Cuaca hari ini sangat tidak menentu. Retha sekarang sudah kembali sekolah seperti biasa. Karena cuaca hari ini tidak menentu, membuat Retha yang imun nya tidak kuat kepalanya sungguh merasa pusing.
Retha terpaksa sekolah hari ini, karena gurunya itu terus mengancam Retha dengan nilai. Retha terpaksa sekolah bukan karena dirinya takut, tapi ada ujian harian hari ini yang harus ia hadapi.
Kalau kalian mau tau ciri ciri dari seorang Retha, Retha itu punya kulit yang sangat putih rambut sebahu alis mata yang tebal dan tinggi 165 CM. Walaupun kulitnya putih, Retha tetap saja wajah pucat itu masih kelihatan.
Untungnya Retha punya satu teman yang masih mau berteman dengannya dan memperhatikan gerak gerik Retha yang semakin gelisah.
"Retha lo gapapa?. " Ayu yang merupakan teman sebangku Retha, jelas sangat khawatir dengan keadaan Retha sekarang. Tapi yang di tanya saking lemasnya, Retha hanya menjawab dengan anggukan saja.
"Apa perlu gue bawa ke uks?. " Ayu bertanya sekali lagi. Namun, lagi lagi jawaban itu hanya di jawab dengan gelengan kepalanya saja.
Hingga di mana Adam datang dengan membawa beberapa paket di tangannya.
"Pagi anak anak. "
"Pagi pak!. "
Pelajaran fisika sudah dimulai. Tapi rasa sakit Retha yang tidak berkunjung reda, membuat Ayu spontan memanggil gurunya itu untuk meminta bantuan.
Adam yang sudah kembali duduk ke kursi gurunya, Ayu yang melihat suasana sudah pas segera meminta tolong ke gurunya itu.
"Maaf Pak permisi, teman saya ada yang sakit. " Sopan Ayu menyatakan pernyataannya di depan sang guru.
"Siapa yang sakit?. " Adam yang bersuara sedikit dingin, tanpa melihat lawan bicaranya.
"Retha Pak, dari tadi badannya dingin semua. " Ayu terdengar suara yang cukup khawatir, membuat Adam seketika berhenti dengan kegiatannya dan sedikit melotot kaget.
"Bawa ke Uks sekarang. " Adam yang terburu buru dan menghampiri Retha, yang mungkin sebentar lagi gadis itu akan pingsan di tempat.
"Retha kau bisa jalan?. " Terdengar biasa saja, tapi kalau di dengar lebih detail nafas Adam sekarang tidak sangat beraturan saking khawatir nya dengan seorang Retha.
Retha mengangguk lemas, berusaha berjalan sempurna sampai di lorong sekolah, tapi beberapa langkah kemudian usaha Retha telah usai dirinya limbung ke depan. Untungnya Adam cepat menangkapnya.
Ayu sebagai teman sangat khawatir dengan keadaan Retha. Pasalnya Retha belum pernah sakit sampai separah ini.
"ASTAGA RETHA!. " Teriakan Adam membuat nafasnya memburu dan Adam sedikir berlari ke ruangan Uks.
Dan akhirnya sampai di depan pintu Uks. Karena tangan Adam yang sedang full, ia meminta tolong kepada Ayu untuk membuka pintu uksnya.
Dibaringkan Retha perlahan yang masih lelap dengan damainya. Untungnya badan Retha tidak sedingin tadi.
...
"Ayu saya boleh minta tolong sama kamu?. " Adam yang tiba tiba keluar dari ruangan Uks dan menghampiri Ayu yang sedang duduk di ruang tunggu tunggu.
"Iya pak, boleh. Bapak minta tolong apa?. " Tanya Ayu kemudian ia berdiri dari duduknya.
"Tolong sampaikan semua teman kelasmu, hari ini cukup sampai disini saya mengajar. Dan saya juga minta tolong bawa tas Retha ke ruangan saya. " Perintah Adam dan setelah itu Ayu menganggukan kepalanya.
"Tapi pak, bukannya jam kedua ada ujian fisika?. " Ayu yang nampak hendak berbalik tapi entah kenapa dirinya menghampiri guru itu kembali karena ada sesuatu yang di lupanya.
"Tunda minggu depan. "Keputusan Adam mutlak. Dengan keputusan sepihak membuat Ayu tanpa dua kali perintah melaksanakan tugasnya.
" Baik pak, kalau begitu saya pergi dulu. Ohh iya titip teman saya ya pak. "Permintaan Ayu dibalas dengan anggukan Adam. Setelah itu Ayu berlalu pergi dan kemudian masuk kembali ke dalam ruangan yang dimna Retha masih nyaman dengan pingsannya.
"Jadi Retha kenapa?. " Adam yang dari tadi sangat khawatir dengan keadaan Retha, jelas menanyakan apa penyebab gadis itu sakit dan juga pingsan.
Pengurus Uks itu melepas stetoskopnya dan setelah itu dirinya menatap Adam. "Dirinya cuma kecapean, dan juga kurang minum air putih. Tidak usah khawatir saya sudah menyiapkan beberapa obat untuk Retha nantinya. " Pengurus Uks itu kembali ke tempat duduknya.
"Semuanya diminum sebelum makan. " Perintahnya sekali lagi membuat Adam mengangguk paham.
"Euughhh." Retha terbangun dari sadarnya membuat Adam dan juga dokter uks itu segera menghampiri Retha. Dan tentu saja Adam yang melihat Retha hendak mau bangun, dirinya sigap membantu.
Melihat Retha yang kebingungan membuat Adam dengan spontan memberi tahu bahwa Retha sedang di uks sekarang. "Kau di uks sekarang, tadi pingsan. "
Retha yang masih setengah sadar, mencoba mengingat kembali dan kemudian menganggukan kepalanya paham.
"Apa yang kau rasakan?. " Suara lembut dari Adam membuat Retha menghela nafasnya sejenak.
"Sedikit pusing. " Jawab Retha seadanya. Karena walaupun sudah sadar tetap saja rasa lemas Retha belum juga hilang.
"Baiklah kalau begitu, tidurlah dulu satu jam setelah itu kita pulang. " Perintah Adam, membuat Retha yang tadinya lemas seketika bugar kembali.
"Pulang? Terus ujian fisika saya bagaimana pak?. " Kini yang merasa khawatir itu bukan lagi Adam tapi Retha. Yang dimana ia tidak mau harus kehilangan nilai fisikanya.
"Saya tunda minggu depan. Tiga hari kedepan tidak usah dulu masuk sekolah fokuslah dengan kesembuhanmu dulu. " Perintah Adam dan tentu saja dirinya tidak gampang untuk mengiyakan perintah dari gurunya itu.
Adam yang peka, melihat Retha ingin membalas perkataan segera memberhentikan gerak gerik gadisnya.
"Tidak ada bantahan dan penolakan!. "
KAMU SEDANG MEMBACA
MY LOVE TEACHER [Hiatus]
Teen FictionHanya sebatas cerita lika liku guru yang mencintai muridnya. Note : Jangan lihat dari covernya tapi lihatlah dulu isinya!