4. Sedikit Perhatian

632 75 12
                                    

BUDAYAKAN VOTE DAN COMMENT, YA, NO SIDERS. KARENA SATU VOTE DARI KALIAN ITU SANGAT BERARTI BAGI AKU, DAN KOMENTAR KALIAN JUGA MEMBERI SEMANGAT.

HAPPY READING!! ❣️

-oOo-

"Yaampun ini Aurora sama Gisell kemana sih?! Udah jam tujuh, bell masuk bentar lagi bunyi lagi," ucap Anindya yang kini berada di depan kelas menunggu kedatangan kedua sahabatnya.

"Tau nih... Gak biasanya mereka telat, kan mereka suka tepat waktu." tambah Clarissa yang sedang memakai bedak di sebelah Anindya.

"Yaelah lo daritadi make up terus, cantik kagak, dempul iya!" sindir Anindya lalu memutar bola matanya.

"Yeu... Emang gue nge dempul apa?! Lagian ya make up itu penting, supaya cowok-cowok tuh tertarik gitu sama kita. Karena cantik itu nomor satu!" cetus Clarissa kembali fokus.

"Terserah! Bilang aja lo mau Alvin terpesona sama kecantikan lo!"

"Apaan?! Enggak!"

"Gue tau ya, kalo lo itu suka sama Alvin,"

"Kata siapa?! Enggak Nin enggak!" sargah Clarissa terus menerus. Bahkan sekarang wajahnya menjadi merah.

"Anindya? Clarissa? Kalian ngapain?" tanya Aurora yang baru saja datang. Kedua cewek itu langsung menghela napasnya.

"Astaga Ra! Lo kemana aja sih?! Untung bell belum bunyi anjir, kalo iya lo pasti bakalan kena hukum," seru Anindya. Tapi ketenangannya kembali terguncang saat Gisella belum juga terlihat.

"Ini lagi Gisell kemana sih?!"

"Gisell? Emang dia belum dateng?" tanya Aurora yang di balas gelengan oleh kedua sahabatnya itu.

"Belum! Gue kira bareng sama lo karena sama-sama belum dateng, eh taunya lo sendiri," jawab Anindya. Cewek itulah yang paling resah di bandingkan Clarissa.

"Yaudah kit-"

Ucapan Aurora terpotong dengan bunyi bell yang menandakan sudah masuk. Membuat mereka bertiga saling tatap dan mau tak mau masuk ke dalam kelas, karena yang lain juga sudah bergerombol ke kelasnya masing-masing.

'apa Gisell nunggu Ares jemput?' batin Aurora sebelum benar-benar masuk ke kelas.

***

Jika murid lain saat bell masuk ke kelasnya masing-masing, tapi berbeda dengan inti Blackmoon, mereka sekarang malah pergi ke roptoof dan duduk santai disana, dengan menghisap sebatang rokok.

"Bolos sampai pulang gak nih, boss?" tanya Varrel pada Alres.

"Pasti lah! Kan males, apalagi abis ini ada pelajaran biologi. Beh dah gak mau gue," jawab Edgar yang sedang rebahan santuy di sofa yang memang di sediakan disana. Cowok itu lebih memilih rebahan, di banding gabung merokok dengan yang lain. Karena Edgar itu anti.

"Perasaan gue gak nanya lo deh Gar.. nyambung-nyambung lo kayak listrik aja!"

"Yang penting ada yang ngejawab, daripada enggak nanti hati mungil lo kepotek," balas Edgar.

"Berisi yaelah!" sahut Daniel dengan melempar botol plastik ke arah Varrel.

"Anjir, napa gue doang yang di lempar?! Noh si Edgar juga berisik, malahan dia yang banyak ngomong!" Varrel tak terima dengan bibir yang monyong-monyong.

"Liat bibir lo, rasanya pengen gue cipok deh, Rel," timpal Alvin yang berada di sebelah Varrel. Kontan cowok itu menjauh.

"Anjirrr ada yang gay guyss!!" seru Edgar.

Arrora Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang