Setelah makan malam usai, mama Ashel tadi menyuruh Azizi dan Marsha untuk memanggil Ashel karena anak gadisnya itu belum makan. Dan di sinilah kedua orang itu sekarang. Di depan pintu kamar Ashel, namun sama-sama diam. Menunggu salah satu di antara mereka berdua untuk mengetuk pintu kamar Ashel.
"Ketok, Sha" Suruh Azizi sambil sedikit mendorong tubuh Marsha.
"Ihh, Kak Zee aja!" Marsha mundur selangkah, lalu mendorong tubuh Azizi juga.
"Lo aja, Sha"
"Gak mauuuu Kak Zee aja"
"Loh, kan lo temennya"
"Ngaca! Lo temen dia dari orok"
"Tapi tuaan gue, Sha. Adik gak boleh ngebantah kakak"
"Gimana sih? Harusnya kakak yang maju paling depan kalo ada bahaya"
"Maksud lo, Ashel berbahaya?" Azizi mengernyitkan dahi.
"Eeeuuum gak gitu.." Marsha kelabakan sambil mengibaskan tangannya.
"Gak papa, Sha. Emang bener bahaya kok" Ucap Azizi sambil menahan tawa. Diikuti Marsha yang juga nyaris tertawa kencang yang kemudian dengan sigap Azizi menutup mulut Marsha agar tidak kelepasan tertawa.
Tiba-tiba pintu kamar itu terbuka lebar, menampakkan wajah masam dari pemilik kamar itu. Azizi dan Marsha yang tadi sibuk menahan tawa, seketika terdiam.
"Oh gitu? Bagus ya lo berdua. Udah berani ngatain gue dari belakang"
Tanpa Azizi dan Marsha sadari, sebenarnya dari tadi Ashel hendak keluar. Namun tertahan karena ada suara berisik dari kedua temannya itu.
"Hehehehe Acel sayang, mau minta dibeliin apa, manis? Jadi minta Vario-nya?" Azizi merayu Ashel sambil memijit bahu Ashel dari belakang.
"Ashel, besok mau gue contekin gak pas kuis? Hehehe" Marsha mengipas-ngipas wajah Ashel menggunakan tangannya.
Ashel memutar kedua bola matanya malas, lalu berjalan menuju meja makan.
Saat makan pun, ketenangan Ashel terusik karena kedua sahabatnya ini.
"Cel udahan marahnyaaa ih"
"Iya..kita beli tahu bulat aja yuk? Gue nginep deh hari ini"
Begitulah kira-kira rayuan dari Azizi dan Marsha.Kemudian Ashel menghentikan aktivitasnya di meja makan itu. Melipat tangannya di depan dada, terdiam beberapa saat.
"Kalian pikir gue mau beli tahu bulat?" Ucap Ashel sambil menatap tajam mereka berdua. Sedangkan yang ditatap hanya terdiam.
"Jelas mau lah! Ayok!" Ucap Ashel yang sudah selesai dengan urusan makannya itu. Lalu menarik kerah baju Azizi dan juga tangan Marsha.
"Bisa yang normal aja gak narik gue nya?" Protes Azizi tak terima.
***
"Ngapain lo nyariin Aldo?"
"Ada urusan dikit" Jawab Azizi ketika ditanya oleh seseorang yang duduk di sebelahnya di kantin.
Saat ini, kedua orang itu tengah menyantap siomay sambil memandang lurus ke arah meja Aldo dan teman-temannya.
"Mau daftar jadi member warnetnya?" Orang di sebelahnya kembali bertanya.
"Hmm, sekalian kali ya?" Azizi balik bertanya.
Orang yang dari tadi duduk di sebelah Azizi ini menatap Azizi heran. Dia menangkap gelagat mencurigakan.
"Anjir, mau lu hantam dia?" Tanya orang itu.
Azizi tertawa mendengarnya. "Enggak kok, Juned. Tapi gak tau nanti. Tergantung apa yang gue hadapi nanti sesuai sama pikiran gue atau enggak"
KAMU SEDANG MEMBACA
METANOIA
FanfictionBagaimana jika dalam lingkaran pertemanan mu, masing-masing menyimpan hal yang tidak menyenangkan dalam hidupnya yang secara tidak langsung mengubah mu menjadi dirimu yang sekarang? Mari temukan jawaban itu bersama-sama dengan 3 orang sahabat ini! I...