjatuh ke lantai saat melibat bayi kecil itu dipenuhi dengan banyak alat medis. Semua kejahatannya langsung terbayang, tangisannya seketika pecah dengan sangat keras.

Endless LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang