"Jie....kamu tau Lisa ada di mana sekarang?" Tanya Wendy mengusik kegiatan sarapan sang adik yg membuat wajah sang adik memerah marah dan menghembuskan nafas kasar
"Aku bukan orang tuanya, keluarganya, bahkan bukan siapa siapa nya? Kenapa aku harus tau dimana dia dan apa yg sedang dia lakukan sekarang?" Ucap Jisung penuh penekanan
"Aku tidak tau sedang ada masalah apa kalian berdua, yg aku tau....dari dua hari yg lalu Lisa tidak masuk kuliah meskipun kami sedang mempersiapkan diri untuk acara wisuda"
"Dan barusan Rose meneleponku karna dari dua hari yg lalu dia masih belum bisa menemukan dimana keberadaan Lisa bahkan ponsel dan semua sosmed nya tidak aktif"
"Lisa menghilang setelah dua hari yg lalu mamanya datang menemuinya"
"Saat itu Rose bilang dia tidak tau apa yg mamanya katakan pada Lisa, yg Rose tau saat itu Lisa bilang ingin bertemu denganmu dan hanya kamu satu satunya orang yg ingin Lisa temui saat itu"
"Dan kamu berkata tentang orang tua Lisa atau keluarga Lisa? Keluarga mana yg kamu maksud? Kakak fikir kamu orang yg paling tau tentang itu, dan satu lagi...hanya kamu yg tau dimana Lisa pindah rumah karna kamu yg ngasih rekomendasi dan nganter Lisa pindah, kamu ataupun Lisa bahkan belum pernah cerita ke siapapun dimana rumah baru Lisa sekarang"
"Kalau kakak tau dimana Lisa tinggal sekarang, kakak tidak akan repot bertanya padamu" cerocos Wendy penuh emosi."Mamanya menemuinya?" Lirih Jisung
"Kakak rasa kamu pasti belum tau, dua hari yg lalu mama Lisa menemui Lisa untuk memeberikan surat dari Seoul Hospital"
"Kamu tau surat apa itu?"
"Surat pernyataan bahwa.......""Kakek Lisa telah meninggal dunia"
Bagai dihujam sebilah belati tepat di jantung, Jisung terdiam mendengar penuturan sang kakak, sesaat otaknya membeku dan kesulitan mencerna apa yg telah terjadi, dan dengan cepat Jisung berdiri dan berlari menyambar jaket dan kunci motornya kemudian berlari ke luar.
"Kakak rasa hanya kamu yg tau pasti kenapa dua hari yg lalu Lisa ingin menemuimu" teriak Wendy dan masih terdengar oleh Jisung meski posisi dia sudah keluar dari rumah.
🐹🐹
Rumah...hanya itu yg saat ini terlintas di fikiran Jisung, tidak mungkin di night club karna ini masih pagi, tidak mungkin juga di toko buku karna jam segini bahkan toko buku pun belum buka.
Bisa jadi keluar kota atau keluar negri, mengingat Lisa terlalu random dalam melakukan banyak hal, tapi...mencari dari rumah tidak ada salahnya.
Jisung bergegas berlari masuk ke dalam gedung apartment sesaat setelah memarkirkan motornya, hingga akhirnya mematung tepat di depan pintu unit apartment Lisa.
"Sopan nggak sih masuk ke rumah orang tanpa permisi?" Gumam Jisung yg tau password rumah Lisa tapi tetap saja butuh ijin Lisa untuk masuk.
"Tapi...bukannya ini keadaan darurat ya? Gimana kalo terjadi apa apa sama nuna?" Jisung mengelak dari fikirannya sendiri dan menekan beberapa angka sebelum pintu berbunyi dan terbuka.Bau asap rokok yg begitu menyengat, rumah yg sangat gelap karna semua korden tertutup rapat dan tidak satupun lampu menyala.
Jisung bergerak masuk meski sedikit terbatuk karna bau asap rokok yg mengepul, membuka satu persatu korden dan jendela yg ada disana, setidaknya harus ada sirkulasi udara agar tidak asma karna kekurangan oksigen.
Botol alkohol yg berserakan dimana mana, bukan hanya satu, dua, atau...bahkan ada di setiap sudut ruangan.
Mata Jisung beredar mencari keberadaan Lisa yg bahkan tidak ada di dalam kamarnya.
Tapi....ponsel dan kunci mobil Lisa tergeletak di lantai tidak jauh dari tempat Jisung berdiri sekarang, kalaupun Lisa suka random pergi tanpa naik mobil, hampir tidak mungkin Lisa pergi tanpa membawa ponselnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
ON AIR (Lalisa-Park Jisung)
FanficAku pernah membuatmu menghapus semua mimpimu, tapi bolehkah sekarang aku mengisi hidupmu dengan mimpi yg baru