00. Rekomendasi Gedung.

469 79 6
                                    

[ Jenlisa shipper]

Jentop

Botlisa

GXG

<======>

Pagi menyingsing, udara tampak sejuk menyenangkan, di sela sela jendela kamar angin sepoi² mengalun indah menerpa kulit mulus sang pemilik Kamar.

" eungh " lenguhan lirih terdengar dari mulut sang pemilik kamar, perlahan² kedua kelopak matanya terbuka di sambut cahaya matahari yang tampak masih sejuk dan adem.

" Jam berapa ini?" Ia menoleh ke sebelah kiri menatap jam dinding yang tertempel disana.

Baru setelahnya ia menatap kearah lengannya dimana sang istri tengah terlelap cantik di hadapannya.

" menggemaskan" gumamnya mengusap pelan surai indah sang istri, dia adalah Jennie.

Tak ingin membangunkan sang istri karna ini adalah hari minggu, Jennie bergegas membersihkan diri karna hari ini ia memiliki rencana.

Sengah jam kemudian, Jennie keluar dengan pakain rapi dan juga tubuhnya yang terlihat fresh.

Sejenak melirik isrinya yang tidak memakai apapun selain selimut tebal yang menutup tubuh indah itu, seutas senyum muncul di bibir Jennie.

Tadi malam setelah mereka kembali dari mansion utama, Jennie dan lalisa melakukan malam panas yang penuh gairah.

" Maafkan aku, aku pergi dulu ya" bisiknya pelan, ia tak lupa menyediakan segalanya untuk sang istri, serta ia juga menulis surat ditemani segelas coklat panas dan juga beberapa roti selai untuk sarapan istrinya di atas nakas.

Ia tau semalam dirinya kelepasan hingga membuat istrinya kewalahan mengimbangi permainan dirinya.

Setelah memastikan semua keperluan istrinya telah siap, Jennie tak membuang waktu dan bersiap pergi menemui seseorang kenalannya.

(  ¡   _   ¡  )

Kaki jenjang milik Jennie memasuki sebuah bangunan mewah yang terletak dipinggir kota.

" oh Jennie, akhirnya kamu datang Juga" tampak seorang pria dewasa berumur 30 tahun mendekat pada Jennie dan menyambutnya begitu hangat.

" Hai Loko, bagaimana kabarmu?" Jennie memulai basa basi pada sahabatnya ini.

" aku baik Jen, kamu gimana?? Sejak menikah kamu sudah tidak ada kabar" pria bernama lengkap Loko Smith blasteran inggris dan thailand itu sedikit ketus.

Jennie menunjukkan cengiran pada loko dengan raut sedikit bersalah." Maaf Lok, selama menikah aku dan istriku menghabiskan waktu berdua tanpa ada gangguan dari siapapun. Lagian, kamu pasti tau bukan?' Bahwa menikah dengan anak konglomerat cukup menyita waktu."  Jennie menjelaskan dengan santai.

Loko paham bagaimana keadaan sahabatnya" lalu, kamu mau kemari pasti ada maunya bukan?" Tebak Loko dan Jennie membalas dengan tertawa.

" Lok, kamu yang terbaik" gurau jennie membuat Loko mendengus kesal.

" cih, kamu__ aish...katakan apa yang kamu inginkan?" Loko menatap sahabatnya ini dengan pasrah.

Kekehan keluar dari bibirnya, Jennie tau bahwa Loko saat ini sedang tertekan akibat ulahnya tapi Jennie tidak perduli.

" tolong carikan aku sebuah gedung yang cocok di jadikan perusahaan Lok, apakah kamu bisa??" Jennie menatap penuh harap pada Loko.

Pria bule berdarah campuran itu menghela nafas" ku pikir kamu mau apa, baiklah. Dengar baik² ada sebuah gedung yang akan aku rekomendasikan padamu dan terserah jika kamu mau mengambilnya atau tidak, yang jelas gedung itu memang sangat cocok untuk membangun perusahaan..menurutku."

" bangunan itu terletak di sisi kanan perusahaan L Company milik istrimu, kamu bisa mengeceknya dan menghubungi pemiliknya untuk bertanya langsung" sambung Loko serius.

Kening Jennie mengernyit sedikit ragu tapi ia tidak punya pilihan lain, baginya tempat yang sudah di rekomendasi oleh Loko itu adalah tempat bagus dan strategi. Jennie pun mengangguk.

" baiklah, aku percaya dengan saranmu. Kalau begitu aku pamit dan sampai jumpa di lain waktu, Loko." Jennie berdiri dari kursinya dan berjabat tangan dengan Loko.

" Ya sudah, pergilah sana jika kamu butuh bantuan kasih tau saja aku..oke"

" hum, oke"

Keduanya pun berpisah dan Jennie pergi ketempat yang telah di rekomendasikan oleh Loko.

(   *  '   *  )

Di sisi lain, Bibi Hanara sedang berbincang² dengan anaknya.

" Jimin, ibu ingin kamu datang pada lalisa dan tawarkan padanya untuk mengangkatmu jadi CEO di L Company. Lagi pula gqdis itu tidak mau menjadi CEO, jadi ibu yakin jika kamu berpura² menawarkan diri untuk membantunya maka ibu percaya jika tak akan lama lagi perusahaan itu akan menjadi milikmu"  hasutnya pada putra tunggalnya dengan menambahkan sedikit bumbu sebagai pancingan.

Jimin tampak berpikir hingga beberapa saat ia pun mengangguk setuju" oke, Jimin akan menemui sepupu Lisa besok." Ucapnya percaya diri.

Bibi kedua tersenyum membayangkan untuk menguasai seluruh kekayaan Park di mulai dari L Company.

" bagus, itu baru anak ibu" serunya terkekeh jahat tanpa di sadari oleh Jimin.

Sementara di lain tempat Jennie bertemu kawan lama.

" hola Jen, gimana kabarmu dan Yooram?" Dengan senyum pura² tulus ia mengarahkan pada Jennie yang telah mengetahui topengnya sejak mengulang waktu.

" maaf Naeun, sepertinya kamu salah paham aku dan Yooram telah lama putus dan saat ini aku sudah menikah"

Jennie melempar senyum palsu pada Naeun, ia tau di kehidupan pertamanya Naeun punya andil besar dalam menghancurkan dirinya bersama Yooram mantan kekasih Jennie.

Jika dulu dia terlalu bucin pada Im Yooram maka sekarang ia malah jijik melihat kerabat dari gadis itu.

Naeun menunjukkan tatapan kaget" ah Jennie, jangan bercanda. Yooram berpesan bahwa sebentar lagi ia bakal kembali kesini dan akan menemuimu" Naeun, menunjukkan raut kusut tidak karuan.

Jennie tidak terpengaruh dengan ungkapan dari Naeun" tidak masalah kamu percaya atau tidak, tapi yang jelas aku sudah menikah." Jennie menunjukkan cincin kawin dirinya hingga membuat Naeun terdiam.

Sial! Aku harus apa!

Tatapan Naeun sedikit menunjukkan kemarahan pada cincin nikah yang Jennie pakai, demi menjaga imagenya pada Jennie akhirnya Naeun memilih pergi tanpa mengatakan apa apa.

Di belakang punggung Naeun, Jennie merubah tatapannya menjadi tajam membuat Naeun ketakutan.

Tanpa menoleh Naeun melangkah dengan cepat untuk mengindari kekacauan yang mengarah untuknya.

Masih ku pantau kalian, jadi jangan merasa menang.

Jennie membantin menyeringai.

Tbc

Jennie Kim's ' REPEATING TIME'Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang