masa lalu

417 45 6
                                    

⚠️⚠️ WARNING ⚠️⚠️

- JANGAN PLAGIAT
- ALUR MURNI PEMIKIRAN SENDIRI
- KARAKTER MILIK MONSTAR
- KALAU BACA JANGAN PAKAI PERASAAN
-
-
Yang hilang akan tetap hilang, meskipun kau merengek sekali pun, ia tak kan kembali
-
-
_________________________________________

" ibu.. ibu— ibu gak papa " seorang anak laki-laki yang sedang membantu ibunya yang hidungnya mengeluarkan darah dan limbung.
" Gak papa cuma mimisan biasa "

" Sungguh " sang anak terlihat sangat khawatir.
" Iya.. upan, anak ibu yang paling baik " Taufan, ya dia Taufan yang berumur 12 tahun, Taufan percaya lalu menuntun sang ibu, dan membantu pekerjaan nya.

Penyesalan akan datang di akhir, itulah yang saat ini anak berumur 12 tahun itu rasakan. Ia melihat gundukan tanah dengan air mata yang mengalir.

' fan.. tetap lah tersenyum '

Memory terakhir sebelum ibunya meninggal— ia mengingat dengan jelas, ibunya mengatakan itu sebelum ia pulang dan di gantikan Amato ayahnya untuk menjaga sang ibu yang sedang di rawat.

Namun pagi ini, ia terbangun karena suara sirine ambulan di depan rumahnya— untuk mengantarkan ibunya yang sudah pergi jauh.

Di dekat gundukan yang ia lihat saat ini, ada kakaknya Halilintar yang sedang memeluk adiknya Gempa, di sampingnya lagi Blaze, ice dan solar wajah mereka penuh dengan airmata.

" APA YANG KALIAN LAKUKAN— KENAPA KALIAN MENGUBUR IBU KU "terdengar dari kejauhan tampak seorang anak kecil berumur lebih mudah dari Taufan.

" Thorn.. kenapa kesini, mana bib— " belum selesai berbicara, dari kejauhan terlihat seorang wanita yang berlari. " Maaf Amato.. dia terbangun dan melarikan diri dari ku " bibi Shanty adalah saudara Amato yang menikah dengan orang Singapura.

" HEII... BUKA— JANGAN KUBUR IBUKU " Thorn berusaha lepas dari dekapan Amato dengan meronta-ronta serta memukul-mukulnya

" Thorn tenang.. jangan menyakiti dirimu sendiri " Amato masih berusaha untuk menenangkan Thorn, namun tak ada hasil.

Taufan yang melihat itu semua, bangkit berjalan menuju Thorn dan mengusap atas kepalanya.
" Thorn.. "

" Kak upan.. huaaa tolong jangan kubur ibu " tubuh Thorn mulai luruh ke tanah, ia memeluk Taufan. Taufan hanya mengelus kepalanya dengan lembut.

" Thorn— hiks kalau kau ingin ibu, hiks j-jadilah anak yang baik hiks agar nanti ketemu ibu di surga hiks hiks Thorn" ucap Taufan dengan berusaha menahan isak namun tetap saja lolos dari mulutnya.

" Ibu bilang— jika ingin menemuinya kau harus menjadi anak yang baik.. Thorn mengerti kan "  suaranya begitu parau, dengan mati-matian ia menahan isak.

Setelah itu mereka pun pulang ke rumah yang kini hancur tanpa kebahagiaan.

Malam telah tiba dengan seribu lara yang mengundang, dekapan hangat telah pergi kini hanya selimut dingin yang menemani

Taufan— anak kecil ini sedang menenangkan sang bungsu di bangku taman belakang rumah.  Solar hanya memeluk tanpa ada suara, hingga beberapa menit ia melepas nya.

" Terimakasih kak, pelukan kak upan hangat seperti pelukan ibu " dengan suara yang serak, Solar berbicara— ia berpikir kenapa pelukan tadi sedikit mengobati rasa rindu pada ibunya.

" Ya udah ayo masuk, kita tidur sudah malam " ucap Taufan dengan tersenyum lembut

" Kak aku ingin tidur bersama ib- maksud ku k-kak upan boleh? " Hampir saja ia menyebut kan kata 'ibu'

Temporary ( Taufan) EndTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang