00. Hukuman cambuk

622 78 2
                                    

[ JENLISA SHIPPER]

JENTOP

BOTLISA

GXG

<======>

Jennie pikir mengulang waktu semua akan mudah baginya untuk memperbaiki kesalahannya. tapi, rupanya dugaannya justru salah, setelah ia mengulang waktu semuanya juga mulai berubah tidak sama seperti di kehidupan pertamannya.

Jennie jadi berpikir bahwa ini adalah karmanya, karma bagi seorang pendosa sepertinya. Seorang pendosa sepertinya tidak pantas menerima kehidupan yang damai, jennie harus menyelesaikan semua hukumannya atas dosanya di masa lalu, maka dari itu tuhan tidak mempermudah kehidupan keduanya kali ini.

Nasib Jennie seperti pepatah yang mengatakan apa yang kamu tabur itu yang kamu tuai, jadi..jangan mengeluh sebab itu semua karma atas perbuatannya di masa lalu.

Jennie tidak lagi mengeluh melainkan menerima hukuman dari alam atas dosa²nya pada semua orang yang ia sakiti terutama istrinya, Lalisa.

Setibanya di mansion Keluarga Park, Jennie turun dari dalam mobil. Jennie pikir malam ini mertuanya tidak ada dirumah, tapi sayangnya semua itu terbantahkan ketika sang mertua ada di halaman sedang berbicara dengan bawahannya.

" dari mana saja kamu?!" Suara mertuanya terdengar di telinga jennie membuat Jennie gugup setengah mati.

" saya pergi menemui teman² saya, nyonya" Jawabnya menunduk. Seketika itu juga raut wajah Rose menjadi suram.

" apa kau tidak ingat peraturan di mansion ini dan seenaknya pulang malam, Jennie kim!" Suara Rose meninggi, Jennie semakin menunduk.

" Maaf "

" ikut saya!" Perintah Rose dan Jennie mengikuti dari belakang. Sesampainya mereka di belakang mansion Jennie di suruh membuka baju atasnya hingga menampakkan tank top hitam miliknya.

" Max, cambuk dia sebanyak 100 cambukan!" Perintah Rose pada ajudannya.

Jennie menunduk tidak berani melawan, dia hanya bisa menahan rasa sakit di dalam hatinya karna dirinya sadar ini adalah kesalahannya.

Cetarrr

Cetarrr

Cetar

Suara cambukan terdengar di penjuru mansion dan itu sangat menyakitkan untuk di saksikan.

Tidak jauh dari balkon lantai 2 ada lalisa yang melihat itu, matanya meredup menahan sedih bagaimana pun kali ini ia tidak bisa mencegah perbuatan ibunya karna ia telah berjanji bahwa apapun yang omminya lakukan lalisa tidak boleh ikut campur.

Karna tidak kuat menatap kebawah Lalisa memutuskan masuk kedalam sambil menghela nafas.

""

Jam 9 malam Jennie masuk kedalam kamarnya dengan luka yang mengeluarkan darah, sakit sih tapi ia mencoba menahannya sebab ini bukan apa apa di bandingkan rasa sakit yang lalisa alami di kehidupan pertamanya.

" bersihkan dirimu, habis itu datang kesini biar aku obati lukamu" suara lalisa terdengar dingin tapi ada getaran samar yang jennie tangkap dari nada suara istrinya.

Jennie tidak banyak bicara, ia menurut dan masuk kedalam kamar mandi.

Di dalam kamar mandi Jennie tersentak kala di dalam bak mandi air hangat dengan beberapa herbal yang mampu mengurangi rasa sakit telah tersedia. Sudut bibir jennie terangkat menandakan bahwa saat ini ia sangat bahagia.

Tidak apa apa di hukum oleh mertuanya asalkan istrinya memperhatikan dirinya itu sudah cukup baginya.

Jennie buru² membersihkan dirinya takut membuat istrinya marah.

Beberapa saat kemudian Jennie keluar dari dalam kamar mandi hanya memakai handuk.

Di sofa di dalam kamar lalisa tengah menanti dirinya dengan kotak P3K ada di hadapan sang istri.

" kemarilah dan duduk!"

Jennie menurut dan duduk di hadapan lalisa" berbalik" jennie kembali menurut dan membuka handuk yang ia pakai. Bibir lalisa bergetar menahan sesak didadanya ia hanya diam dan segera mengobati luka Jennie tanpa banyak bicara.

Tubuh jennie merasakan arus hangat dari sentuhan jemari tangan lentik sang istri, hatinya berdebar² kencang menandakan bahwa saat ini dia sedang jatuh cinta.

" lain kali jangan berbuat ulah, ingat posisimu dirumah ini itu apa" suara lalisa terdengar nyelekit tapi sebenarnya gadis itu hanya tidak ingin jennie kembali di hukum oleh omminya karna masalah sepele.

Jennie tidak tersinggung sebab dia tau lebih dari siapapun bahwa saat ini gadis yang menyadang status sebagai istrinya begitu mengkhawatirkan dirinya.

Beberapa saat kemudian lalisa sudah selesai mengobati luka Jennie, gadis itu berjalan kelemari menyimpan kotak P3K di sana dan itu tidak luput dari tatapan jennie.

" apakah kamu sudah makan?" Walau terkesan dingin lalisa tetap memerhatikan Jennie karna dia adalah istrinya.

" sudah" Jennie menjawab lembut.

" istirahatlah"

" neee "

Jenlisa kemudian berbaring di atas ranjang dengan lalisa yang membelakangi tubuh jennie. Jennie tidak mengatakan apa apa selain mendekat pada lalisa dan memeluknya dari belakang.

" maaf merepotkanmu" bisiknya dari belakang dan lalisa hanya diam tanpa merespon.

Mereka pun tertidur di malam itu tanpa mengatakan apapun tapi hanya tuhan yang tau segala isi pikiran dari keduanya.

Tbc

Jennie Kim's ' REPEATING TIME'Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang