Rhyne tidak begitu yakin dengan perasaannya. Caesa yang selama ini ia kenal menjadi bagian ragu mulai sekarang ini, sejak gadis itu membuka ponselnya dan hendak menghubungi Caesa karena kangen_ justru yang Rhyne kepo adalah story Caesa di WhatsApp-nya.Tentang sebuah foto. Foto seorang Caesa yang menyenderkan kepalanya di bahu seseorang. Seseorang itu memakai jaket, membuat Rhyne tanpa sengaja memutar ulang satu waktu di masa lalu, merasa dejavu dengan warna jaketnya.
Masa iya dia udah pulang? Kayaknya belum waktunya cuti kerja, deh. Tapi entahlah jika dia mengambil izin untuk cuti. Eh? Kenapa harus dia sih?! Yang punya jaket kayak gitu nggak cuma satu cowok kali, Rhyne. Nggak cuma, Reynaldi. Lupain, jangan inget-inget dia terus, Rhynessa...
Rhyne berjalan dengan perasaan tak menentu. Sembari menunggu sepupunya menjemput dirinya, gadis itu menendang kerikil kecil di tepi jalanan. Tatapan matanya tak bisa bohong jika Rhyne tengah memikirkan sesuatu. Selalu saja, ada beberapa hal di hidup Rhyne yang sulit Rhyne ungkapkan. Yang lebih sering membuat gadis itu menerkanya seorang diri lalu ketika suatu hal yang mengganjal itu sesuai dengan dugaannya, everything's gonna be okay adalah kalimat sakti penenang jiwa yang selalu Rhyne genggam.
Jantung Rhyne rasanya hampir copot waktu dia melihat story salah satu sahabatnya itu yang ke-dua, foto candid Caesa yang nyengir lebar dihadapan kamera. Tidak hanya candid, tangannya Caesa digenggam oleh seseorang. Rhyne yakin jika itu seorang cowok yang tengah bersama Caesa. Rhyne tidak bisa berhenti gelisah karena ia mengenali siapa pemilik jaket Harrington berwarna army.
Nggak mungkin, Caesa sama Rey ...?
"Rhyne? Pulang yuk?!" ajakan dari Diego yang tiba-tiba muncul disampingnya itu membuat Rhyne tercengang beberapa detik.
Setelah sadar dari lamunannya, Rhyne pun naik motornya Diego dan mereka pun pulang.
--
"Pake ih! Pakeee dong, Di, biar kita couple-an" Rhyne setengah berteriak ke arah Diego, memaksa lelaki itu menggunakan gelang dari manik-manik kayu berbandul hiu. Tidak hanya memaksa memakai gelang yang sama, diam-diam gadis itu membeli kaus berwarna soft pink bertulisan Rhyne untuk dirinya sendiri dan nama Diego untuk sepupunya.
Dua gelang yang Rhyne beli di luar kota setengah tahun yang lalu, demi memburu sesuatu yang ada hiunya Rhyne rela pergi ke Malang. Kebetulan waktu itu ayahnya Diego sedang ada agenda di Malang, jadi Rhyne bisa ikut.
Pokoknya benda apapun itu, asal bergambar hiu atau berbentuk hiu cewek itu pasti teriak histeris kegirangan. Melihatnya saja sudah cukup membuat gadis itu senyum-senyum sendiri apalagi sampai mengoleksinya.
"Apaan sih, Rhyne?! Masa iya gue disuruh couple-an sama lo? Sejak kapan lo peduli soal couple-an gini ke gue?" laki-laki itu mendecak kesal. Sedangkan Rhyne merajuk, gadis itu mengerucutkan bibir. "Ihh, masalah gitu kalau gue pengen couple-an sama lo, Di?!".
Pertanyaan heran dari Diego itu bukan tanpa alasan. Ia paham betul kalau Rhyne itu lebih suka couple-an sama sahabat-sahabat ceweknya seperti couple-an baju atau jaket dengan Meisya ataupun Mahira. Lah ini? Sepertinya Rhyne sedang kerasukan jin, pikir Diego. Tumben sekali Rhyne mau couple-an sama cowok, hal yang menurut Rhyne alay selama ini.
"Pake dong, Di! Kalau nggak ..."
Dengan malas, Diego memakai kaos itu. Ia berjalan masuk kembali untuk mengganti pakaiannya karena sebelumnya Diego memakai kemeja berwarna navy. Tak lupa juga ia memakai hoodie kesayangannya berwarna charcoal untuk menutupi kaos pink-nya itu.
Rhyne memutar mata, "Ini namanya bukan couple-an Diego kalau lo tutupin pake hoodie lo kayak gitu. Nggak kelihatan baju couple-nya".
Rhyne ngedumel lagi, membuat Diego menyentil dahi gadis itu dengan gemas. "Nih, cewek banyak mintanya!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Beautiful Feeling ( On Going )
Teen Fiction"Rumus dalam sebuah hubungan apapun itu agar tidak merasa saling tersakiti dan menyakiti adalah jangan terlalu berharap dan jangan pula memberikan harapan yang berlebihan" - Kepergian Reynaldi-cowok yang selama in...