Di hujan kamis
Di kendaraan yang melaju basah
Menerpa riuh malam itu
Ada seorang perempuan kusut sekali kepalanya mesti menuntaskan skripsi atau menenangkan rasa sepi
Perempuan itu tidak menahu arah sama sekali
Mencoba mengikuti arah angin yang membawanya ke tempat penuh kenangan tak tertampik sudah; ia turun dan memasuki kedai kopi
Waktu berhenti
Antara dua sampai tiga detik
Matanya menerobos masuk hingga sekujur tubuhnya menggigil
Perempuan itu gundah memilih secepatnya untuk segera pergi dari hadapannya atau berlama-lama berdiri di sana
Kopi hangat blusukan adalah yang paling direkomendasikan sekaligus salah satu wujud kesetiaan untuk tidak lagi menikmati dunia dan seisinya
Perempuan itu seperti menemukan langit tenang
Di hujan kamis yang gelap; ia pun duduk di antara mata dan suara yang menariknya ke dalam pikiran
Berhari-hari
Perempuan itu jadi gila sebab tak tahu dirinya disihir apa
Hanya saja
Kemungkinan paling kecil kewarasannya memudar seiring kekaguman menyeruak
Kemungkinan juga nasib buruk menimpanya sewaktu-waktu
Seperti debu beterbangan cukup banyak melintang di antara satu bintang terang dan perlu upaya menyibaknya jauh-jauh
Agar tidak buta
Agar tidak redup
Agar bisa melampaui semesta raya
Agar waktu segera menyudahinya
Perempuan itu pulang sambil lalu memikirkan hidupnya dipaksa kehilangan
Sekali lagi
Antara kopi blusukan dan dirinya
Keduanya harus perempuan itu habiskan sampai tak tersisa
Harus perempuan itu lepaskan agar tidak berdosa
Tidak peduli nihil hasilnya selama ini.-Alin
✒️✒️✒️
Once again
Thanks a lot guys💖
KAMU SEDANG MEMBACA
Tinta Diksi
PoetryAda tumpukkan kata yang tak sempat tersampaikan Di sudut ruang sang perasa Maka, Bersuaralah...