⚠️⚠️ WARNING ⚠️⚠️
- JANGAN PLAGIAT
- ALUR MURNI PEMIKIRAN SENDIRI
- KARAKTER MILIK MONSTAR
- KALAU BACA JANGAN PAKAI PERASAAN-
-" Nyatanya Kata 'jangan pergi' tak akan pernah bisa menahan seseorang untuk pergi "
-
-
-pagi hari yang begitu cerah, suara ayam dan burung mengiringi pagi ini, tenang— sangat tenang. Taufan berjalan dengan mengendarai skateboard yang sudah lama tak ia pakai menuju ke sekolah, masih terlalu dini untuk datang ke sekolah, bahkan tak ada seorang pun di sana hanya satpam yang baru saja membuka pagar sekolah.
" Ya Allah pan.. rajin bener lu, biasanya juga ama saudaramu " tanya si satpam ber nametag Ruslan, yang sudah cukup akrab dengan Taufan, karna terkadang saat jam istirahat atau jam kosong, pasti Taufan akan bermain kartu dengan satpam tersebut, terkadang Taufan juga diajarkan bermain catur, tapi itu dulu— ia sudah lama tidak mengobrol dengan satpam itu.
" Iya pak, lagi penasaran- gimana berangkat sepagi ini tanpa saudara ku pak " dengan menggaruk tengkuknya yang tak gatal, Taufan menjawab. Itu tak benar, dia hanya ingin menghindari sarapan bersama Amato.
" Oalah.. bapak pikir kamu bertengkar sama saudara mu jadi datang sepagi ini" ucap pak Ruslan dengan senyuman. " Ya wis, sana masuk " setelah itu Taufan masuk menuju ke kelas nya.
Di kelas ia hanya menaruh tasnya dan setelah itu pergi berkeliling sekolah, entah lah dia hanya ingin berjalan-jalan tanpa tujuan.
" Duh laper- mana belum minum obat lagi "
" Kan gak lucu kalau nanti saat ngerjain ujian sakit lagi, kuy ngantin " setelah Taufan menemukan tujuan nya, ia pun melesat menuju tempat yang bisa di bilang 'surganya para pelajar '
Terlihat sangat sepi hanya ada 2 penjual yang sedang menata jualan nya. " Untung bude murni udah datang " gumamnya sambil berjalan menuju salah satu tokoh.
" Bude murni~ "
" Eh tole Taufan toh, nyapo- sek isuk iki ws meneng sekolah, rajin bener" kata bude murni dengan logatnya.
" Hehehe.. lagi pengen bude- oh iya mau pesan nasi goreng sama air putih.. ada gak bude "
" Oh iyo onok toh.. wong iki sek isuk le "
" Hehehe.. ya udah nanti antar ke situ ya bu " ucap Taufan sembari menunjuk salah satu meja paling pojok sendiri.
Setelah itu Taufan berjalan ke meja tersebut, mendudukkan dirinya- mencari tempat nyaman untuk tidur sembari menunggu makanannya datang.
" Ternyata se-menyedihkan ini ya hidup ku " gumamnya- Taufan berusaha untuk tidur barang sejenak, namun ia tak bisa membawa matanya ke alam mimpi.
Sampai makanan datang, ia tak bisa tidur. Jadi, Taufan memutuskan- setelah selesai makan dan meminum obat akan kembali ke kelas nya.
_________________
Terlihat saat ini Taufan bermain ayunan di taman kecil dekat komplek rumah nya. Menikmati udara yang mungkin saja- sebentar lagi tak bisa ia rasakan.
" Segar.. tapi sedikit menyakitkan" bibir yang pucat, mata serta kulit yang mulai menguning itu, sedang menatap penuh luka ke langit, dengan sesekali mendorong ayunan dengan kakinya.
" KAK TAUFAN... " teriakkan dari jauh itu mengalihkan pandangan Taufan.
" Solar... Thorn" gumam Taufan saat melihat kedua adiknya berjalan ke arahnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Temporary ( Taufan) End
Short StoryTaufan ingin lebih lama merasakan kehangatan persaudaraan ini, namun sepertinya ia hampir kehabisan waktu. Apakah waktu akan memihak Taufan? Atau mungkin tidak? " Ibu.. tolong.. " " Aku takut tidak bisa melihat wajah ayah untuk yang terakhir kalin...