senyumnya candu

50 5 0
                                    

Sempat bingung tentang nasib persahabatanku, jikalau dia tahu perasaanku...


**




"Anak-anak saya minta perhatiannya sebentar," ucap Bu Keong, yang sedang berdiri di depan kelas bersama murid baru. "Nak, ayo kamu perkenalkan diri?"

"Hai, nama saya Angga Algara, da---"

"Annyeong Angga!" teriak Mayang. "Saranghae."

Membuat Mayang yang sangat histeris, seraya kedua tangannya sibuk membenarkan poninya itu.

Entah bahasa apa yang dia lontarkan, aku susah memahaminya, Mayang memang imute sih. Lebih imute dari diriku, mungkin aku terlalu insecure.

Kemudian Azka menggoyangkan bangku Mayang, membuatnya menoleh ke belakang.

"Saranghae, itu sejenis apa?" tanya Azka.

"Sejenis sarang burung. Mungkin!" sahut Ozi di sebelah Azka, dan diiringi tawa semua murid.

"Aku kira cendol," Azka terkekeh.

Angga memperkenalkan dirinya diiringi ocehan murid. Sedikit terekam bahwa ayahnya ditugaskan bekerja di desa lagi. Bukan seperti apa yang diberitakan culun.

Via yang menggigit jari kelingking kanannya dan pasti hatinya dipenuhi dengan bunga -bunga cinta yang bermekaran.

Kucoba melirik si Culun, raut wajahnya memancarkan tidak kesukaan.

Memang sih, Angga memiliki karakteristik tersendiri meski kata nakal yang di sandangnya sangat menonjol tapi dia tetap menjadi anak cowok populer yang digilai kaum hawa.


**


"Ozi anying!" amuk Azka yang kakinya terinjak oleh Ozi, membuatnya terjatuh. Sedangkan sang pelaku hanya tertawa. "Sini kamu taik!"

Terjadi aksi kejar-kejaran di Koridor sekolah, bukan hanya aku, tapi banyak pasang mata memperhatikan mereka. Hal ini memang sangat lumrah.

Kehilangan!

Keributan mereka membuat aku bingung mencari Via. Apakah dia sudah pulang duluan bersama Angga?

Kini sekolah mulai sepi, tak jua menemukannya. Akhirnya kuputuskan untuk pulang sendiri.

Seketika aku terbelalak ada segerombolan siswa SMA lain yang membawa senjata tajam berlari mendekat. Jelas saja, aku terdiam tak mengerti harus berbuat apa? Hanya berteriak berharap ada pertolongan.

Hap!

Tanganku ditarik seseorang untuk menjauh dari posisi sebelumnya.

Berkisar lima menit berlari mencari tempat yang aman kami mengambil napas untuk menghilangkan lelah.

"Kamu gak apa?"

Lelaki itu bertanya, membuat aku menatap wajahnya secara jelas. Dia tersenyum samar.

"Angga?"

Kepompong [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang