"Menikahlah denganku Retha?. "
Yang sedari tadi suasana hening entah tiba tiba Adam bersuara, membuat yang di sampingnya itu melotot sempurna di dinginnya malam hari ini.
"A-apa?. " Gugup mendadak. Retha tidak bisa membuat apa apa sekarang. "Kenapa tiba tiba begini?. "
Adam yang sedari tadi menghadap laut, kini tubuh itu perlahan lahan kembali menghadap Rethanya. "Maaf mendadak seperti ini. " Menghela nafasnya perlahan. "Aku tau ini terlalu buru buru, tapi gejolak di hatiku tidak bisa menahannya Retha. " Keluhnya menunduk. Tapi karena Adam yang mengaku dirinya gantleman kepala itu kemudian diangkatnya kembali.
"Tapi, aku masih sekolah. Bagaimana dengan masa depanku?. "
"Aku tidak akan melarangmu untuk menggapai cita citamu Retha. Bahkan aku ingin kau berkuliah di universitas impianmu. " Jelas Adam panjang lebar, guna menenangkan hati gadisnya itu.
Retha yang sedari tadi menunduk enggan mengungkap pernyataannya. Adam yang mengerti itu, mulai bersuara kembali. "Aku punya pilihan. " Karena rasa penasaran yang melanda, kepala Retha yang sedari tadi menunduk, kini kepala itu mulai mendongak untuk menanti penjelasan.
"Pilihan?. "
"Iya pilihan. Aku kan sedang melamarmu sekarang. Bagaimana kalau lamaran ini kau terima saja dulu, setelah lulus baru kita menikah bagaimana?. " Retha semakin gugup di buat Adam, padahal itu pertanyaan sepele bagi semua orang. Tapi tidak dengan Retha. Dirinya mending ujian matematika daripada dihadapkan dengan pertanyaan yang sulit begini.
Retha yang orangnya tidak gampang menyetujui, bukannya malah menjawab tapi Retha kini kembali terdiam dan menatap laut dengan tatapan yang susah di artikan.
"Masih bingung?. " Tanya Adam dengan nada yang sedikit menuntut.
Jelas sekali terpapar wajah dengan penuh harapan disana. Tapi demi menghargai harga dirinya, tidak segampang itu ia menerima lamaran ini. Ia harus mempertimbangkan dulu, apalagi ini menyangkut dengan masa depannya.
"Beri aku waktu untuk berpikir boleh?. "
"Tentu, aku akan selalu menunggu jawaban itu. "
Siapapun yang baca cerpen ini, maaf banget makin hari partnya makin pendek. Bukan berniat jahat sayang, hanya saja waktu dan tempat untuk menulis cerpen ini kurang adanya. Jadi mohon di maklumi ya, see you the next chapter🩶🩶
KAMU SEDANG MEMBACA
MY LOVE TEACHER [Hiatus]
Teen FictionHanya sebatas cerita lika liku guru yang mencintai muridnya. Note : Jangan lihat dari covernya tapi lihatlah dulu isinya!