3. Berangkat Bareng

452 58 11
                                    

JANGAN LUPA VOTE DAN COMMENTNYA. RAMAIKAN YA GUYSS NO SIDERS PLEASE. KALO RAME BAKALAN UPP CEPAT.

HAPPY READING!!

-oOo-

"Makasih ya, aku seneng banget deh akhirnya kita bisa jalan berdua lagi." ujar Gisella yang kini sedang memegang es krim di taman bersama Alres. Setelah pulang sekolah, mereka menyempatkan diri untuk main sampai sekarang sudah jam tujuh malam.

"Urwel sayang. Selagi itu yang membuat kamu bahagia, aku bakal lakuin," jawab Alres. Cintanya begitu besar pada Gisella, jadi ia sangat menyayangi cewek itu.

"Kapan kamu bakal kenalin aku ke orangtua kamu Al? Aku benar-benar udah gak sabar mau ketemu sama orangtua kamu. Kan kamu udah ketemu sama Mama aku,"

Seketika Alres langsung terdiam. Harus bagaimana ia sekarang? Apa harus memperkenalkan Gisella kepada Papa dan Mamanya? Tapi ia rasa tidak mungkin.

"Pulang yuk? Nanti Mama kamu nyariin, udah malem juga," ajak Alres mengalihkan pembicaraan.

"Aku lagi tanya kamu loh... Sampai kapan sih kamu kayak gini?" serobot Gisella. Karena ini bukan sekali dua kali Alres seperti ini. Tapi sering sekali setiap dirinya ingin di kenalkan pada orangtua Alres.

"Kenapa kamu selalu nyembunyiin aku? Apa kamu takut kalo aku gak bakal di terima di keluarga kamu karena derajat kita yang berbeda? Iya? Atau-"

"Enggak! Cukup bilang kayak gitu, aku gak suka." potong Alres cepat. Lalu mendekap tubuh Gisella. "Maaf mungkin enggak sekarang. Tapi aku janji secepatnya, kasih aku waktu ya?"

"Janji?"

"Aku janji." jawab Alres dengan jari manis mereka yang tersemat.

***

Alvin memasuki perkarangan rumah yang ada banyak penjaga disana. Setelah memarkirkan motornya di bagasi, Alvin langsung masuk ke dalam rumah.

Rumah yang luas dengan interior yang mewah, ada banyak penjaga juga pegawai entah itu pembantu yang jika di hitung ada banyak jumlahnya. Ada juga asisten dan masih banyak lagi. Ya bisa di bilang keluarga Alres adalah keluarga terpandang dengan segala kekayaan yang di punya, juga ada banyak cabang perusahaan di Indonesia.

Alvin berjalan ke arah dapur untuk mengambil air minum. Rasanya tenggorokannya sangat kering dan butuh air.

"Ada yang bisa saya bantu, Den?" tanya salah satu pelayan paruh baya disana.

"Nggak Bi." jawab Alvin sopan setelah itu langsung meneguk minumnya.

"Baru pulang?" tanya seorang wanita cantik yang terlihat masih muda mendekat ke arah Alvin. pelayan wanita tadi juga menunduk tanda hormat dan pergi darisana.

"Iya Ma. Abis nganterin Aurora dulu tadi,"

"Aurora? Kenapa kamu yang anter? Alres emangnya kemana?" tanya wanita itu blak-blakan yang merupakan ibu dari Alres dan Alvin. Namanya Sinta.

Cowok itu berdengus, "tanya aja sama orangnya langsung Ma, kemana dia dan sama siapa sampe istrinya di anggurin kayak tadi,"

"Bahkan Aurora minta uang aja Ares gak ngasih, tega banget kan? Untung ada aku kalo enggak, mantu Mama pasti bakalan jalan kaki pulangnya."

"Mama juga harus tau kalo selama ini Ares memperlakukan Aurora itu buruk. Dia gak pernah peduli, jarang pulang, gak pernah kasih uang, dan malah sibuk sama dunianya sendiri." lanjut Alvin. Setelah itu pergi darisana.

"Loh... Alvin? Mama belum selesai bicara! Gak sopan kamu ya," teriak Sinta yang langsung menghentikan langkah anak bungsunya itu.

"Mama bicara aja lah sama Ares dia pasti bakal kesini, aku mau mandi loh Ma, gerah," jawab Alvin lalu kembali melangkahkan kaki.

Arrora Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang