⚠️⚠️ WARNING ⚠️⚠️
- JANGAN PLAGIAT
- ALUR MURNI PEMIKIRAN SENDIRI
- KARAKTER MILIK MONSTAR
- KALAU BACA JANGAN PAKAI PERASAAN-
-" Apakah anak itu beban? Entahlah orang tua saja juga pernah menjadi anak-anak"
-
-
-Akhirnya hari yang ditunggu-tunggu oleh semua murid— hari ujian terakhir. Taufan berjalan di koridor dengan senyuman yang lebar, ujian terakhir— sudah ia selesaikan beberapa menit yang lalu.
" Anjayy.. lulus nih " gumamnya di sepanjang perjalanan menuju saudara nya.
Langkah kaki Taufan terhenti di depan kelas salah satu adiknya, terlihat ada 2 saudara kembarnya dan— ayah. Senyuman yang tadi tercipta kini luntur bak cat basah tersiram air.
" Kak upan.. lihat ayah menjemput kita" tutur Gempa dengan semangat. Namun, tak ada respon dari Taufan.
" Hali.. Gempa, ayah mau bicara sama upan dulu ya, tunggu ayah disini saja.. okey " ucap Amato kepada kedua anaknya.
" Fan.. ayo bicara, jangan kabur terus dari ayah.. "
Setelah itu mereka berdua pun pergi meninggalkan Hali dan Gempa.
Disinilah— rooftop. kaki sang ayah menuntunnya untuk berbicara. Taufan sangat ingin Kabur dari sang ayah, dia tak siap mendengar kenyataan pahit itu secara langsung.
" Fan.. ayo kita selesaikan sekarang " celetuk Amato di suasana yang menurut Taufan menegangkan. " Fan.. kau sendiri yang meminta ku datang, tapi.. kau sendiri yang menghindar "
" Terus anda mau apa.. anda mau semua anak anda tau, tentang pernikahan anda selama 6 tahun tanpa kami ketahui.. " wajah yang tadinya menunduk menahan emosi, kini menatap angkuh kepada orang di depannya.
" Hanya ayah yang tidak waras yang membohongi dan meninggalkan ketujuh anaknya untuk menikah tanpa sepengetahuan mereka.. " setelah mengucapkan deretan kata dengan tekanan, Taufan memejamkan matanya.. ia harus mengontrol emosi nya.
" Fan.. ayah kan sudah bilang.. aya—"
" APAKAH ALASAN TAK INGIN MEMBAWA KENANGAN MASA LALU DI KELUARGA BARU ANDA... HAH .. Basi tau gak.... Bahkan, orang yang lebih menderita dari ayah.. tak akan pernah meninggalkan keluarganya begitu saja, dengan kebohongan yang tidak masuk akal... " Emosi Taufan sudah tak terkontrol saat ini.. hati mungil nya meronta, meminta bantuan untuk menenangkan dirinya.
" Taufan.. sopan lah sedikit ke ayah mu— jika kau masih memiliki marga Boboiboy" sentak Amato. tak tau diri anying.
" HAHAHA... dengan senang hati aku bisa membuang marga tersebut, jika yang menjadi seorang ayah seperti dirimu... Bajingan, egois dan pengecut.. "
Plakk
Suara tamparan terdengar setelah Taufan berkata demikian. " TAUFAN.. KAKAK TAK PERNAH MENGAJARI MU SEPERTI INI— TIDAK MEMPUNYAI SOPAN SANTUN. " Hali, pelaku penamparan pipi mulus Taufan. Tidak pipi mulus Taufan lecet.. awas kau Hali 😭
Tadi, Halilintar menyusul karena semuanya sudah berkumpul dan demo untuk pulang. Ia sempat melihat sang ayah dan adik pertamanya berjalan ke arah rooftop— jadi, dia menyusul nya. Tetapi, hal yang tak mengenakkan terjadi di depan matanya.
Srekk
" Kau tau apa? Kau tak lebih hanya boneka nya saja.. sebaiknya kau diam dan tutup mulut mu" ucap Taufan setelah menarik kerah seragam sang kakak.
' tidak.. ini seperti bukan Taufan ' pikiran Hali kalut setelah Taufan melepaskan tangan nya dari kerah seragam nya. Bagus fan.. 😎
" Dan anda.. bukan hanya anda yang menderita di dunia ini— jadi, jangan lebay dan merasa si paling tersakiti, seharusnya anda sebagai orang tua memberikan contoh kepada anak-anaknya.. kekanak-kanakan sekali tingkah anda.. puber kedua ya.. " ucap Taufan yang langsung menohok hati ginjal Amato. Setelah berbicara seperti itu, Taufan pergi dan di kejar Hali.
-----------------------------
Taufan terus berjalan, namun Halilintar terus saja berusaha menghentikan langkahnya. " Fan.. kenapa.. " mencegah Taufan untuk berjalan lagi.
" Kenapa, Apanya?.. udahlah kak, jangan ikut campur dalam masalah ini.. " Taufan kembali berjalan dengan mempercepat langkah nya.
" BOBOIBOY TAUFAN.. AKU ADALAH KAKAK MU, AKU JUGA KELUARGA MU.. INI MASALAH KELUARGA KAN— JADI AKU BERHAK IKUT CAMPUR ". Bentak Halilintar yang agak jauh dari Taufan.
" Kau memang kakak ku.. tapi selama ini, kau tidak lebih dari boneka nya ayah.. dan aku baru menyadari itu saat kau menamparku tadi.. " suara tertahan itu berasal dari Taufan yang sedari tadi menahan agar tidak menangis.
Setelah itu Taufan pun pergi, meninggalkan sang kakak yang mematung dengan perkataannya. Namun, saat baru keluar dari gerbang— ia melihat Fang sedang memakai headphone.
" Fang... " Gumam Taufan, ia masih merasa bersalah tentang apa yang terjadi— sampai-sampai orang yang dulu berstatus temannya itu membenci dirinya.
Namun, lamunan itu lenyap saat melihat Fang menyebrang jalan dan ada mobil yang melaju ke arahnya. Tak ada suara klakson, kemungkinan sang supir tertidur atau bisa saja pingsan.
" TIDAKKK FANGGGG AWASS.. "
BRUAKKKK
HALILINTAR POV
'Tidak, apa yang terjadi kepada Taufan, itu seperti bukan Taufan. Boneka ya!! Miris sekali hidupku— aku tak bisa menyangkal hal itu fan.. memang benar selama ini aku hanya boneka nya ayah, sungguh pengecut.' disaat aku sedang bergulat dengan hati dan pikiran ku, tiba-tiba...
" TIDAKKK FANGGGG AWASS.. "
BRUAKKKK
' Apa itu tadi, itu suara Taufan ' aku pun berlari keluar gerbang, dimana adikku menghilang. Aku melihat kejadian yang mengerikan— banyak darah yang mengalir dijalan, dari kedua Sukma yang tertidur di jalanan.
HALILINTAR POV END-------------------_--------------------+-------------_---------
Sampai jumpa malam kamis atau rabu ok
Ehekkk
KAMU SEDANG MEMBACA
Temporary ( Taufan) End
Short StoryTaufan ingin lebih lama merasakan kehangatan persaudaraan ini, namun sepertinya ia hampir kehabisan waktu. Apakah waktu akan memihak Taufan? Atau mungkin tidak? " Ibu.. tolong.. " " Aku takut tidak bisa melihat wajah ayah untuk yang terakhir kalin...