Sudah dua minggu yang lalu sejak Retha sakit. Kini Adam sedang minggu tenang. Karena setelah ini satu minggu ke depan dirinya fokus ke muridnya untuk menghadapi Ujian Nasional.
Karena sekolah itu sedang minggu tenang, Adam memutuskan mengerjakan pekerjaannya dirumah saja. Sudah banyak kerjaannya telah selesai dikerjakannya, tapi detik berikutnya ketenangan itu terganggu tiba tiba ada seseorang yang memencet bel rumahnya.
"Sebentar!. " Karena suara bel itu terdengar kayak tidak sabaran, Adam spontan teriak dari kamarnya yang ada di lantai dua.
Langkahnya sudah sampai di penghujung dan terbukalah pintu secara perlahan.
Keduanya saling memandang satu sama lain. Adam yang dari nafasnya normal kini nafas itu begitu terdekat ketika berhadapan dengan orang yang ada di hadapannya sekarang.
"Hai Adam, gimana kabarnya?. "Suara lembut terdengar tapi bagaikan maut di telinga Adam.
" Mau apa lagi kau datang kesini?. "Terdengar dingin dan wajah yang datar, wanita itu bukannya takut tapi malah masuk begitu saja ke dalam rumah Adam.
" Siapa yang mengizinkan mu masuk!. "Dengan berusaha Adam merendahkan suaranya.
" Memangnya aku harus izin dulu? Aku kan calon istri kamu mas. "Santainya dan kemudian berdiri kembali dan menatap seluruh penjuru ruangan. " Rumahmu besar juga, Cukuplah menampung banyak anak anak kita nanti. "Pd nya yang ingin memeluk Adam tapi seketika tangan itu di tepis dengan kasar.
" Mimpi kamu! Jangan harap saya akan menerima perjodohan itu! Sekarang keluar dari rumahku atau menyeret mu dengan cara yang kasar!. "Amarah Adam sudah sampai di ubun ubun namun lagi lagi wanita itu tidak menampilkan rasa takutnya di hadapan seorang Adam.
" Okey, aku bakal pergi. Tapi dengan satu syarat! Syarat ini bukan aku yang membuatnya tapi ibumu!. "
"Apalagi Verra!. " Menghela nafasnya gusar dan Adam kembali dengan duduknya.
"Tentukan pilihanmu kau mau menerima perjodohan ini atau tidak?. " Verra dengan angkuhnya dan melipat kedua tangannya di dada.
"Saya sudah bilang saya tidak mener-. " Perkataan itu terpotong ketika satu jari telunjuk Verra mendarat di bibirnya.
"Itu keputusanmu, Adam. Apa orangtuamu menerima keputusanmu begitu saja? Aku kasih kamu dalam waktu tiga bulan. Kalau kamu berhasil membatalkan perjodohan ini dalam waktu yang di tentukan, maka perjodohan ini tidak akan berlanjut. Tapi kalau misalkan kamu gagal, mau tidak mau kamu harus menerima perjodohan ini. "
Verra menatap Adam dengan percaya dirinya.
"Tiga bulan ya? Okey!. " Adam yang tidak mau kalah dengan Verra.
"Sudah selesai kan? Jadi tolong keluar dari rumah saya, pintunya ada di sebelah kamu. " Ucap Adam yang tidak kalah sombongnya dengan Verra. Dan juga mengarahkan tangannya ke arah dimana pintu itu berada.
Verra perlahan lahan melangkahkan kakinya dengan sedikit hentakan karena benar benar merasa kesal.
"Jangan khawatir Verra, Adam akan tetap menjadi milikmu! Apapun yang akan terjadi. " Monolog Verra dalam hatinya dan berlalu meninggalkan rumah itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
MY LOVE TEACHER [Hiatus]
Teen FictionHanya sebatas cerita lika liku guru yang mencintai muridnya. Note : Jangan lihat dari covernya tapi lihatlah dulu isinya!