⚠️⚠️ WARNING ⚠️⚠️- JANGAN PLAGIAT
- ALUR MURNI PEMIKIRAN SENDIRI
- KARAKTER MILIK MONSTAR
- KALAU BACA JANGAN PAKAI PERASAAN-
-
' maaf, aku hanya ingin menyelamatkan '-
-
Mata yang memejam itu— perlahan terbuka dengan sisa air mata. ingatan segar mendera dalam otak nya, hanya satu yang ia tahu— sebentar lagi ia akan pulang.Rasa sakit di sekujur tubuhnya membuat ia merasakan sakit yang amat hebat, dia hanya mampu memejamkan mata— berdoa agar sakit ini menghilang. ' gak papa ' kata itu terus ia ucapkan dalam hati bagai mantra.
" Fan.. " Taufan yang mendengar panggilan itu pun menoleh ke asal suara dengan senyuman lembut.
" Akhirnya kau sadar... " Halilintar, ia segera menuju ke arah Taufan dengan senyuman yang merekah." Fan.. maafkan aku " seketika senyuman itu luntur— terganti dengan wajah yang lesuh. " Ini bukan salah kak Hali.. aku yang harus nya minta maaf— karna tak sopan "
" tidak.. semua yang kau katakan itu benar, aku memang pengecut " penyesalan, Taufan Baru melihat wajah sang kakak penuh penyesalan yang mendalam. " Sudahlah kak.. itu sudah berlalu " ucap Taufan dengan senyuman lebar.
" Sekarang aku tahu semuanya fan.. " ucapan Hali membuat Taufan bingung. " Aku tahu.. ayah membohongi kita.. " wajah Hali tak bisa Taufan lihat karena Hali menunduk— menahan sesuatu yang bergejolak di hatinya.
Flashback
Di lorong terlihat Halilintar yang sedang melamun, namun, tak lama dokter Rizal menghampirinya
" Hali.. tolong beritahu ayah mu untuk keruangan ku— aku harus menyampaikan keadaan Taufan lebih detail lagi.. " setelah melihat Halilintar menggaguk, dokter Rizal pun pergi.Setelah itu ia menyusul ayah nya— yang tadi berpamitan ke toilet. Saat sampai, ia melihat ayahnya sedang menelepon dan tak sengaja mendengarnya.
" Terimakasih istriku.. cepat atau lambat, aku akan mengungkapkan semua nya"
" Is—istri.. apa maksud ayah " mendengar suara dari belakangnya, Amato pun menoleh. " Hali.. " gumam Amato melihat sang anak sulung berdiri di belakangnya.
" A— ayah menikah lagi? " Ada harapan dimata anaknya— untuk menyangkal hal itu. Namun, Amato hanya diam. " Hali, maafkan ayah.. " bagai disambar petir di siang bolong— hati Halilintar hancur.
' tidak, tidak.. semuanya bohong ' ada rasa tak nyaman, Halilintar pergi meninggalkan sang ayah dengan berlari. Amato— dia terdiam, tak menyusul anaknya.
" Hali maafkan ayah" monolog Amato sebelum kembali menelpon.
" Apa kau puas? "
" Hahaha.. Amato.. Amato "
Flashback end
Taufan menunduk, Taufan tahu apa yang Hali rasakan— ia juga seperti ini ketika mengetahui kebenaran itu— dulu, tapi sekarang tidak lagi.
" Kak.. percayalah semua akan baik-baik saja " senyuman lebar itu muncul setelah sekian lama, Halilintar yang mendengar itu mendongak— matanya sudah berkaca-kaca, namun segera ia seka.
" Jangan sok jagoan.. disini yang sakit tuh kau " ucap Hali memalingkan wajahnya. " Olololo.. comelnya.. kakak ku satu ini " ucap Taufan membuat wajah Halilintar memerah seperti tomat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Temporary ( Taufan) End
Short StoryTaufan ingin lebih lama merasakan kehangatan persaudaraan ini, namun sepertinya ia hampir kehabisan waktu. Apakah waktu akan memihak Taufan? Atau mungkin tidak? " Ibu.. tolong.. " " Aku takut tidak bisa melihat wajah ayah untuk yang terakhir kalin...