Setelah sepuluh ribu bulan purnama, akhirnya 2024 KHdK kembali!!!!!!! lol
aku gamau banyak cincong,
SELAMAT MEMBACA! 😅
.
.
.
.
.Hari-hari berikutnya, hubungan pertemanan Arkan dan Brisia nampak semakin erat. Tapi jangan berburuk sangga, mereka murni hanya berteman, Arkan juga selalu meyakinkan kepada pacarnya bahwa ia dan Brisia hanyalah teman dan akan tetap begitu.
Dan hari ini, sepertinya kecemburuan Iluvia mulai benar-benar memuncak. Bagaimana tidak....
"Dir, Arkan kemana? Belum selesai kelas ya?" itu pertanyaan Iluvia kepada Dirga yang baru saja selesai menelpon pacarnya yang ke 12.
Kini mereka berada di kantin, ritual mereka saat sama-sama sudah selesai kelas memang begitu, akan berkumpul di kantin karena tidak ingin melewatkan kenikmatan bakso terenak di kantinnya yang sangat laris.
"Tadi sih habis kelas dia bilang dia buru-buru, katanya mau nganterin temennya ke-" Dirga mencoba mengingat, "ah, ke tempat bimbel! Gue juga gak tau sih siapa temen dia yang bimbel, emangnya ada ya?" jelasnya.
Iluvia sontak tidak jadi menyuapkan sepotong bakso yang sudah is racik sedemikian rupa itu. Bimbel, itu sudah clue yang sangat jelas.
"Luv?" Dirga menegur temannya yang kini terlihat murung. "Lo gak apa-apa? Lo tau kah siapa temennya Arkan yang bimbel?" tanya Dirga.
Iluvia menggeleng, "gue gak apa-apa, santai." ujarnya mencoba mengembalikan mood-nya yang telah hilang.
"Aman?"
Iluvia mengangguk lagi, "Dir gue habis ini nggak ada kelas lagi, gue mau langsung balik ya? Lo mau main ke rumah gue gak?" tanyanya.
"Mau sih tapi nggak sekarang, gue masih ada kelas nanti sore. Paling habis ini gue stay di kosan kawan gue dulu, selesai kelas gue ke rumah lo ya mau main PS." ujar Dirga.
"Oke, aman aja." Iluvia tersenyum palsu.
"Lia gak kelas ya hari ini?" Dirga bertanya sambil melanjutkan aktivitas makan baksonya.
"Enggak katanya. Sama kebetulan nyokap bokap dia lagi di rumah, jadi dia stay di rumah." jelas Iluvia.
Setelah selesai menghabiskan satu porsi bakso, Iluvia pamit dengan Dirga untuk segera pulang ke rumahnya. Dirga pun akan pergi ke kosan temannya yang dekat dengan kampus untuk sekedar singgah karena mengingat ia akan ada kelas lagi petang nanti.
Di perjalanan, Iluvia tidak bisa membendung rasa amarahnya lagi. Jelas saja ia marah, pasalnya Arkan menghilang selepas kelas selesai, bahkan tidak mengabarinya sedikit pun.
"Jadi yang pacarnya Arkan itu gue atau Brisia sih?!!!!" geramnya sambil sesekali memukul stir mobilnya.
Sebenarnya, ia sama sekali tidak keberatan kalau Brisia harus berteman dengan pacarnya. Iluvia tahu bahwa Brisia adalah gadis yang baik. Namun yang ia permasalahkan sekarang adalah, semenjak kenal Brisia, ia merasa Arkan menjadi tidak banyak waktu untuknya sebab harus mengurus urusan Brisia- bukan cuma sekali dua kali.
Dering telepon membuat perhatian Iluvia beralih.
Arkan🍒 is calling....
Itu panggilan masuk dari pacarnya. Iluvia memandang ke arah ponselnya, ia bahkan tidak sudi untuk mengangkat panggilan masuk dari Arkan. Tetapi lama kelamaan, karena sudah berkali-kali Arkan menelepon, akhirnya Iluvia terpaksa mengangkat panggilan itu, sembali lampu merah menyala.
"Ada apa?" katanya setelah mengangkat panggilan, langsung dengan ketusan seperti itu.
"Luv? Lo dimana?" ujarnya, nada bicara Arkan terdengar sangat khawatir.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kita, Hujan, dan Kenangan. (Squel AKdH)
Ficção Adolescente[Sebelum baca squel ini, diharapkan untuk baca terlebih dahulu AKdH1 -- FULL AKdH1 ADA DI DREAME] --------------------------------------------------------------------- Kata orang, cinta yang didapatkan dengan penuh perjuangan dan pengorbanan akan ja...