1. |SAK| Takdir yang berjodoh

58 13 0
                                    

1. TAKDIR YANG BERJODOH

Sukabumi, 2020

"Pagi Ambu, Abah. " Ucap seorang gadis berkerudung cokelat sambil menyibakkan kain gorden yang menjadi pembatas antar dua tempat.

Gadis itu menyalami satu persatu punggung tangan kedua orangtuanya, yang kini sedang duduk bersampingan di sofa panjang dengan wajah berseri-seri. Kecuali untuk abahnya.

"Pagi sayang. " Jawab Semi ceria, ibu dari gadis itu.

Setelah salim, Komori kemudian mengambil sebuah benda lembut di sampingnya. Lalu memeluk bantal besar itu dengan posisi siap duduk di atas sofa yang hanya bisa di duduki oleh satu orang.

Tak lama pandangan Komori sukses teralihkan pada seorang pemuda yang kini sudah siap dengan pakaiannya yang sangat rapih. Dia juga tampak duduk di atas sofa yang agak jauh di seberangnya.

"Nuju aya cariosen naon Bu, Bah? " Tanya Komori. Sambil melirik penasaran.

"Hu'um, jodoh si aa teh udah ada dan fiks bakal di nikahin. " Jawab Semi. Ibu dari gadis itu berujar dengan nada girang gembira.

"Beneran?? Siapa? Kok teteh baru tau? Aa gak cerita nih... " Sahut Komori terdengar dibuat-buat.

"Bukan begitu, gak ada waktu aja buat cerita. " Ungkap Sakusa. Dia memandang gadis manis yang disebut sebagai adiknya.

"Tapi aa nya udah setuju mau nikah? Emang udah siap? " Komori menahan gelak tawanya sambil memandang wajah Sakusa yang tidak berubah sama sekali. Mirip seperti abahnya Ushijima, selalu saja datar.

"Teu kenging kitu teh. " Kata Ushijima dengan suara beratnya.

"Ehehehe... Tapi bah bener deh, coba tanya gimana reaksi temennya si aa kalo tau si aa mau nikah. Pasti sami sareng teteh. " Ujar Komori masih tersengih-sengih menahan senyumnya.

"Kayak abah pas masih muda atuh. " Semi mendekat kearah anak keduanya sambil bicara dengan suara berbisik.

"Sebelas dua belas kan bu? " Sahut Komori iseng. Berakhir dengan tawa ringan yang ibu dan anak itu keluarkan secara bersamaan.

Sakusa hanya diam memandang keduanya tanpa berbicara atau bahkan memisahkannya. Namun, tidak lama abah memanggil namanya pelan.

"Nanti malam kita bakal ketemu sama orang tua calon jodoh kamu di vila pondok halimun. Sekalian di sana ada acara syukuran gede punya rekan abah. Bisa a malam ini? " Tanya Ushijima dengan suara berat khas milik bapak-bapak yang sudah berkepala empat.

"InsyaAllah bah, Kiyoo coba beresin tugas kuliah cepet biar pulangnya gak kesorean. " Jawab Sakusa sambil mengangguk.

Lalu keduanya pun diam.

Sebenarnya keluarga Sakusa ini sangat cemara, harmonis, dan nyaris hampir tidak ada masalah. Tapi hubungan antara ayah dan anak sulung ini sangat amat canggung dan datar karena sama-sama mempunyai sifat serupa.

Wanita paruh baya dengan kerudung motif hitam putih itu hanya tersenyum maklum melihat interaksi keduanya yang sama-sama gengsi dan canggung. Padahal aslinya mereka sayang satu sama lain.

Komori sebagai anak gadis orangtuanya dan adik dari kakaknya hanya bisa mesem-mesem ikut seneng, lucu aja gitu liatnya. Tapi tiba-tiba pikirannya teringat sesuatu.

"Bu, Ambu. " Panggil Komori dengan suara kecil.

"Kulan teh? " Sahut Semi menyadari intruksi dari anaknya untuk mendekat. "Aya naon? "

"Mori keingetan sama teh Akaa, awalnya Abah jodohin aa sama si teteh kan? Terus gimana sekarang si teteh nya? Nggak marah? " Tanya Komori pelan-pelan karena pertanyaan ini agak sensitif. Tidak sopan sebenarnya bisik-bisik di depan orang lain jika sedang berkumpul.

Suara Arahan Khidmat [Haikyuu Religi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang