1. Sahabat

887 89 16
                                    

Pagi hari yang mendung, bahkan sangat mendung, mungkin sebentar lagi akan turun hujan, tapi itu tak menghentikan aktivitas para pelajar untuk pergi ke sekolah. Ya walaupun rasanya malas karena cuacanya juga dingin.

Gerbang sekolah SMA Pancadharma sudah di buka lebar, dan para murid juga sudah banyak yang berdatangan. Pun para motor sport yang saling bersahutan mulai memasuki area parkiran sekolah.

Mobil berwarna merah mulai memasuki parkiran, si pemiliknya langsung memarkirkan di tempat biasa, lalu setelah itu keluar dari mobil dengan anggun.

Itu Gisella Elvara perempuan cantik, berbakat, baik, dan sang primadona di sekolah. Banyak sekali cowok yang naksir padanya, tapi Gisella tidak pernah berpaling sedikitpun karena pacarnya jauh lebih sempurna di banding cowok lain.

Lalu setelah itu satu persatu pintu mobil kembali terbuka, dan memperlihatkan ada empat gadis cantik yang keluar.

Anindya Putri Auriga, orangnya tak bisa diam, cerewet, perhatian dan penyayang.

Clarissa Yunita, cantik, kalo ngomong suka gak di filter, bijak, perhatian, dan sedikit menye-menye.

Dan terakhir, Aurora Lavenia Anderson, cantik, baik hati, penyabar, penyayang, dan berbakat dalam bidang apapun. Aurora juga sama seperti Gisella, yang di gemari para cowok.

Mereka berempat langsung berkumpul di depan mobil dengan melihat ke atas awan yang sangat mendung itu.

"Yaallah semoga hujan gede supaya gak upacara, karena aku males banget yaallah, amin!!" doa Anindya penuh harap.

"Kayaknya emang bakal ujan sih, awannya juga udah mendung banget," ujar Gisella.

"Yaudah makannya kalian ikut ngedoa supaya ujan gede, terus nanti di pulangin, terus nanti kita bisa main dulu, pada mau kan?" cerocos Anindya.

"Yaelah Nin, segitunya banget," ledek Clarissa.

"Hehe iya, gue lagi males soalnya... Ralat aja, gak papa hujan sebentar asal upacaranya di skip,"

"Iya deh iya terserah lo!"

Tak lama beberapa motor sport saling bersahutan memasuki area parkiran, ada lima dan di antaranya ada yang paling depan yang pasti itu adalah sang ketua. Alres.

Satu persatu di antara mereka langsung membuka helm full face-nya. Gisella yang melihat Alres langsung berlari ke arah cowok itu.

"Morning" sapa Gisella. Alres tersenyum manis lalu segera turun dari motornya dan mendekap tubuh cewek itu.

"Morning to baby,"

"Masih pagi loh Res," tegur Alvin dengan muka yang memelas.

"Tau nih, gak dimana-mana bucin mulu!" tambah Edgar.

Aurora, Anindya dan Clarissa langsung mendekat dan bergabung dengan mereka semua. Aurora yang melihat kemesraan Alres dan Gisella hanya bisa tersenyum.

Alres yang merasa di perhatikan seperti itu, semakin merangkul tubuh Gisella dan mengusap punggungnya.

"Udahan yuk bucinnya, bentar lagi upacara nih! Jangan buat gue gak mood pagi buta kayak gini," dumel Clarissa.

"Ayok!" jawab mereka lalu meninggalkan Alres dan Gisella berdua.

Mereka berdua terkekeh, "biasalah orang-orang iri emang kayak gitu," kata Alres memutar-mutar kepalanya tak habis pikir.

***

Dan benar saja, hujan tak lama turun dengan deras sehingga membuat upacara tidak jadi. dan sekarang mereka tengah berada di kantin.

Arrora Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang