Part13

909 86 30
                                    

Waktu itu jalanan sedang macet-macetnya, Adibrata bahkan sudah mengumpat berkali-kali sangkin kesalnya. Matkul di pagi hari benar-benar tidak cocok untuk Adibrata yang orangnya susah bangun. Menatap jam tangan barunya, milik Jeryco sebenarnya kini sudah menunjukkan angka delapan. Itu berarti kelasnya sudah tiga puluh menit dimulai.

Sambil mengambil nafas berkali-kali, akhirnya Adibrata memilih untuk membolos. Mobilnya mengambil jalan kanan untuk main ke fakultas Bramantyo yang dikenal dengan taman hijau dan angin sepoi-sepoi. Dia mau melanjutkan tidurnya di sana, sekalian menunggu matkul berikutnya sekitar pukul sepuluhan.

Setelah memarkirkan mobilnya di antara mobil mewah lainnya, Adibrata buru-buru duduk di bawah pohon yang rindang  sambil menyender. Angin sepoi-sepoi terasa begitu sejuk, sangat berbeda kalau di fakultasnya yang kalau kata orang-orang terlihat paling suram.

Bermain sebentar dengan ponselnya, kini Adibrata mulai memejamkan matanya yang semakin berat. Bocah gendeng kalau kata Mikael, mana ada Anak kuliahan datang ke kampus bukannya masuk kelas malah bolos buat tidur. Makanya Adibrata sangat tidak cocok kalau dengan Mikael, Kakak beda setahunnya itu benar-benar manusia ambis.

Sekitar satu jam lebih tertidur, Adibrata meregangkan tubuhnya setelah terbangun gara-gara suara berisik di sampingnya. Adibrata lupa, dia kini tengah ada di fakultas kedokteran yang orang-orangnya jauh lebih ambis dari Mikael. Di rumput hijau yang rindang itu, sekelilingnya sudah ada banyak orang yang terlihat sibuk dengan laptop dan bukunya. Adibrata seketika mual melihat tebalnya buku yang mereka baca.

Tiga puluh menit lagi matkul keduanya akan dimulai, Adibrata masih santai. Dia menatap sekelilingnya, dan entah mengapa tatapannya terpaku dengan seseorang yang kini tengah tertawa kecil di samping temannya. Rambut panjangnya tersapu angin, rasanya waktu seakan berhenti sehingga Adibrata tak bergerak sedikitpun dari posisinya.

"KALILA."

Saat itu, Adibrata merasa hatinya berdebar. Seseorang memanggil nama itu, terlihat begitu cantik saat wanita itu tersenyum  sambil melambiakan tangannya. Adibrata semakin betah di sana, dia mengambil ponselnya dan memotret beberapa kali seseorang itu yang ternyata namanya Kalila, sangat indah bukan?

Itu pertama kalinya Adibrata bertemu dengan Kalila, kini wanita itu tengah berdiri di hadapannya. Dia kembali, wanita yang sudah mati-matian Adibrata gapai sekarang tak takut lagi bersembunyi. Hampir empat tahun Adibrata dibuat sakit, dan kini penyebabnya sudah ada di depan mata.

"Apa kabar?"

Tidak ada yang berubah. Wajahnya, senyuman itu, manik indahnya, bahkan tahi lalat kecil di hidungnya, semuanya masih sama. Hanya saja tubuh wanita itu terlihat kurusan, dan entah mengapa itu membuat Adibrata semakin merasa sakit. Bagaimana kehidupannya? Katanya dia tidak bisa hidup tanpanya, namun mengapa harus pergi? Adibrata salah apa sebenarnya.

"A-aku—" lanjutnya sangat gugup.

Radhika lebih dulu menarik tangan Kalila sebelum mengucapkan apa maksudnya. Tidak lagi memegang prinsip perempuan tidak boleh dikasari, Radhika lalu menyerat wanita itu pergi. Mikael dan Abimanyu yang datang setelah Radhika, melihat itu mereka langsung berlari pada Adibrata.

Sahabatnya itu berdiri di tengah-tengah pintu, kedua maniknya sudah dipenuhi air mata yang juga tubuhnya terlihat begitu gemetar. Mikael langsung mendekapnya, menutup kedua mata itu yang tatapannya masih memandang masa lalunya.

"Lihat sini." Kedua pipi Adibrata dia tangkup menggunakan kedua tangannya setelah beberapa detik berlalu, dia memaksa kedua mata itu agar menatap ke arahnya.

"Ngga papa. Ngga ada yang perlu ditakutin."

Perlahan, Adibrata menggerakkan bola matanya untuk mengalihkan tatapannya pada Mikael. Penglihatannya sudah sangat buram, dia menatap Mikael seperti orang kebingungan.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 12, 2024 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Endless LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang