Seperti biasa, Azalea selalu bangun saat matahari belum tampak. Mungkin jika melihat jam, itu sekitar jam lima pagi. Di sampingnya, Mikael masih tertidur terlentang dengan kepala yang miring ke kanan. Azalea memberikan kecupan singkat di pipi sang Suami, selimutnya dia naikkan sampai sebatas dada.
Mikael itu benar-benar sosok yang sempurna di mata Azalea. Apa ya, mungkin kalau kata orang Mikael itu sudah sangat siap untuk menikah. Azalea pasti akan sangat menyesal kalau saja dia menolak perjodohan aneh yang dilakukan oleh Adibrata dulu.
Jadi, Adibrata waktu itu main ke kosannya. Datang-datang sambil bawa teman-temannya, yang waktu itu datang dengan rambut dan baju yang sedikit basah. Memang waktu itu hujan sempat turun cukup deras. Untungnya Azalea tak sendirian di kosan, ada temannya juga yang sekarang malah jadi Istrinya Jeryco.
Azalea membawakan teh panas, mereka duduk di teras kosannya yang cukup luas untuk tujuh orang lebih. Kampus Azalea dengan Adibrata itu berbeda, namun masih ada di kota yang sama. Dulu itu perasaan gara-gara mobil mereka mogok di simpang jalan, dan kebetulan kosan dia yang paling dekat untuk dikunjungi.
Azalea sebenarnya cukup bar-bar orangnya, jadi meski ada tujuh pemuda tampan di hadapannya tidak semerta-merta membuat dia malu-malu. Mereka berkenalan bahkan sesekali tertawa, ternyata teman-temannya Adibrata itu sama gilanya dengan sahabat kecilnya itu.
Hanya satu orang yang menurut Azalea tidak seru. Yaitu Mikael yang waktu itu memakai kaca mata bulat, rambutnya menutupi kening yang saat itu di mata Azalea benar-benar seperti orang culun. Namun sekalinya membuka suara, temannya Adibrata itu justru mengatai tehnya yang katanya pahit padahal punya yang lain rasanya manis.
Di situ Mikael berasumsi kalau Azalea sengaja melakukannya. Padahal kenal saja baru. Suasana di sana waktu itu sempat menegang. Dan itu awal pertemuan paling buruk untuk Azalea dan Mikael. Apalagi keduanya sama-sama keras, tidak ada yang mau mengalah sampai-sampai Adibrata yang harus menengahi.
Pertemuan kedua sampai ketiga, Azalea malah semakin membenci Mikael. Mikael pun nampaknya sangat senang membuat Azalea emosi dengan sikap pendiamnya yang ternyata bermulut pedas. Sampai pada akhirnya Adibrata mengajak makan di luar, Azalea pun menurut. Namun sialnya, Adibrata malah mengajak Mikael yang sialnya lagi sangat ganteng waktu itu.
Adibrata di sana seperti seorang Anak yang mewakili Ayahnya untuk melamar ibu barunya. Itu benar, karena Adibrata yang tiba-tiba berkata kalau Mikael itu sebenarnya suka dengan Azalea. Pun sebelum itu, Adibrata sudah lebih dulu bilang kalau Azalea itu suka dengan Mikael makanya Miakael mau datang bermaksud untuk meluruskan.
"Ngga usah malu-malu. Gue sebagai sahabat sekaligus Adik yang baik, gue restuin kok. Coba dulu aja, siapa tahu cocok."
Tidak tahu bagaimana, tiba-tiba Mikael mau-mau saja. Namun Azalea masih menolak keras, bahkan dia sampai pergi dari tempat itu. Adibrata langsung mengejar, mereka berdua seperti orang ribut di pinggir jalan yang waktu itu cukup ramai.
"Kalo Mikael gagal buat lo jatuh cinta dalam waktu seminggu, gue bakal jajanin lo selama sebulan. Lagian gue milih yang terbaik buat lo. Gue udah berkali-kali ngeliat lo salah milih pasangan, gue ngga mau lagi."
"Mikael itu yang paling sempurna di antara temen-temen gue yang lain, makanya gue berani kenalin ke lo. Mau ya, please? Dia orangnya baikkkkk banget Jel, asli deh. Gue yakin tiga hari aja lo bakal dibikin klepek-klepek sama dia."
Azalea pada akhirnya setuju. Karena Adibrata yang saat itu berbicara serius, bahkan Azalea tidak menemukan kebohongan di matanya. Waktu itu sudah hampir semester lima, dan akhirnya Mikael berhasil membuat Azalea terjatuh. Bahkan sangat dalam.
Sekitar dua bulan pendekatan, Mikael yang pada waktu itu mengajaknya jalan-jalan menggunakan motor tiba-tiba saja berteriak keras. Katanya, Azalea Atmaja ayo pacaran. Azalea tersenyum malu, namun dengan lugas mengangguk mau. Azalea ingat sekali waktu itu semua orang menatap mereka bertanya-tanya.
