Chocolate

245 42 10
                                    

"Boleh aku jelasin tentang malam itu?" Lirih Jisung menggenggam tangan kiri Lisa.

"Sebenernya lagi nggak ingin mendengarkan masalah sih"

"Pleaseeeeee" mohon Jisung.

"Oke...silahkan"

Jisung menghembuskan nafas panjang, sebenarnya bingung harus mulai dari mana dan harus menggunakan kalimat apa untuk menjelaskan agar Lisa tidak lagi salah faham.

"Kita dekat saat aku ada di masa ujian akhir" kalimat awal yg Jisung ucapkan.
"Nilai-nilaiku turun drastis"

"Dan kamu menganggap itu semua karna aku?" Lisa kembali tersulut emosi.

"Bukan itu, tolong dengarkan aku dulu hmm?" Ucap Jisung sembari mengusap punggung tangan Lisa agar lebih tenang.
"Nilai-nilaiku turun drastis, tapi itu bukan karna nuna, aku sadar sepenuhnya karna salahku, ternyata aku tidak bisa fokus jika mengerjakan banyak hal dalam satu waktu"
"Sempat aku berfikir untuk menyerah tentang Caltech karna aku tidak ingin kehilangan nuna, tapi....suatu hari ayah tiri nuna datang menemuiku"

Sontak kedua alis lisa bertautan mendengar kalimat Jisung barusan.

"Ayah tiri nuna berkata tentang semua kehebatan yg bisa dia capai sampai saat ini, dan aku? Tidak lebih dari hanya seorang pelajar, tidak ada yg bisa aku banggakan dari diriku, bahkan hanya Caltech pun aku nyaris gagal"
"Saat itu Mark Hyung berkata padaku untuk fokus, hanya beberapa saat...fokus untuk meraih impianku masuk ke Caltech, setidaknya ada hal yg bisa aku banggakan di hadapanmu, dan membuatku merasa pantas ada di sampingmu"

"Tapi aku tidak peduli dengan semua itu!!!" Ucap Lisa

"Tapi mamamu peduli, orang-orang di sekitarmu peduli, bahkan...semua laki-laki yg mendekatimu menemuiku dan mengatakan hal yg sama, lalu aku bisa apa?"

"Tapi yg kamu lakukan justru membuatku membencimu!!" Ucap Lisa menatap nyalang ke arah Jisung.

"Aku tau...aku membuat kesalahan, aku...sangat salah mengucapkan kalimat itu, maaf..."
"Aku tidak tau kenapa tiba-tiba kalimat itu justru yg terucap sementara sebenarnya aku sangat sangat merindukanmu"

"Dan aku harus mempercayai ucapanmu?" Lirih Lisa menatap lekat kedua mata Jisung.

"Jangan...." Jisung menggelengkan kepala
"Aku tidak ingin menjanjikan apapun lagi, atau memaksa nuna untuk mempercayaiku, aku takut suatu saat akan melukai nuna lagi" lirih Jisung menunduk.

"Lalu.....apa hubunganmu dengan Eunchae?"

"Hah? Eunchae? Tidak ada...."

"Tidak ada?" Tanya Lisa dengan senyum sinis.
"Dia datang ke rumahmu di malam ulang tahunmu, kamu bahkan melindunginya di balik tubuhmu saat malam itu, kenapa? Takut aku akan melukainya?"
"Bahkan sekarang dia juga ada disini dan satu jurusan denganmu, dan aku harus percaya kalian tidak ada hubungan apapun?"
"Apa kamu fikir aku sebodoh itu?" Ucap Lisa pelan tapi penuh penekanan dan tatapan tajam

"Nuna...." Lirih Jisung dengan wajah sendu
"Pertama, tentang dia tiba-tiba ada di rumahku di malam ulang tahunku, aku tidak tau..."
"Aku tidak pernah mengundangnya, aku bahkan berencana ke rumah nuna sepulang siaran, jadi bagaimana mungkin aku juga memiliki janji bertemu orang lain di tempat lain?"
"Dan untuk malam itu....jadi begini...aku baru tau jika di sekolahku ada 3 orang lagi yg juga mendaftarkan diri di Caltech sama sepertiku, termasuk Jeno Hyung dan kepala sekolahku berinisiatif membuat kelompok belajar untuk kami berempat sebagai persiapan ujian masuk"
"Tiga malam berturut kami berempat belajar bersama di cafe itu, selalu berempat termasuk di malam saat nuna kesana"

"Aku hanya melihat kalian berdua"

"Astaga nuna...sumpah kami berempat beneran ada Jeno Hyung disana, tapi aku juga nggak tau kenapa waktu pulang hanya Eunchae yg berjalan di belakangku" lirih Jisung karna Lisa terus menatap tajam ke arahnya.
"Nuna bisa tanya langsung ke Jeno Hyung"

ON AIR (Lalisa-Park Jisung)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang