PROLOGUE

64 28 18
                                    

"Kamu kapan Rey main ke rumahku?"


Rhyne tidak pernah menyangka jika pertanyaan konyolnya berbuah kehilangan. Kehilangan seseorang yang ia anggap rumahnya. Sepertinya semesta benar-benar marah kepada gadis itu, tentang sebuah hubungan tanpa status yang terlalu berlebih-lebihan mengejar harap ... hingga pada akhirnya Tuhan menyadarkan bahwa dirinya terlalu jauh menjadikan seseorang menghuni relung hatinya sampai ia lupa kepada diri sendiri. Bahkan ketika dirinya merasa tersakiti pun Rhyne masih mampu menekan perasaan untuk tidak membicarakan nya dengan alasan ia ingin menghargai perasaan seseorang. Menghargai hal apa jika ia tidak berucap perihal yang dirasa? Bukankah sama halnya dengan menutup luka yang ditorehkan berkali-kali? Entahlah, Rhyne bukan seseorang yang bisa menilai dirinya sendiri dengan begitu baik.

Ia tahu dirinya bukan gadis sempurna yang memiliki segalanya, dan benar ini bukan pertama kalinya Rhyne merasa patah hati. Dan seharusnya ia tidak perlu terlalu gusar, bukan? Namun, kenapa kehilangan seseorang yang sekarang ini rasanya begitu sesak sekali?

Apakah karena ia terlalu terburu-buru menerima kehadiran seseorang dengan segala panorama kebaikannya di awal pendekatan sampai lupa menelisik lebih jauh tentang perasaan nya sendiri yang mudah luluh itu? Atau ia takut tidak menemukan seseorang yang sama di sosok yang lain?

Tidak, Rhyne tidak ingin kembali bodoh untuk yang ke-dua kalinya. Rhyne harus tegas tentang perasaannya.

Lihat saja, Rhyne bersumpah bahwa dirinya bukanlah sosok yang sama meski Semesta mempertemukan Rey dengan dirinya di ketidaksengajaan selanjutnya.

Namun, sebenarnya ... andai waktu itu Rey dengan sabar menjelaskan tentang perasaannya terhadap satu pertanyaan yang mungkin sangat mengusiknya, dengan senang hati Rhyne akan memahami. Sayangnya, Rey memilih mengabaikan Rhyne dan membuat gadis itu memutuskan untuk tidak menganggu kehidupan Rey lagi.

"Apakah ada seseorang yang menyukai rahasia? Apakah ketika ia menyukai nya, rahasia itu tidak melukai hati? Atau ... malah semakin membuat seseorang ingin lebih dalam menyelami prahara sang rahasia, menumpulkan ketajaman indra keenam untuk menggenggam segala rasa tersurat yang sedang di simpan lalu menghargai nya selama detak jantung berirama?"

--
                                                



Beautiful Feeling ( On Going )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang